ADBO 🌠 - 11

173 19 6
                                    

♥︎ 𝕬𝔫ᦋ𝕜𝖆𝔰ꪖ d̷𝖆𝔫 𝕭i̴᭢ᡶ𝔞𝖓g҇ ♥︎•°    
    *°•♥︎. 𝕺ɾισɳ .♥︎•°*   

.

.

Shara dan kedua putra nya memutuskan kembali kerumah mereka didesa usai mengunjungi angkasa ke kantor polisi daerah jakarta selatan. Ya⎯⎯ angkasa di kirim kerumah tahanan yang ada diibu kota cukup jauh dari pemukiman tempat tinggal keluarga. Hal itu pun membuat shara mau tak mau harus meninggalkan rumah mendiang suaminya agar lebih dekat saat mengunjungi sang anak di penjara. Dan dengan keputusan itu shara mengambil tindakan untuk berpulang kerumah saudarinya yang ada di kota.

"Ma, kita beneran bakal pergi dari rumah ini?" Hendra muncul dari balik pintu.

"Iya, dra. untuk sekarang kita akan tinggal sama tante mu. Dia sendirian disana, sekalian kalo kita mau jenguk angkasa jadi ngga terlalu jauh juga" ujar shara sembari menata segala pakaiannya kedalam koper.

"Terus gimana ladang sama ternak? Siapa yang ngurus kalo kita pergi. Itu wasiat terakhir dari papa loh, ma. Mama tega ninggalin itu semua"

"Sekarang kita udah ngga punya apa-apa, dra. Mama udah jual semua ternak dan menggadaikan ladang buat lunasin utang papa dan kebutuhan hidup kita selanjutnya"

Hendra yang sebelumnya tidak tahu apa-apa tentu sangat terkejut. "Sejak kapan papa punya utang?"

"Mama juga ngga tau, papa ngga pernah ngomong apa-apa sama mama. mama bahkan baru tau waktu orang-orang bank tadi siang dateng kerumah kita. Mereka menagih kalo ngga dibayar secepatnya rumah ini akan disita"

Hendra terdiam. Konflik dalam keluarga nya tidak berhenti berdatangan semenjak kepergian papa, kini mereka bertiga yang harus berusaha bertahan untuk tetap bangkit melanjutkan hidup ditengah keadaan krisis yang membelenggu.

"Kenapa mama ngga bilang dulu sama hendra sama bang wira kalo mama bakal ambil keputusan ini?"

"Mama bener-bener lagi terdesak. Mereka memaksa karena katanya udah nunggak 4 bulan. Jadi mama akhirnya ngga punya pilihan dan terpaksa gadaiin rumah sama ladang" ujar shara yang sedang dalam tekanan berat dipundaknya.

"Kenapa harus rumah sama ladang sih, ma"

"Karena cuma itu yang kita punya. Kalo mama ngga segera ambil keputusan ini kita mau makan apa? Selama ini kita cuma bisa bergantung sama papa" shara hanya berharap putranya dapat mengerti posisinya sekarang sebagai ibu tunggal.

"Justru karena cuma itu yang kita punya, mama ngga seharusnya jadiin itu sebagai jaminan "

"Mama ngga tau lagi, dra. Mama bener-bener minta maaf. Mama yakin papa kamu juga pasti ngertiin kondisi kita, jadi ngga papa ya" shara juga merasa bersalah, namun ia tidak bisa melakukan apapun lagi, almarhum suaminya tidak meninggalkan apapun untuk mereka tetapi justru meninggalkan utang yang harus dibayar. Hidupnya sudah benar-benar tamat, terlebih putranya sedang dipenjara, dan mereka juga menagih denda selama angkasa ditahan dikantor polisi.

"Sekarang ayo kemasi barang-barang kamu, kita akan pindah hari ini"

"Ini terlalu mendadak, ma. Jangan sekarang" hendra masih tidak siap bila ia harus pergi dari rumah yang penuh kenangan masa kecilnya itu.

Shara mendekat, mengusap bahu putranya pelan. "Dra, kamu udah besar sekarang, kalo udah besar berarti kamu seharusnya paham kondisi kita saat ini. kita ngga punya pilihan lain, mama ngga bisa ngerawat kalian sendirian tanpa seorang laki-laki. Mama pikir kita perlu pergi untuk waktu yang lama ketempat yang jauh untuk melupakan rasa sakit"

Angkasa dan Bintang Orion [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang