Putus dengan Aksara

25.2K 2.7K 65
                                    

~

Kenyataan bahwa Pabella mengacaukan alur novel membuat Isabel makin stres. Ia terkekeh sendiri saat mengingat Pabella pergi setelah membuat novel Ibunya berantakan.

Oh.. Tunggu! Mungkin saja bukan salah Pabella kan? Mungkin alurnya memang seperti itu? Pantas saja kalau Sandra terlihat tidak bersahabat kepadanya. Ternyata karena ini? Setidaknya Isabel mulai membuka beberapa lembar cerita.

Baiklah.. Misi utamanya sekarang adalah menjodohkan Sandra dengan Aksara! Fokus! Gue harus pulang. Gumam Isabel saat kedua kakinya sudah berada di depan gerbang sekolah lagi.

Beberapa orang kembali berbisik. YA! Gue balik lagi dari kematian! Memangnya kenapa? Isabel kembali bergumam dalam hati. Rasanya ingin berteriak dengan lantang. Tapi apa boleh buat? Keberaniannya terkikis sejak datang ke tempat terkutuk ini.

Tapi ayolah.. Dia butuh tambahan kekuatan untuk hari ini. Dari mana pun asal kekuatan itu, tolong masuklah!

Isabel menghirup udara pagi itu dalam-dalam. Berharap bisa menambah energi ekstra. Semoga.

Merasa puas dengan udara segar yang ia dapatkan, Isabel mulai melangkah maju. Melewati gerbang utama dengan yakin. Lapangan utama berhasil ia lewati dengan mulus. Lalu koridor utama, dan akhirnya tangga menuju kelasnya.

Di ujung sana sudah terlihat pintu kelas orang-orang biadab itu. Angkasa. Orang itu sudah Isabel tandai merah. Kejadian terakhir kali, bukan lagi bullying.Tapi percobaan pembunuhan.

Sampai Isabel masuk ke dalam kelas, beberapa mata tertuju padanya. Termasuk Angkasa yang terkekeh saat melihat Isabel.

" Weeiiisss.. Dapat nyawa baru kayaknya?" Sarkas Gandi saat Isabel duduk di bangkunya biasa.

Aksara tiba-tiba bangkit dan meminta Isabel untuk pindah ke bangkunya.

"Ow... Pahlawannya mulai beraksi.." Seru temannya yang lain. Beberapa orang terkekeh termasuk Angkasa. Sandra melihat Isabel tak suka. Tentu saja dia cemburu.

Tapi gak ada waktu untuk memikirkan perasaan Sandra. Setidaknya Isabel perlu bertahan hidup dulu. Orang-orang ini mengerikan. Sementara ini dia harus menghindari mereka. Sampai menemukan celah untuk melwan dengan cara praktis dan elegan. Kalau bisa satu pukulan saja. Pikir Isabel.

Seorang guru masuk ke dalam kelas dengan sebuah buku di tangannya. Seluruh siswa menyambut dipimpin oleh Sandra. Isabel kembali paham skemanya. Sandra adalah ketua kelas di sini.

Pelajaran dimulai. Sandra sempat kembali melihat ke belakang dengan wajah penuh ancaman. Isabel menoleh ke arah Aksara yang terlihat cuek. Ia hanya fokus pada bukunya.

Hanya ada satu hal yang sekarang harus ia lakukan. Yaitu menjauhi Aksara. Kalau Pabella menjalin hubungan dengan Aksara, artinya mereka harus putus.

~

Waktunya makan siang.

Masih bertahan tanpa babak belur sampai makan siang adalah pencapaian terbaik. Isabel bahkan bisa merasakan makan siang di kantin mewah sekolah elite. Bukan lagi EDR (Employee Dinning Room) di tempatnya bekerja.

Tapi semua kesenangan itu rusak saat geng Angkasa datang. Ada Gandi, Adrian, Dirga, juga Glen. Orang-orang sinting yang mencoba membunuhnya di kolam kemarin. Mereka bahkan bisa lolos tanpa peradilan apapun. Sekolah macam apa ini? Gerutu Isabel.

Itu dia! Angkasa melihat Isabel. Ia tersenyum dan berniat mendekat. Namun kalah cepat. Aksara tiba-tiba datang dan duduk di hadapan Isabel sambil membawa satu tray makanan.

"Heh! Angkasa mau duduk di sana!" Gandi langsung menyundul kepala Aksara. Seolah tuli, Aksara hanya diam dan melanjutkan makan.

Curr!

Pesona Antagonis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang