A Part Of O'neil

50.9K 2.2K 55
                                    

Dering ponsel yang terus menyalak sejak tadi, memaksa Lani untuk mengangkatnya. Ia mengernyit, menatap deretan angka asing di layar ponselnya. Siapa?! Lani tetap menatapnya tanpa berniat menjawabnya.

Sampai kemudian gerakan si kecil seakan terganggu membuatnya mengambil keputusan untuk menjawabnya.

"Brien's family...,"

"Hey...,"

Dia?! Lani membeku. Ia bahkan tak mendengar rengekan baby princess-nya, Arleena di tengah ranjangnya.

Untuk apa dia kembali menghubunginya?

"Lani?"

"Oh, Mm.. Ehm, ya?" Susah payah Lani menemukan suaranya yang tiba-tiba hilang.

Terdengar helaan nafas lega dari seberang.

"Aku..., boleh aku kangen kamu?" Suaranya terdengar sendu.

Lani menggelengkan kepalanya. Mulutnya berat untuk mengucap.

"Lani?"

"Ah, ya. Kamu.., please, O'neil. Kamu nggak boleh.."

"Kenapa?"

"Tetep aja nggak boleh."

Terdengar kekehan dari seberang. Gimana bisa O'neil nekat bilang kangen padanya?

"Aku pengen ketemu kamu. Aku udah di depan pintu rumah kamu tau."

"Bohong!"

"Beneran. Serius. Aku baru datang dari belitung dan langsung ke sini," ucapnya tanpa ada nada becanda.

"Demi apa?"

"Bukain pintu dong! Pegel nih nungguin kamu dari tadi."

Demi apa? O'neil mau bunuh diri apa? Gimana kalau tiba-tiba Dylan datang. Ia menoleh pada jam dinding. Jam 10.00, mungkinkah tiba-tiba Dylan datang? Lani menggelengkan kepalanya. Ia tidak siap menghadapi perang dunia ketiga.

Buru-buru Lani menuruni anak tangga, membuka pintu utama. Begitu Lani positif hamil, Dylan langsung mengajaknya pindah ke rumah barunya. Entah darimana O'neil tau alamat rumah barunya. Yang pasti, detik ini, Lani hanya bisa menahan napas dan berharap apa yang ia lihat aja imajinasinya saja. Ya!! O'neil benar-benar ada di hadapannya sekarang.

"Kamu?"

"Hay, apa kabarmu?" tanyanya dengan mata berbinar-binar.

"Baik. Gimana bisa kamu sampai di sini?"

O'neil meringis, "aku punya mulut yang bisa untuk bertanya. Kenapa sih? Kamu nggak berminat gitu buat nyambut aku? Kan kita setahun nggak ketemu."

"Kamu bisa dibunuh sama Dylan tau nggak?" desis Lani melemparkan tatapan geramnya pada O'neil.

Pria itu terkekeh tak peduli. Ia malah memainkan alisnya.

"Aku nggak peduli. Yang penting aku bisa ketemu kamu, manis."

O'neil tergelak tawanya saat Lani melemparkan tatapan tajamnya.

"Lan,"

Lani menjawabnya dengan gumaman. Pria itu masih saja tersenyum manis.

"Kamu nggak nyuruh aku masuk gitu?"

"Nggak. Ntar baby aku syok liat kamu!" jawabnya ketus.

"Peluk kamu?"

Lani melotot tajam. Ia mengatupkan mulutnya.

"Apalagi itu?!!!" geram Lani.

O'neil terkekeh. Ia mendekat selangkah.

Adorable Ugly ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang