Dylan benar-benar pada keputusannya. Seseorang suruhan Dylan mengantar sebuah koper kecil yang berisi peralatan milik Dylan pagi itu. Selang beberapa lama Dylan datang dengan setelan jas rapinya siap mau berangkat ke kantor.
"Pagi, Lani-nya Dylan."
"Kamu.. nggak becanda kan?" Lani masih tak percaya dengan keputusan Dylan.
"Nggak. Kenapa?" ucap Dylan santai.
"Dylan, tempatku nggak cukup bersih buat orang kayak kamu. Nanti kalau kamu sakit gimana?"
"Kan ada kamu."
"Dylan.."
"Ayo, berangkat. Aku ada meeting pagi ini dengan beberapa calon investor."
"Investor?"
"Ya. Oya, kamu kerja hati-hati. Aku kan nggak bisa jagain kamu setiap saat. Ingat, jaga jarak dengan O'neil. Dia pria yang berbahaya."
"Kamu segitu takutnya sama O'neil."
"Aku nggak takut sama dia. Aku cuma khawatir sama kamu. Kamu mau sarapan apa?"
"Nggak. Aku udah minum susu tadi."
"Yakin?"
"Iya!" Lani berdecak sebal. Sementara Dylan hanya terkekeh kemudian merangkul bahu Lani.
Tuhan, pingsan sekarang pun aku rela!! ucap Lani dalam hati.
"Kamu tumben pake sopir?" dahi Lani berkerut saat melihat audy hitam terbuka bagian jok penumpangnya. Seorang pria muda mengangguk hormat padanya di samping pintu mobil yang terbuka.
"Iya. Aku lagi pengen duduk deket-deket sama kamu." jawabnya santai.
Lani hanya bergumam menyembunyikan wajah merahnya.
"Lan?"
"Apa sih?"
"Nggak. Sini deketan. Kamu kayak duduk sama bos aja. Aku udah ganteng loh." ucap Dylan saat Lani duduk mepet di tepian jendela.
Lani memekik kaget begitu tangan Dylan menyelusup ke pinggangnya menariknya hingga membentur pinggangnya sendiri.
"Begini kan lebih enak." ucap Dylan dengan cengiran lebarnya. Lani hanya meringis, menahan detak jantung yang kini berdebar lebih keras. Jangan sampai Dylan mendengarnya.
"Ingat, jangan dekat-dekat dengan pria itu!" Dylan menyentil dahi Lani dengan tangan kosongnya sambil tetap memeluk pinggang Lani.
"Bawel nih." sungut Lani memberengut.
"Lebih baik bawel daripada didiemin. Kamu kan dulu gencar banget bawelin aku. Sekarang gantian."
"Kamu cari pacar aja sana biar ada yang dibawelin. Biar nggak bawelin aku terus."
"Tapi aku maunya bawelin kamu. Lagian nanti kalau aku punya pacar, siapa yang jagain kamu? Siapa yang mau bawelin kamu?"
"Aku bisa jaga diri kok."
"Nggak mau. Aku maunya bawelin kamu. Kamu tau nggak? Buat apa aku nyari yang lain? Kalau ternyata nggak bisa ngertiin aku kayak kamu? Kamu kan tau aku dari Nol, Lan."
"Kan nggak semua cewek begitu, Lan."
"Kamu tuh. Udah ah, aku maunya kamu." Dylan mengetatkan lingkaran lengannya di pinggang Lani.
"Aku antar sampai ke dalam ya?" pinta Dylan saat Lani membuka pintu mobil.
"Nggak perlu."
"Nanti kalau kamu diapa-apain sama O'neil gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adorable Ugly Man
FanfictionFahlani Azalea. Panggil saja aku Lani. Aku wanita single 24 tahun bekerja di sebuah SMA sebagai penjaga perpustakaan. Pertemuan singkat dengan seorang pria tampan di sebuah pesta pertunangan sahabatku mengingatkanku pada seseorang di masa SMA. Mata...