Fantasyland park

16.5K 2K 29
                                    

~

Masih di dalam ruangan UKS. Isabel mengobati luka Angkasa menggunakan segala peralatan yang ada. Begitu antiseptik luka itu dibubuhkan, rasa sakit di tangan Isabel pun menghilang.

"Masih sakit?" Tanya Isabel. Kini ia paham dengan maksud Telepati dalam buku catatan itu. Antara dirinya dan Angkasa, sepertinya memiliki ikatan untuk berbagi rasa sakit.

Kenapa harus seperti itu? Apa karena niatnya untuk menyerah pada Angkasa?

"Sakit.." Jawab Angkasa.

"Bohong!" Isabel tak percaya. Rasa sakit di tangan kanannya pun sudah menghilang. Artinya, rasa sakit Angkasa pun sama-sama memudar.

Isabel sengaja menekan kembali luka itu.

"Aaagh.." Rintih Angkasa kesakitan. "Gila lu yah!" Angkasa gemas selagi menahan rasa perih di tangannya. Namun kali ini Angkasa tak berbuat apapun pada Isabel. Hanya bisa menahan emosi tanpa berniat menyakiti lagi. Penyesalan karena mencekik kemarin membuat Angkasa enggan melakukan hal yang sama lagi.

Otak Isabel memikirkan hal yang berbeda. Telepati nya sudah berhenti? Ia tak lagi merasa sakit. Lalu bagaimana jika Angkasa kembali terluka?

Isabel bangkit. Berdiri berhadapan dengan Angkasa yang tengah duduk di atas ranjang. Heran, tingkah Isabel mulai mencurigakan. Angkasa makin waspada. Biasanya Pabella sering melakukan hal-hal gila.

Plakk!

Benar saja! Pabella menampar Angkasa tiba-tiba tanpa aba-aba, juga tanpa alasan yang masuk akal. Kini tidak ada yang terjadi! Tidak ada rasa sakit di pipi yang sama dengan Angkasa lagi. Kenapa kali ini tidak bekerja?

Plakk!

Lagi!

"PABELLA!" Angkasa tentu geram karena di tampar tanpa alasan. Bahkan dua kali. Namun anehnya, Angkasa kali ini lebih sabar dan sama sekali tak membalas.

Sadar Angkasa pasti marah, Pabella langsung bergegas lari.

"MAAAFFFF!" Teriak Isabel selagi berlari terbirit-birit.

Angkasa mengusap kedua pipinya dan hanya bisa menggeleng sambil terkekeh sendiri.

"Cewek gila.." Ujar Angkasa. Senyuman di bibir itu masih belum hilang.

Gak masuk akal memang. Akhir-akhir ini, cewek aneh itu selalu menganggu pikiran Angkasa. Entah apa alasannya. Apapun yang dia lakukan, meskipun kesal tapi menjadi candu.

~

Kencan.

Aksara sudah menunggu di bawah pohon Pinus seperti biasa. Isabel melihatnya. Padahal ia sempat lupa dengan janji yang sudah ia buat sendiri. Tapi sudahlah. Kencan sama Idol K-pop apa ruginya?

Aksara sudah memakai kaos polos berwarna hitam. Celana cokelat muda kebanggaan Antariksa masih ia kenakan. Tas Ransel hitam melengkapi penampilan sempurnanya. Entah mengapa kulit Aksara terlihat bersinar memakai baju hitam itu. Apalagi ketika senyumannya merekah begitu melihat Isabel mendekat.

"Hai.." Sapa Isabel. Aksara makin tersenyum lebar. Dia tampan.. Entah ada bisikan setan darimana, namun Isabel pun mengakuinya.

"Haii.."

"Kita mau kemana?" Tanya Isabel.

"Yuk.. Ikut aja!" Ajak Aksara. Isabel pun tersenyum dan mengikuti. Ia sempat melihat seragam lengkap yang masih ia gunakan. Apa tidak apa-apa hanya memakai seragam seperti ini? Kalau pakai jaket di cuaca panas begini apa gak berlebihan? Ah sudahlah. Kenapa repot amat dengan penampilan? Toh Aksara pun sama sekali tidak protes. Pikir Isabel.

Pesona Antagonis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang