Lani mengamati garis-garis tampan yang membingkai wajah Dylan. Pria itu tersenyum dalam tidurnya. Kedua lengannya memeluk possesive tubuh Lani, membuatnya harus pasrah menikmati wajah Dylan. Ia begitu kesulitan untuk melepaskan dirinya. Bergerak sedikit saja, pria itu akan mengencangkan pelukannya seakan takut jika ia meninggalkannya saat terlelap.
Tangan bebas Lani kini beralih merangkum wajah lelap Dylan yang menghadap ke arahnya. Ia mengusap lembut wajah itu. Mencoba mencari alasan apa yang membuat pria itu mempertahankannya. Bukankah Dylan bisa mendapatkan yang sempurna? Kenapa? Kenapa Dylan hanya membuka hatinya untuknya? Karena cinta? Atau terbiasa saat ia dulu di bawah dan Lani selalu ada bersamanya? Atau mungkin semuanya itu adalah alasan baginya?
Aku beruntung mendapatkanmu. Aku beruntung perasaanku berbalas. Terimakasih karena kamu sudah menjatuhkan hatimu hanya untukku, batin Lani.
Perlahan ia mengecup bibir Dylan. Ini gila! Pria itu membuat Lani berani mengambil tindakan itu. Lani terkekeh. Tangannya kini beralih menyisiri rambut coklat gelap milik Dylan. Ia menatapnya penuh kasih. Ia mengakui, ia mengagumi semua yang ada pada pria itu. Ia suka sikap lembut Dylan. Ia suka sikap tegas Dylan. Dan ia suka saat Dylan kembali dalam diri ugly man-nya. Semuanya Lani suka. Lani tak pernah mempermasalahkan.
"Aku mengagumi semua yang ada padamu, Dylan. Aku gila ya?" gumam Lani.
"Lani..., Lan!! Sayang,.." suara itu terdengar semakin merintih seakan ia sedang memohon agar Lani tak meninggalkannya.
Lani menggelengkan kepalanya menahan geli. Ia tau Dylan sedang mimpi buruk. Lani menepuk-nepuk pipi Dylan dengan pelan sambil berbisik lembut menyebut namanya.
"Dylan, hey... Dylan, bangun..."
Pria itu menggeliat. Wajahnya mulai berkeringat.
"Ssh, I'm here, honey," ucap Lani sambil menyeka keringat yang menghiasi wajah pria itu.
Pria itu mengerjabkan matanya terlihat cukup lelah.
"Lani? Astaga! Kamu di sini?" desisnya tak percaya.
Lani menganggukkan kepalanya. Dalam hati ia menggerutu, bukankah memang sejak kemarin dia kembali?
"Kamu mimpi buruk ya?" tanya Lani.
"Kamu ninggalin aku," ucapnya sendu. Wajahnya sarat kesedihan.
"Aku udah kembali dari kemarin. Kamu bahkan bolos kerja demi tiduran bareng aku di sini," decak Lani.
"Tapi kamu tadi pergi ninggalin aku. Kamu pergi sama O'neil. Aku panggil-panggil tapi kamu nggak peduli," ucapnya bersikeras.
Lani menghela nafasnya. Ia paham. Dylan masih dalam ketakutannya. Tangan Lani kini merangkum wajah Dylan, mencoba menghilangkan sisa mimpi buruknya.
"Kan kamu peluk aku kencang banget. Jadi gimana aku bisa pergi ninggalin kamu? Sama O'neil lagi."
Dylan mengernyit. Ia kemudian mengikuti kemana arah Lani menjatuhkan tatapannya. Ia terdiam sesaat ketika mendapati dirinya memeluk erat pinggang itu.
"Oh, maaf," ucapnya lirih.
"Mau makan malam?" tanya Lani ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ia tertidur sejak dua jam yang lalu.
"Iya, aku lapar. Kamu mau masak? Mending beli aja ya? Ntar kelamaan kalau masak dulu. Aku yang keluar tapi kamu harus janji nggak boleh kemana-mana. Atau nggak delivery aja ya?"
"Terserah kamu aja," sahut Lani sambil beranjak melepaskan pelukan Dylan.
"Kamu mau kemana?" tanya Dylan spontan dengan wajah ketakutannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adorable Ugly Man
Fiksi PenggemarFahlani Azalea. Panggil saja aku Lani. Aku wanita single 24 tahun bekerja di sebuah SMA sebagai penjaga perpustakaan. Pertemuan singkat dengan seorang pria tampan di sebuah pesta pertunangan sahabatku mengingatkanku pada seseorang di masa SMA. Mata...