🐸AFTER MARRIED 56🐶

240 45 3
                                    

Happy reading!!!




























"Kemarin aku udah liat rumah yang di tawarin sama bunda, menurut kamu bagus gak?"

Yujin memperlihatkan foto-foto rumah baru, dari luar, dalam hingga halaman yang ada di rumah. Rumah ini di gadang-gadang akan Yujin beli jika Minju setuju dengan pilihannya. Kemarin dia menyempatkan diri untuk melihat-lihat rumah yang Yoona tawarkan yang tak lain adalah rumah sahabat Yoona. Letaknya tidak jauh dari rumah Yoona dan juga tidak terlalu jauh dengan sekolah Sullyoon dan Leeseo. Bertahun-tahun tinggal di apartemen membuat Yujin dan Minju memutuskan membeli rumah baru untuk suasana yang baru juga.

"Bagus sih, tapi harganya gimana? Udah tanya?" Minju mengambil ponsel Yujin agar bisa lebih jelas melihat-lihat foto calon rumah baru.

"Kata bunda sih kalau soal harga bisa di bicarakan lagi, kamu suka gak? Kalau suka nanti aku bilang sama bunda"

"Suka sih, rumahnya gak terlalu besar juga...boleh deh" Minju mengembalikan ponsel Yujin.

"Yaudah, nanti aku bilang sama bunda"

"Inget, kalau harganya terlalu tinggi jangan ya, uangnya kasihan"

Yujin terkekeh mendengar itu. Yujin sih tidak masalah dengan uangnya yang terpakai untuk membeli rumah tapi Minju pasti tidak akan ikhlas, Minju selalu mengingatkan jika uangnya jangan dihambur-hamburkan karena untuk masa depan kedua anaknya yang sebentar lagi akan masuk kuliah, apalagi Sullyoon yang sebentar lagi akan mengikuti ujian untuk masuk kampus favorit.

"Iya deh, kalau gitu aku mau ke cafe lagi..bye" Yujin mengecup pipi Minju kemudian pergi ke luar. Saat baru akan membuka pintu, tiba-tiba pintu terbuka menampilkan kedua anaknya dan juga Jaden yang baru saja pulang sekolah. "Loh, kok jam segini udah pulang?" Yujin melihat jam tangannya, ini baru jam dua siang.

"Gukhunya ada ukhusan yah, jadi pulang lebih awal" jawab Sullyoon kemudian masuk kedalam menyisakan tiga orang yang sekarang malah saling bertatapan.

"Ayah ku sayang" panggil Leeseo dengan suara yang di imut-imut membuat Jaden yang ada di samping ingin muntah mendengarnya.

"Pasti ada maunya nih?" Batin Yujin.

"Langsung aja, mau apa?"

"Aku mau pergi sama Jaden boleh?"

Yujin melirik Jaden, dia meminta penjelasan dari pemuda tinggi itu. " Kita mau ke perpustakaan kota om, mau nyari buku sekalian ngerjain tugas kelompok yang kemarin, kan belum selesai" jelas Jaden membuat Yujin mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Jangan pulang lewat dari jam sembilan malem, ingat apa hukumannya?" Yujin menatap mereka berdua secara bergantian. Keduanya mengangguk paham. Yujin selalu mengingatkan anak-anaknya bahkan Jaden untuk tidak pulang lebih jam sembilan malam jika tidak ingin dia beri hukuman. Sederhana saja hukuman dari Yujin, hanya push up sampai Yujin bilang stop.

"Oke ayah ku sayang" Leeseo beralih menatap Jaden " Nanti kalau udah ganti baju, tunggu aja di basement, oke?"

Jaden mengangguk, dia segera berpamitan untuk segera pergi ke unit apartemen. Ganti baju, makan siang kemudian bersiap untuk pergi ke perpustakaan kota bersama Leeseo.

"Kamu juga masuk, ganti baju terus makan. Ayah mau ke cafe lagi" Yujin mengelus rambut Leeseo kemudian pergi. Setelah ayahnya pergi, Leeseo pun segera masuk untuk segera bersiap-siap.


***


Yujin menatap anak bontotnya yang sekarang tengah memperlihatkan wajah memohon agar apa yang Leeseo inginkan dikabulkan oleh Yujin. Malam yang seharusnya di pakai untuk beristirahat malah di hancurkan dengan keinginan Leeseo malam-malam seperti ini. Leeseo mengajak Yujin mengantarkannya untuk mencari barang yang dia butuhkan untuk besok pagi.

Sedang asik dengan mimpi malamnya, Yujin harus terbangun ketika Leeseo berbisik tepat di wajahnya. Untung saja saat membuka mata, Yujin tidak terkejut dengan kemunculan Leeseo. Jika terkejut pasti Minju akan langsung terbangun karena Yujin pasti berteriak karena terkejut.

"Kenapa gak tadi siang beli alat melukisnya pas sama Jaden ke perpustakaan kota?"

"Aku lupa, mangkanya aku ngajak ayah buat nyari...mau ya temenin Iseo" Leeseo memohon dengan wajah imutnya yang tidak bisa Yujin tolak.

"Jam segini emang masih ada toko yang buka? Ini udah jam sepuluh loh dek"

"Nyari aja dulu, masalah ada gak ada biar nanti aja"

"Hah....yaudah ambil jaket sana, ayah tunggu di mobil"

Leeseo mengangguk dan segera berlari ke kamarnya. Mengambil jaket dengan perlahan agar tidur sang kakak tidak terganggu. Setelah mengambil jaket, Leeseo segera pergi menyusul Yujin, sesampainya di basement dia langsung masuk ke mobil. Yujin pun langsung melajukan mobilnya, mencari alat melukis yang semoga saja masih ada toko yang buka.

"Udah pada sepi loh" Yujin menghentikan mobilnya di pinggir, dia menatap Leeseo yang sekarang tengah menunduk lesu karena sudah tidak ada toko yang buka, di jalanan hanya banyak penjual makanan saja. " Besok siang ayah beliin deh"

"Gak bisa, masalahnya ini pelajaran pertama. Kalau pelajaran kedua sih aku gak perlu repot-repot bangunin ayah" bibir Leeseo mengerucut sebal. Dia memukul kepalanya namun Yujin langsung menahannya.

"Gak boleh pukul kepala" Yujin mengusap kepala Leeseo. " terus gimana? Tokonya gak ada yang buka..emang adek gak punya satu pun alat melukis?"

Leeseo menggeleng. Dia hanya punya pensil warna, itupun dia punya saat masih sekolah dasar. Ini tugas pertama dia melukis di sekolah, biasanya hanya melukis dengan pensil biasa tapi sekarang gurunya menyuruh membeli cat air, kanvas. Pokoknya semua alat-alat melukis harus dibawa besok.

"Eumm....nanti ayah ke gudang buat nyari alat melukis ayah, siapa tau masih ada"

"Iya deh" sahut Leeseo. Dia menatap keluar jendela dengan wajah sedih. Siap-siap saja di hukum karena tidak membawa apa yang di suruh.

Melihat anaknya yang sedih membuat Yujin harus berpikir, bagaimana caranya mencari alat-alat melukis di malam hari seperti ini. Tapi semoga saja alat-alat melukis yang dia punya masih bagus dan masih bisa Leeseo gunakan. " Kita pulang ya?"

Leeseo hanya mengangguk. Yujin segera melajukan mobilnya untuk pulang. Sesampainya di apartemen, tepatnya Yujin dan Leeseo masuk, Minju baru saja turun dari tangga. Minju mengerutkan keningnya ketika melihat ayah dan anak itu yang baru masuk. " Iseo sama ayah dari mana?"

Pertanyaan itu tidak Leeseo jawab, gadis itu berjalan begitu saja ke arah kamarnya. Melihat Leeseo yang tidak menjawab pertanyaan, Minju langsung melirik Yujin. " Kenapa?"

"Nyari alat melukis tapi tokonya gak ada yang buka satu pun, jadinya sedih tuh"

"Lagian kenapa gak tadi siang?" Minju berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air. Dia terbangun karena tenggorokannya kering dan saat bangun tidak melihat Yujin. Minju berpikir mungkin Yujin sedang ada di ruang tengah, ternyata mengantar Leeseo.

"Dia lupa katanya"

"Terus gimana, pasti besok di hukum tuh anaknya "Minju meminum air yang baru saja dia ambil.

"Semoga aja alat melukis aku masih bagus, nanti aku kasih buat Leeseo"

"Semoga aja deh, yuk tidur lagi" Minju meletakan gelasnya di tempat biasa kemudian dia merentangkan kedua tangannya ke arah Yujin. Yujin yang paham langsung menggendong Minju bagaikan koala. Pasangan itu segera masuk ke kamar untuk kembali tidur.

FRIENDZONE : After Married °Jinjoo° | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang