~
Seperti biasanya, Sandra makan sendirian di kantin. Siang itu entah ada angin apa, sangat sedikit siswa yang datang ke kantin. Mungkin mereka sedang fokus mempersiapkan ujian Minggu depan. Sekolah gila itu memang sangat mementingkan urutan.
Jika kamu bukan orang kaya, maka berusahalah menjadi pintar. Maka tidak akan ada yang berani menindas. Beruntung Sandra termasuk anak yang cerdas. Meski tak ada seorang pun yang tau jika dirinya adalah anak dari seorang pembantu.
Sandra bahkan mengubah namanya dari Sandra Puspita, menjadi Sandra Jenn. Jenn adalah nama samaran adik kandung ibunya yang menjadi seniman terkenal.
Semua orang di Antariksa mengira Sandra adalah anak dari Jenn. Tapi nyatanya, mereka hanya paman dan keponakan saja. Bahkan Jenn sudah tiga tahun tidak pernah pulang. Kerjanya hanya berkelana ke luar negri dan kembali membawa lukisan-lukisan hebat lalu menggelar pameran. Dengan cara itu, Jenn terkenal dan menghasilkan banyak uang. Tapi semua itu sama sekali tidak berpengaruh pada Ibunya. Mereka seolah hidup masing-masing tanpa saling mengenal.
Inilah lingkaran setan di Antariksa. Jika kalian kaya dan terkenal, kalian aman sampai lulus. Namun jika kalian miskin dan bodoh, maka akan seperti itu. Gumam Sandra ketika melihat dua orang bodoh sedang melayani anak lain yang terlihat sebagai Raja.
Anak yang sedang duduk dengan kaki di meja itu bernama Dirga. Anak dari Presiden Grup Airnastion. Grup yang berkecimpung dalam puluhan tempat wisata di negri itu. Bahkan salah satunya memiliki wahana terbesar di Dunia. Ngeri.
Ketiga anak-anak lain itu, adalah anak pemilik Hotel besar, anak anggota DPR, dan anak pengusaha textile. Kekayaan mereka otomatis diurutkan berdasarkan jumlah uang.
Dan dua anak bodoh yang melayani mereka itu, sama-sama anak pengusaha dan pedagang. Sepertinya kekayaan mereka juga tak main-main. Tapi memang kalah jika dibandingkan dengan Dirga.
Sandra sesekali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya selagi melihat dua anak bodoh itu ketakutan. Ia bahkan terkekeh kecut saat melihat salah satu dari mereka mengelap sepatu Dirga dengan dasi miliknya.
Dan..
Ini dia Rajanya.
Angkasa Ara Sirius. Nama dengan berbagai kesombongan itu terpampang jelas pada paras yang tak pernah bosan di pandang. Tapi jangan lama-lama memandanginya kalau gak mau mati. Gumam Sandra dalam hati.
"Hei.." Angkasa tiba-tiba duduk di hadapan Sandra. Beberapa kroni Angkasa juga duduk tak jauh dari sana. Mereka bahkan memerintahkan kumpulan Dirga untuk diam. Tak ada satupun dari mereka yang berani membantah. Gandi bahkan hanya menunjuk-nunjuk saja selagi memberi kode pada mulutnya dengan jari telunjuk.
Sandra mulai curiga. Ia terlihat sedikit ketakutan. Matanya mulai mencari sosok Aksara. Namun nihil. Aksara tidak ada di sana. Setidaknya jika ia meminta bantuan, Aksara pasti membantu. Bukan karena alasan yang sama dengan Pabella. Tapi karena wanti-wanti ayahnya yang meminta Aksara melindungi Sandra saat di sekolah.
"Pulang sekolah ada waktu?" Tanya Angkasa terlihat malu-malu. Adrian sempat menoleh dan berusaha menahan tawa. Gandi langsung menyundul kepalanya hingga ia tak berani menoleh ke arah Angkasa lagi.
"Gue sibuk." Jawab Sandra ketus. Ia bahkan hendak pergi selagi membawa serta tray makanannya.
Namun bukan Angkasa namanya jika hanya sampai di sana.
BRAKK..
Bukan! Tidak ada pukulan apapun. Angkasa hanya menahan tangan Sandra hingga membuat tray miliknya jatuh berceceran di lantai.
"Sorry.." Ucap Angkasa yang kali ini terlihat merasa bersalah. Sandra semakin heran. Sejak kapan Angkasa sopan seperti ini? "Pulang sekolah, gue tunggu di cafe Gim.." Tak menunggu lama lagi, Angkasa langsung pergi setelah mengatakan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Antagonis (End)
FantasyIbu Isabela meninggal dunia meninggalkan sebuah novel yang belum tamat. Setiap hari Isabela dihantui para fans ibunya yang semakin menggila menuntut untuk menyelesaikan cerita. Sedangkan, Isabela sendiri tidak pernah sekali pun tertarik dengan dunia...