~
Angkasa datang bersama para kroninya. Kali ini tanpa Dirga. Hanya ada Adrian, Glen, dan dua kroni baru Tian dan Joy. Siapa mereka? Tak penting! Yang jelas, Wangja butuh followers untuk terlihat lebih keren kan? Karena tanpa kalian, Raja bukan apa-apa! Hehe..
Isabella sudah tersenyum senang saat melihat Angkasa dan rombongannya masuk ke dalam kelas. Paras sempurnanya selalu saja menghipnotis semua orang. Jangan! Jangan lihat dia! Rasanya Isabel ingin menutup semua mata orang yang kini menikmati pesona mematikan sang Wangja.
Isabel dengan percaya diri menghampiri Angkasa kemudian bergelayut manja seolah ingin memperlihatkan pada semua orang jika Angkasa miliknya.
Namun mengejutkan. Bukan hanya Isabel, tapi semua orang yang ada di sana pun heran saat melihat Angkasa menepis kasar tangan Isabel.
"Kenapa sih?" Tanya Isabel heran.
Angkasa masih belum menjelaskan. Ia malah berjalan ke arah bangku Dirga. Diikuti Isabel yang masih menuntut penjelasan.
Street Brakkkk!
Angkasa menyibak semua buku-buku yang sedang Dirga gunakan di atas meja. Tak hanya sampai di sana.
BRAAKKKK ..
Angkasa mengangkat meja itu, kemudian membantingnya sebarang. Dirga terkekeh tak terima. Ia paham jika Angkasa sedang mencoba membuat masalah dengan Isabel. Tapi haruskah sampai menghancurkan mejanya? Dirga terkekeh tak percaya.
"ANGKASA!" Jerit Isabel.
"Kalian kemarin ngapain berdua-duaan di minimarket?!" Angkasa berteriak. Semua orang langsung berbisik-bisik seketika. Adrian bahkan tak menyangka jika ada masalah seperti itu antara Angkasa dan Dirga.
Isabel tertegun. Ia sempat melihat Dirga mencoba mencari jawaban. Tapi nihil. Tak ada yang Dirga katakan. Dia hanya diam tak menjawab.
"Kita cuma kebetulan ketemu Sa.." Alasan klise ini yang bisa terpikirkan oleh Isabel. Dirga bahkan hanya terkekeh dan sikapnya membuat semua orang salah paham.
Dirga bangkit. Tangannya ia masukkan ke dalam saku, dan dengan santai berkata,..
"Tanya sendiri sama cewek Lo. Dia yang minta ketemu sama gue." Masih dengan santai, Dirga melengos pergi setelah membuat salah paham makin runyam.
Angkasa bahkan hampir mengejar. Namun Adrian menahan. Tentu saja, mereka teman dekat, Adrian tak ingin melihat kedua temannya baku hantam hanya karena masalah cewek.
"Sa.." Isabel kembali berusaha mengamit tangan Angkasa yang bahkan langsung di tepis tanpa sempat bertemu. "Dengerin dulu.." Pinta Isabel.
"Dengerin apa? Sejak awal Lo memang ada niat ketemuan sama dia kan? Lo bahkan bilang kengen sama nyokap? Kangen apaan?! Nyokap Lo ada di apartemen gue sampai malam. Lo berani bohong sama gue?" Semalam Angkasa memang sempat melihat Nyonya Fiona di rumahnya setelah dia pulang dari rumah Dirga.
Entahlah.. Mengapa kedua Ibu mereka bisa sedekat itu padahal sebelumnya pernah saling menyakiti. Tapi sudahlah.. Hal itu tak perlu dibahas sekarang.
Isabel kebingungan. Tak tega sebenarnya. Tapi Angkasa harus memastikan Isabel tetap hidup jika memang berniat mengejarnya ke sana.
"Lo gak bisa dipercaya Bel.." Pangkas Angkasa yang lalu pergi meninggalkan Isabel yang masih tertegun. Entah bagaimana ia menyelesaikan kesalahpahaman ini! Dan Dirga?! Kenapa dia seolah menambah-nambahkan? Dia makin memperumit.
Kini semua orang berbisik. Bahkan sebagian lagi memandang jijik. Isabel kini terpojok. Ungkapan Angkasa tadi bagai terompet perang. Angkasa pasti tak akan menyangka seberapa hebat pengaruh ucapannya pada semua orang yang ada di Antariksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Antagonis (End)
FantasyIbu Isabela meninggal dunia meninggalkan sebuah novel yang belum tamat. Setiap hari Isabela dihantui para fans ibunya yang semakin menggila menuntut untuk menyelesaikan cerita. Sedangkan, Isabela sendiri tidak pernah sekali pun tertarik dengan dunia...