ADBO 🌠 - 16

135 14 6
                                    


♥︎𝕬𝔫ᦋ𝕜𝖆𝔰ꪖ d̷𝖆𝔫 𝕭i̴᭢ᡶ𝔞𝖓g҇ ♥︎•°
*°•♥︎. 𝕺ɾισɳ .♥︎•°*

.

.


Dua wanita cantik paruh baya duduk bersama diatas kasur, dengan Shara yang tengah memegang surat tanda ia telah mengadopsi seorang anak dari sebuah yayasan kasih.

"Sebaiknya buang jauh-jauh surat itu, mbak. Kamu nggak akan tau kapan angkasa tau kebenaran tentang dirinya. Kamu mungkin akan kehilangan angkasa saat itu, dan angkasa mungkin akan kecewa sama kamu, mbak"

"Meski aku bakar sekalipun itu ngga akan menghapus jejak apapun, ris. Itu malah bakal menambah rasa bersalah mbak, rasanya nggak ada cara lain selain menyimpan nya rapat-rapat kayak gini"

Kedua wanita paruh baya yang masih setia cantik diusia 40 tahunan itu tengah sibuk mendiskusikan hal yang sangat tersembunyi diantara keluarga mereka, terutama angkasa.

"kenapa nggak coba mbak simpan dirumah ibuk aja?"

"Kamu tau sendiri kan, ibuk aja dulu ngelarang aku adopsi anak, mana mau dia simpan surat itu buat aku, ris. Sampe sekarang aja ibuk masih nggak mau anggap angkasa cucu nya, mau sampe kapan angkasa diperlakukan nggak adil kayak gini. Kasihan dia"

"Mbak bener, emang jalan yang terbaik kita sementara menjauh dulu sama ibuk. Tapi mbak, mbak udah kasih tau ibuk kan soal kematian mas riyo? Kayaknya kita udah terlalu lama nggak pernah kasih kabar keibuk, udah hampir setahun juga kita nggak pernah kesana, kita juga nggak pernah tau kan apa ibuk baik-baik aja di jogja"

"Aku udah kasih kabar ke ibuk, Tapi ibuk minta dateng kesini, ris. Aku udah bilang nggak usah tapi dia masih ngotot pengen kesini, gimana dong?"

Rissa- adik dari shara ikut panik saat tahu sang ibu akan datang kerumahnya. Bukan apa, tapi ini soal angkasa, anak itu belum diterima sepenuhnya oleh sang eyang. Kalau sampai keduanya bertemu maka itu hanya akan melukai hati angkasa.

"Terus ibuk katanya bakal datang kapan?"

"Lusa"

.

Seperti apa yang dibilang kemarin lusa, sang ibu benar-benar akan datang kerumah mereka. Hingga akhirnya shara dan rissa mau tak mau harus mempersiapkan jamuan untuk menyambut kedatangan sang ibu sekaligus nenek bagi ketiga putra shara.

Taksi yang ditumpangi oleh eyang berhenti didepan pelataran rumah bibi rissa. 4 penghuni rumah itu sudah berdiri didepan teras dengan menunggu eyang yang sedikit kesusahan keluar dari mobil, shara, rissa, wira dan angkasa mendekat untuk sigap membantu eyang.

"Gimana tadi perjalanan nya, buk? Lancar?"

"Tadi ada kendala macet dikit dijalan, tapi sekarang Alhamdulillah ibuk udah sampe kesini dengan selamat" ujarnya dengan masih ada aksen jawa yang kental.

Wanita paruh baya itu berjalan tertatih sambil berpegangan pada kedua putri nya, maklum saja, wanita setengah abad itu sudah dimakan usia jadi tubuhnya tidak bisa bertopang sendiri sebab juga banyak penyakit persendian yang sudah menyerangnya.

"Seharusnya ibuk minta aja aku yang jemput tadi, kalo begini kasihan ibuk pasti capek"

"Udahlah, ibuk ini pengen hidup sehat jadi sesekali perjalanan jauh sendirian nggak papa, orang biasanya juga gitu" ujar eyang setelah ia baru mendudukkan diri disofa ruang tamu.

Angkasa dan Bintang Orion [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang