~
Uap Humidifier terlihat romantis mengucur diantara cahaya matahari hangat yang masuk melalui kaca jendela. Isabella kembali bangun di rumah sakit. Kali ini ruangan nyaman dan besar. Fix. Ini rumah sakit mewah dunia Wangja.
Seorang wanita elegan terlihat sedang sibuk mengotak-atik ponsel miliknya di sofa panjang itu.
"Mah.." Lagi-lagi suaranya seperti tikus kejepit. Selalu seperti itu ketika bangun dari tidur panjangnya. Ditambah, tubuhnya benar-benar payah. Semua tulang-tulang berasa linu. Bahkan untuk digerakkan saja butuh tenaga ekstra.
Wanita dengan dress berlekuk itu langsung terkesiap. Suara kecil itu sangat dinanti-nantikan olehnya. Ia bergegas menghampiri Pabella dan sontak langsung memeluknya.
Dia menangis. Bahkan saat mendengar suara yang terasa seperti rintihan itu untuk pertama kalinya. Jika saja bisa berganti tubuh, ia rela menanggung semua rasa sakit itu asalkan anak kesayangannya tak lagi merasa sakit.
"Ya Tuhan, Pabella!" Tak ada kata-kata lain selain itu. Fiona hanya bisa menangis tanpa henti melihat anaknya sudah kembali.
Ya!
Isabella kembali.
Asap abu-abu itu kuncinya. Entah siapa yang menentukan kapan datangnya asap sialan itu. Namun yang jelas, bagai teleportasi, Isabel bisa keluar masuk ke dunia yang berbeda setelah menerjang asap itu.
~
Tidak ada tanda-tanda kemunculan Angkasa sejak Pabella kembali ke dunia Wangja. Dan hari ini, hari pertama Isabel kembali ke Antariksa. Seharusnya kabar sudah menyebar mengingat Pabella dengan sengaja membuat beberapa postingan di akun sosmed-nya. Ada beberapa orang yang berkomentar bertanya soal kapan dia kembali ke sekolah. Meski tak mengenalnya, Pabella tetap menjawab berharap Angkasa melihat.
Dan untuk kesekian kalinya, Isabel kembali berdiri di hadapan pintu gerbang besar Antariksa yang kini terbuka lebar. Entah apa yang akan ditemukan di dalam, namun rasa rindu pada seseorang sudah tak lagi bisa ditahan.
Baru saja satu langkah, tiba-tiba mobil hitam mewah berhenti tepat di belakangnya. Isabel tak peduli siapa yang nantinya keluar dari mobil itu. Ia hanya ingin segera mencari seseorang.
Namun pandangan mata orang lain terhadap mobil itu membuat Isabel pun merasa penasaran.
Memangnya siapa?
Pintu belakang mobil terbuka. Seseorang dengan seragam Antariksa keluar dengan santai. Bukan hanya satu orang. Melainkan satu pasang.
Itu Angkasa, dan Sandra. Ia bahkan dengan gentle menghalangi bagian atas mobil supaya tidak ter-katuk pada kepala sang dewi.
A*n*ing!
Angkasa melihat jelas Pabella mematung memperhatikan gerak-geriknya. Namun aneh. Angkasa terlihat tak peduli dan hanya senyum-senyum berdua saja dengan Sandra selagi berjalan melewatinya.
Isabel terbakarr!
Apa maksudnya ini? Berapa lama aku pergi? Padahal Nyonya Fiona bilang, Isabel hanya koma dua Minggu saja. Secepat itukah dia berubah? Pikir Isabel.
Jawabannya tentu tidak bisa ia dapatkan begitu saja. Hanya tokoh-tokoh itu yang bisa menjelaskan.
Tapi SUMPAH! Bahkan melihat punggung mereka saja berasa ingin mencabik-cabik. Bisa-bisanya Angkasa se-santai itu saat melihatnya untuk pertama kali. Apalagi malah sibuk dengan gandengan baru. SIAL! Isabel menggerutu sendiri. Padahal ia sempat membaca pengakuan cinta Angkasa padanya ketika di dunia nyata.
~
Kesal sampai ubun-ubun, saat di kelas pun Isabel masih melihat tingkah alay mereka yang terlihat makin akrab. Bikin mual. Sebenarnya dari tadi Isabel sudah menggenggam buku tebal untuk ia lempar ke arah mereka. Syukur-syukur mengenai wajah so cantiknya Sandra. Atau mungkin hidung mancung Angkasa gitu, biar dia gak cakep-cakep amat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Antagonis (End)
FantasyIbu Isabela meninggal dunia meninggalkan sebuah novel yang belum tamat. Setiap hari Isabela dihantui para fans ibunya yang semakin menggila menuntut untuk menyelesaikan cerita. Sedangkan, Isabela sendiri tidak pernah sekali pun tertarik dengan dunia...