•♥︎ 𝕬𝔫ᦋ𝕜𝖆𝔰ꪖ d̷𝖆𝔫 𝕭i̴᭢ᡶ𝔞𝖓g҇ ♥︎•°
*°•♥︎. 𝕺ɾισɳ .♥︎•°*.
.
.
Siang itu ardan berhasil menemukan keberadaan bintang, dia ternyata menginap dirumah pohon. Mungkin tempatnya memang cukup tersembunyi karena hampir ada diatas pucuk pohon dan tertutup dedaunan yang sudah lumayan lebat, tapi dirumah kecil itu tempatnya cukup stategis untuk diketahui oleh atreya, jadi dibilang aman pun sebenarnya tidak aman. Karena rumah kecil milik bintang masih dekat dengan area panti ayahnya.Bintang mau tidak mau harus menghabiskan lebih banyak waktu nya diatas pohon, ia tidak bisa meleluasa naik turun dari tempat tinggal nya saat ini, sebab itu akan sangat berbahaya kalau sampai sang ayah tahu.
Posisi nya kini mungkin sedang terancam. karena meskipun atreya tidak bisa memanjat masuk kerumah pohon milik nya, dia mungkin bisa saja menelorongkan sapu lidi dari bawah pohon untuk menangkap basah dirinya.
" Bang, Lo ngga bilang ke bapak kalo gue disini kan? "
"Engga, lo tenang aja, gue ngga akan bilang "
" Terus lo ngomong apa ke bapak? "
" Gue ngomong gue ngga berhasil nemuin lo "
" Kenapa lo boong demi gue?"
" Gue kan boong demi kebaikan, bukan demi lo, ge er amat "
Bintang tersenyum tipis saat mendapati respon ardan yang demikian. Berbeda dengan raga yang justru memberikan petuah, ardan tanpa berkomentar apapun ternyata diam-diam melindunginya.
" Makasih "
" Sama-sama"
Setelah nya hanya keheningan yang tercipta, hanya berdominasi dengan suara anak-anak yang sedang bermain dihalaman, dan mereka berdua memperhatikan aktivitas para bocah-bocah itu.
Saat tengah sibuk mengamati anak-anak dari atas rumah pohon, tangan bintang terangkat mencabut sesuatu yang terpasang ditelinga nya. Benda berbentuk earphone itu baru saja membantu nya mendengar dengan baik untuk beberapa saat lalu.
Ardan sedikit terpekur saat baru menyadari kalo ternyata bintang memasang kembali benda itu ditelinga nya setelah hampir belasan tahun tidak pernah dipakai nya. "Lo.. ngambil.. itu.. tanpa.. izin?"
" Iya kenapa? Asalkan bapak ngga tau gue bebas dong ambil ini dari dia? "
"Tapi, tang lo bakal—"
" Kena masalah maksud lo? Tenang aja gue bisa urus masalah gue sendiri bang "
Ardan menghela nafas panjang, merasa sudah pasrah dengan sikap bintang yang keras kepala.
"Terserah lo aja deh, tang. Gue udah capek sama kelakuan lo. Yang kali ini beneran hadepin sendiri ya, gue ngga mau ikut campur"
.
.
.
Dalam perjalanan yang panjang menuju kampung halaman, ketiga anak adirajasa itu hanya saling terdiam didalam mobil dengan pikiran masing-masing. Angkasa dengan sesuka hati meminjam bahu wira untuk tiduran dan wira yang pasrah lebih memilih menatap keluar jendela sedangkan hendra yang menggantikan posisi wira menyetir berusaha fokus menatap kejalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa dan Bintang Orion [Slow Update]
Fanfiction[lokal fiction] . Ada sosok pemuda yang begitu tegar melewati hari esok dalam lubang kegelapan usai kepergian sang ayah kepangkuan sang kuasa. Mana kala kesunyian tidak lebih buruk dari kebisingan, yang dia lakukan hanya mendengarkan isi hati nya s...