🐸AFTER MARRIED 63🐶

240 40 5
                                    

Happy reading!!!


































Beberapa hari kemudian....







Minju merasa aneh dengan Sullyoon akhir-akhir ini. Anaknya itu sekarang lebih sering bermain ponsel. Minju mengerti. Tapi saat makan pun Sullyoon menatap layar ponselnya terus, tidak seperti biasanya. Sesekali Sullyoon juga terkekeh hanya dengan melihat ponselnya. Yang selalu tidur awal namun sekarang lebih malam, Minju pernah memergoki Sullyoon masih asik berada di ruang tengah sementara yang lain sudah tidur.


"Kak, bunda perhatiin sekarang kamu sering banget liat hp kamu"


Teguran itu membuat yang fokus dengan makannya mendongak. " Kamu emang gak belajar ya? Bukanya ujian beberapa minggu lagi?" Tanya Minju.


"Belajakh kok, bunda. Cuman aku lagi bosen, jadinya main hp dulu. Kenapa emangnya?"


"Enggak" Minju menggeleng dan kembali melanjutkan makannya.


Percakapan diantara keduanya tentunya terdengar oleh dua orang yang sekarang tengah saling menatap. Leeseo mengangkat bahunya ketika Yujin meminta penjelasan dengan cara berbicara tanpa bersuara. Yujin yang bingung kembali melanjutkan makannya.


Setelah makan, Sullyoon pergi ke kamarnya. Duduk di kasur setelah mengambil ponselnya yang sedang di charger diatas meja belajar.


Leeseo yang baru selesai mencuci piring masuk kedalam kamar, dia naik keatas kasurnya. " Jangan keseringan chatting'an sama kak Jisung kak. Kalau ketahuan mau di omelin? mending fokus belajar" kata leeseo yang membuat Sullyoon menghentikan jari-jari yang asik mengetik. Leeseo tahu kenapa akhir-akhir ini kakaknya itu selalu tidak lepas dari ponsel. Kakaknya itu sibuk pacaran. Leeseo tidak mau memberi tahu Minju atau Yujin, dia ingin keduanya saja yang mengetahuinya sendiri.


"Kakak tuh sebentar lagi ujian" lanjut Leeseo.


"Kamu juga ujian kali. Kakak gak pekhnah tuh liat kamu belajakh"


"Aku mau belajar atau enggak sama aja gak akan bisa dapet nilai gede. Beda sama kakak yang paling bunda harapin bisa dapet nilai gede terus bisa masuk kampus favorit. Jadi, kakak harus belajar biar ayah sama bunda seneng"


Setelah mengucapkan itu, Leeseo langsung menarik selimutnya untuk segera tidur sedangkan Sullyoon masih terdiam mendengarkan ucapan Leeseo. Tidak mau mempersalahkan perkataan adiknya itu, Sullyoon memilih untuk pergi ke luar - ruang tengah. Dia duduk di sofa setelah mengambil remote. TV menyala dan kebetulan film tengah berputar.


Ketika Sullyoon asik menonton. Dikamar, Minju belum tidur sedangkan Yujin tentu menemani Minju. Dia menyender dengan santai dia pundak Minju. " Kamu ngerasa aneh gak sih sama Sullyoon akhir-akhir ini?" Tanya Minju membuat Yujin mendongak.


"Aneh? Enggak ah...aneh darimana coba? Anak aku gak aneh kecuali Iseo sih...kadang-kadang itu juga"


Minju langsung mendaratkan pukulan di lengan Yujin. Nanti kalau Leeseo beneran aneh, Yujin harus tanggung jawab. " Ihh bukan itu... kayanya tuh sekarang dia lebih sering main hp. Aku bukanya ngelarang ya, cuman sekarang sering banget. Pas makan, jalan-jalan bahkan pergi ke rumah kakeknya aja gak lepas dari hp"


"Udahlah sayang, jangan mikir yang aneh-aneh. mungkin aja Sullyoon pikirnya lagi mumet. Kamu tau sendirikan anak kamu itu gila belajar" Yujin memeluk Minju, membawanya untuk berbaring. Lama-lama Yujin ikut pusing. " Mending sekarang tidur, besok kamu kan mau ke sekolah buat rapat"


Minju mengangguk menurut. Dia membalas pelukan Yujin dan segera tertidur, menyusul Yujin yang sudah terlebih dahulu tidur.





***




Seperti layaknya seorang tahanan yang bebas dari masa hukuman, Leeseo yang begitu semangat sekolah langsung keluar dari mobil. Dia sangat rindu membuat kacau sekolah dengan anak-anak lain. Namun sepertinya untuk hari ini Leeseo harus menjadi murid teladan karena Minju ikut ke sekolah untuk rapat. Entah rapat masalah apa, Leeseo tidak peduli.


"Jangan bikin ulah" kata Minju setelah menghampiri Leeseo diikuti Sullyoon di belakang. " Bikin ulah, game-nya bunda sita"


Bibir Leeseo langsung mengerucut. Tidak bisakah mengancamnya jangan membawa-bawa benda kesayangannya? Jika seperti ini Leeseo tidak bisa berbuat macam-macam. "Iya" jawab Leeseo lesu.


"Bunda ke ruang rapat dulu. Kalian juga cepet ke kelas, oke?"


Mereka berdua mengangguk membuat Minju tersenyum. Minju pun segera pergi ke ruangan rapat, meninggalkan kedua anaknya.


"Ayo" ajak Sullyoon namun Leeseo menggeleng. " Mau kemana? Kan bunda udah bilang langsung ke kelas"


"Mau ke kantin dulu, ada urusan" kata Leeseo yang langsung berlari membuat Sullyoon menghela napasnya pasrah. Dia menggelengkan kepalanya kemudian segera pergi ke kelas.


Leeseo sebenarnya bukan pergi ke kantin, namun pergi ke belakang sekolah. Kakinya terus melangkah sampai akhirnya dia menemukan seseorang yang dia cari. " Pak!"



Panggilan itu membuat pria paruh baya yang tengah menyapu menoleh, mungkin umurnya 60 tahun. dia langsung tersenyum ketika si murid nakal menghampirinya. " Datang lagi?"


Leeseo mengangguk, tangannya mengambil sesuatu didalam tas. dua roti tak lupa sebotol minuman Leeseo berikan kepada pria paruh baya itu. " Roti lagi gak papa kan, pak?"

"Gak papa, Leeseo"

"Kalau gitu Leeseo pergi dulu ya pak. Jangan lupa di makan makanannya"


Leeseo kembali lari lagi menuju kelasnya. Mungkin kegiatan Leeseo memberikan petugas kebersihan itu sebuah roti sudah dilakukan semenjak dua minggu belakangan sebelum dia di skorsing. Leeseo selalu pergi ke belakang sekolah dan memberikan makanan, kadang juga ketika tidak memberikan makanan dia mengobrol atau membantu menyapu dengan petugas kebersihan itu dan itu selalu membuat Leeseo terlambat. Belum ada yang tahu perlakuan baik Leeseo kepada petugas kebersihan bahkan Jaden pun tidak tahu.


Kaki panjang Leeseo terus berlari sampai akhirnya dia sampai tepat dikelasnya. Pintunya sudah tertutup, gawat!.
Leeseo mengetuk pintu itu perlahan sampai akhirnya ada yang membukakan. " Minggir!" Leeseo langsung mendorong orang yang membukakan pintu setelah tahu itu siapa, Jaden.


"Kamu dari mana sampai keringetan kaya gitu?" Tanya Jaden sambil duduk di tempatnya. Dia menatap kening Leeseo yang penuh dengan keringat. " Nih" Jaden memberikan sapu tangan miliknya yang langsung Leeseo ambil.


"Ini kok tumben guru belum datang?" Tanya Leeseo sambil mengelap keringatnya.


"Katanya sih dibebasin"


Mata Leeseo langsung membulat. Kenapa tidak bilang dari tadi kesal Leeseo. Dia menatap Jaden tajam. " Kenapa gak ngasih tau, kalau gitu mau nongkrong dulu di belakang tadi" Leeseo melempar sapu tangannya tepat di wajah Jaden kemudian segera menggendong tas untuk pergi namun perkataan Jaden membuatnya berhenti.


"Jadwal bebasnya nanti pas pelajaran pertama selesai, jadi kamu belum bisa pergi sekarang"


"Lama! Pengen bebas!" Leeseo melempar tasnya sembarang sedangkan dia duduk kemudian menyandarkan tubuhnya dengan santai. " Bangunin gue pas guru pertama masuk"


"Iya" Jaden mengangguk-angguk menurut saja daripada harus berurusan dengan macan yang ada di dalam tubuh Leeseo.

FRIENDZONE : After Married °Jinjoo° | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang