CHAPTER 447

306 31 1
                                    

CHAPTER 447

Betapa beratnya bila mengorbankan orang lain. Itu jelas berbeda bila mengorbankan diri sendiri.

Bahkan Panglima Mu Gu Cheon, yang mencoba membangkitkan moral para prajurit dengan mengorbankan dirinya sendiri, tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya, saat mendengar perkataan Yeowun.

'Keluarga dan kerabat ...'

Kesempatan yang Yeowun berikan ini, adalah sesuatu yang dia dapatkan dalam kata-kata Mu Gu Cheon.

Karena Yeowun paham, jika dia memberi pilihan antara nyawa prajurit dan nyawa para Panglima, alhasil semua klan akan memilih untuk bertarung sebagai satu kesatuan.

Namun, Yeowun menemukan ide untuk menguji niat pengorbanan mereka dengan melibatkan sanak keluarga mereka sendiri.

'Dia membawa dilema.'
Bukan hanya dia. Bahkan para Panglima lainnya pun sama.

Untungnya, Panglima #4 Biksu Sathi dan biksu lain dari klannya tidak memiliki anggota keluarga.

Tapi reaksi semua orang menunjukkan bahwa mereka terganggu oleh kata-kata Chun Yeowun. Bahkan Peng Gyu sampai terjebak.

'Ini...'

Peng Gyu tidak tahu harus berbuat apa saat melihat tatapan dingin Chun Yeowun. Apapun akan baik-baik saja, tetapi upaya Chun Yeowun untuk mengguncang keteguhan para prajurit, sepertinya berhasil.

'Aku tahu dia pintar, tapi Lord dari Sekte Iblis ini benar-benar ...'
Hong Pilwoo menggelengkan kepalanya.

Dirinya, selaku ketua Asosiasi Pengemis, juga tidak memiliki anggota keluarga. Jadi dia bisa melihat seluruh situasi dengan cara yang luas dan tenang. Satu gerakan Chun Yeowun ini sudah cukup untuk memecah belah kekompakan fraksi.

'Aku bisa memahami perasaan para prajurit, tetapi yang lain ...'

Di antara mereka ada kelompok tentara sukarela dan tentara bayaran yang bergabung dalam barisan mereka. Mereka adalah penganut keadilan sebagai ideologi mereka. Dan jelas, tidak mungkin bagi mereka untuk memilih kematian tanpa sebab.

'Ini perlu diatasi!'

Mereka harus menemukan solusi yang tepat. Bukan hanya Hong Pilwoo, tetapi semua Panglima lain berada dalam dilema, hingga tidak dapat berbicara.

Tentu sulit untuk mengorbankan nyawanya sendiri, tetapi lebih sulit lagi bila mereka harus menyeret sanak keluarga mereka sendiri ke lubang kematian mereka.

Saat butuh waktu lama dalam memilih, riak perpecahan pun tumbuh.

Woong!

'Jika keluarga para Panglima lebih penting, apakah itu berarti kita sebagai prajurit yang akan mati?'

'Bahkan selama masa pendidikan, mereka semua selalu didoktrin tentang pengorbanan demi keadilan. Bukankah itu hanya omong kosong belaka?'

'Kemunafikan apa lagi ini!'

Bisikan kecil dari semua regu mulai bisa terdengar. Chun Yeowun menikmati saat melihat mereka.

Lucunya, para Panglima selaku penganjur sikap rela berkorban malah berada dalam dilema saat dibutuhkan.

'Terlepas dari waktu atau usia, watak ini tidak pernah berubah.' Rasanya seperti melihat karakter enam klan Sekte Iblis dimasa lalu.

Menambah waktu bagi mereka untuk berfikir lagi, sepertinya sia-sia. Perlahan Chun Yeowun mulai mengangkat tangannya.

Srrr!

Pendaran cahaya biru muncul di Pedang Es yang mematung di udara, menunggu perintah untuk menembak kapan saja.

NANO MACHINE 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang