°•♥︎ 𝕬𝔫ᦋ𝕜𝖆𝔰ꪖ d̷𝖆𝔫 𝕭i̴᭢ᡶ𝔞𝖓g҇ ♥︎•°
*°•♥︎. 𝕺ɾισɳ .♥︎•°*.
.
.
Didalam sebuah rumah kita akan selalu menemukan setiap hal sederhana yang terasa hangat entah itu berupa tepukan atau pun usapan lembut dari sentuhan penuh kasih dari orang tua. Anak dini memerlukan banyak waktu menyenangkan bersama kedua orang tuanya, menikmati masa yang mungkin tidak akan terulang kembali dihari tua. Hanya saja tak semua anak mendapatkan keberuntungan semacam itu. Tak semua anak terlahir dengan orang tua, kadang mereka hanya diberi tulang dan mental baja untuk tetap melanjutkan hidup.
Tanpa kita sadari kadang kita sering abai akan tatapan sendu anak yang mungkin terlihat iri atau mungkin ingin mendapatkan hal yang sama seperti apa yang kita dapatkan. Sorot mata akan kerinduan biasanya akan menunjukkan betapa gelap hari-hari nya bertahan sendirian didunia tanpa keadilan.
Sejujurnya dunia tidak sekejam yang kita pikirkan. Kadang kita hanya butuh waktu untuk beradaptasi lebih banyak dilingkungan sekitar, membutuhkan lebih banyak jiwa tangguh yang mengerti bagaimana hidup yang sebenarnya.
Bintang pemuda bermata tajam yang dari kecil sudah menyaksikan kerusakan keluarga nya. Ia telah melewati masa sulit bertahun-tahun, ia mendapatkan kekerasan dari sang ayah hingga kehilangan wanita yang telah membawanya lahir kedunia. Akibat tempramen sang ayah yang tak terkendali menghancurkan jiwa sang ibu hingga dia harus berakhir meninggalkan bintang untuk selamanya.
Seorang lelaki bermata hazel menaiki satu persatu anak tangga yang terhubung dari atas rumah pohon didepan rumah asuh tempat tinggal nya. Setelah berhasil masuk kedalam rumah pohon, lelaki itu mendapati pemuda lain yang tengah duduk sambil menatap keluar dari lubang kotak yang ditandainya sebagai jendela rumah minimalis itu. Si lelaki bermata hazel mulai menghampiri, duduk disamping pemuda itu. Si lelaki yang ternyata lebih dulu datang langsung menyadari atensi si mata hazel lalu ia pun menoleh kearahnya.
"Lo bawa apa tuh?" Cowok yang lebih muda seolah tergiur dengan sebungkus roti yang ada digenggaman lelaki yang lebih tua.
Pemuda pemilik onix hazel indah itu langsung saja menyerahkan bungkusan roti yang ia bawa pada si cowok bermata bulat.
"Buat gue nih?"
Si pemilik onix hazel mengangguk singkat.
" Halal ngga nih, jangan-jangan dari nyolong lagi "
"Lo ini pilih-pilih banget sama makanan ya, gue udah dapetin itu dengan susah payah tau. Lo tinggal makan aja apa susah nya sih"
Pemuda bergigi kelinci itu mengembalikan bungkusan kuenya kembali pada si pemberi.
" haram, lebih baik lo balikin aja"
" Kalo gue balikin yang ada gue dihajar masal, ri "
" kalo gitu jangan nyolong lagi, tobat bang gue ngga suka lo jadi penjahat kayak gini"
Lelaki bermata boneka itu tampak menahan geram atas semua perkataan nya yang tidak pernah digubris sekalipun oleh si lebih tua.
" Kalo ngga suka, buang aja, nggak papa " si pemuda beronix hazel memindah alih bungkusan kue nya kembali pada tangan si lebih muda.
" Tapi ini haram, bang, haram.. ngga boleh dimakan" lain halnya mulut yang terucap, lain juga tangan yang satu persatu mencomot kue kedalam mulut.
" kali ini gue maafin, tapi jangan diulangi lagi, tuhan ngga suka anak yang panjang tangan "
![](https://img.wattpad.com/cover/325521792-288-k200497.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa dan Bintang Orion [Slow Update]
Fanfiction[lokal fiction] . Ada sosok pemuda yang begitu tegar melewati hari esok dalam lubang kegelapan usai kepergian sang ayah kepangkuan sang kuasa. Mana kala kesunyian tidak lebih buruk dari kebisingan, yang dia lakukan hanya mendengarkan isi hati nya s...