Pabella

31.7K 3.1K 26
                                    

~

INI BUKAN MIMPI!

Sudah dua hari dia terjebak di sana. Di dalam novel Wangja. Isabel benar-benar asing dengan tempat itu. Pun dengan segala kehidupannya sekarang.

Hanya satu yang ia syukuri.

Entah bagaimana, wajahnya kembali muda. Tubuhnya memang tidak seindah saat ia berusia 25 tahun. Tapi tak masalah. Nanti juga tumbuh sendiri. Yang jelas wajah lembutnya, ia sangat suka!

Wanita yang mengaku Mamanya itu bernama Fiona Domine. Ayahnya? Tidak ada! Dalam kehidupan ini pun, Isabel tidak punya Ayah. Mereka sama-sama meninggal.

Waktu itu, ketika Fiona berteriak meminta bantuan dokter, beberapa orang dengan baju putih datang memeriksa.

Entah apa yang mereka simpulkan, katanya Isabel harus berkonsultasi dengan psikolog. Kemungkinan ada masalah dengan mentalnya kata salah satu dokter itu.

Dan Fiona langsung menggandeng seorang psikolog untuk memantau kondisi anaknya. Bahkan setelah kembali dari rumah sakit, Fiona masih saja meminta psikolog itu untuk datang.

"Nyonya Fiona, berapa kali saya harus jelaskan? Saya bukan anak Anda. Saya anak Nyonya Arini. Dan tempat ini, bukan tempat tinggal saya." Isabel masih keukeuh saat Fiona membawanya masuk ke dalam sebuah rumah. Fiona hanya mengangguk selagi menyeretnya masuk. Ia sama sekali tidak mempercayai apapun yang Isabel katakan.

"Nanti jam lima, dokter Lana datang. Mama mohon, kamu silahkan bicara baik-baik sama dia yah?" Pinta Fiona lembut. "Nak, kalau kamu tidak mau mengingat apapun kejadian di sekolah gak papa. It's oke! Tapi setidaknya ingat Mamah. Kita cuma berdua nak, jangan seperti ini." Fiona beberapa kali mengusap tangan dan rambut Isabel dengan mata yang berkaca-kaca hingga membuat Isabel tertegun. Ia kemudian membiarkan Isabel masuk ke dalam sebuah kamar lalu meninggalkannya sendirian.

Isabel sempat terdiam sejenak. Melihat Fiona putus asa seperti itu membuatnya merasa bersalah. Meski sejak awal dia tidak pernah berbohong mengenai identitasnya, namun ternyata sikap itu melukai Fiona.

Saat di rumah sakit, Isabel sempat membuka internet. Informasi artis, nama tempat, nama-nama tokoh penting, bahkan nama hotel tempatnya bekerja pun tidak ada dan sangat jauh berbeda. Tempat ini, benar-benar pure buatan Nyonya Arini. Dan satu lagi. Nama Fiona Domine ternyata sangat dikenal di sini. Seorang penyanyi papan atas single parent yang memiliki penampilan dewi. It's Arin's Imagination!

Kenapa dan apa alasan Isabel bisa tersedot ke dalam novel buatan ibunya sendiri masih misteri. Ia sempat berpikir mungkinkah Ibunya ingin menyampaikan sesuatu melalui novel ini? Entahlah.. Yang jelas, dia harus memikirkan cara supaya bisa keluar dari sana dan kembali dengan kehidupan normalnya.

Ruangan itu tentu sangat asing. Semua serba minimalis. Dekorasinya sangat girly. Namun tumpukan buku pelajaran berjejer rapi. Beberapa note yang tersusun dalam beberapa warna tertempel di sisi layar komputer. Tulisannya apa? Isabel bahkan tidak mengerti satupun. Hampir semuanya dalam bahasa asing. Hanya ada satu yang bertuliskan LACI dengan sticky note berwarna kuning tertempel di pojok kanan bawah layar komputer.

Isabel langsung membuka laci meja itu, dan hanya menemukan beberapa pack sticky note baru. Ia membuka laci kedua, hanya ada beberapa box pulpen dengan berbagai warna. Sangat banyak hingga Isabel menebak mungkinkah Pabella menjual pulpen untuk membayar sekolah?

Isabel mencari laci-laci yang lainnya termasuk laci yang ada di lemari nakas dan juga laci di dalam lemari pakaiannya. Ternyata laci terakhir hanya tempat Pabella menyimpan celana dalam. Isabel menyerah. Mungkin tulisan dalam note itu tidak ada arti khusus.

Pesona Antagonis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang