ADBO 🌠 - 7

168 18 7
                                    

°•♥︎ 𝕬𝔫ᦋ𝕜𝖆𝔰ꪖ d̷𝖆𝔫 𝕭i̴᭢ᡶ𝔞𝖓g҇ ♥︎•°
*°•♥︎. 𝕺ɾισɳ .♥︎•°*

.

.

.

Atreya mendorong bintang masuk kedalam gudang, bintang terjatuh diatas lantai dingin nan berdebu disana. Atreya maju mendekat kearah putra didiknya itu dengan membawa tongkat besi berukuran sedang ditangan nya. Lalu ia pun memukulkannya kepunggung bintang.

Lelaki paruh baya itu terus saja memukulkan tongkat baseball nya pada cowok itu tanpa henti seolah tak ada belas kasihan sedikit pun.

Namun tiba-tiba saja rion datang lalu menahan lengan atreya dari belakang, dia langsung mengunci pergerakan atreya dengan sekuat yang ia bisa.

"Cepet lari bang!!" Intrupsi nya dengan suara keras seraya tangan nya yang sibuk mencekal tangan atreya, namun bukan nya mencoba kabur pemuda yang coba ia tolong itu justru hanya terduduk diam dilantai tanpa bergerak sedikitpun.

"Bego! Cepetan lari!" Rion mencoba menyadarkan bintang dengan bentakan dan umpatan kekesalan, karena ia sudah tidak bisa menahan atreya lebih lama lagi, tenaganya sudah cukup terkuras karena kekuatan orang dewasa tidak sepadan dengan kekuatan nya yang masih belum matang.

Disela kesempatan atreya memanfaatkan keadaan rion yang sudah melemah, atreya langsung menendang kaki rion membuat anak itu terjatuh kesakitan setelah nya, atreya pun dapat meloloskan diri dengan mudah dari bocah 17 tahun itu.

Bintang yang tak bisa melihat sang adik terluka segera menghampiri untuk membantunya berdiri.

" Lo ngga papa? "

"Gue ngga papa" jawab rion berucap pelan untuk  memberitahu kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari diri nya.

"Cih, ini ngga lagi maen teater. ngga usah manja gitu kali. luka kecil doang juga" suara yang terdengar dari atreya mengalihkan atensi mereka berdua. "Pergi sana, ganggu aja" ujarnya yang diajukan pada rion.

"Engga, rion ngga akan pergi, sebelum bapak mau ngelepasin bang bintang!"

"Cik, ngelepasin dia? Jangan harap. Gue akan ngelepasin dia kalo dia udah bisa balikin duit yang udah dia ambil dari gue. Dan sebaiknya lo ngga usah coba halangin, karena selagi gue masih berbaik hati ngasih kesempatan buat lo kabur lo seharusnya cepetan kabur... Tapi kalo ngga mau juga ngga papa sih, gue jadi punya dua mainan disini"

"Pak, udah cukup!" ardan tiba-tiba datang setelah dia mendengar suara sayup-sayup dari gudang belakang.

Cowok jangkung itu mendapati kedua adiknya ada didalam gudang bersama atreya. Kedatangannya rupanya telah menjadi pusat perhatian ketiga orang didalam sana.

"Satu c**unguk lain datang lagi, mau kalian itu apa sih, gue cuma punya urusan sama c**unguk yang itu, bukan kalian berdua, kalian itu ngga diundang"

"Pak, tolong jangan ada kekerasan lagi. Bulan ini udah ada dua anak yang pergi dari panti gara-gara bapak, bapak pikir itu karena apa? Karena ini. Bapak cuma menganggap kami mainan"

"Terus lo pikir gue akan mikirin kata-kata lo itu? Ngga akan.. lo yang harusnya bisa terbiasa sama cara didik gue, kalo pun ada yang keluar ya silahkan. silahkan jadi gelandangan"

Pria itu berdiri congkak dengan melipat kedua tangannya didepan perut.

"gue ngga bisa ngelepasin mangsa gue gitu aja, kita harus seneng-seneng dulu, baru gue akan lepasin" senyuman menyeramkan tercetak diwajah menua atreya, membuat ketiga orang anak yang ada diruangan yang sama dengan nya bergidik ngeri.

Angkasa dan Bintang Orion [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang