🐸AFTER MARRIED 57🐶

286 52 7
                                    

Happy reading!!!






























Jaden keluar dari mobilnya, dia segera berjalan kearah kelasnya. Saat di lorong matanya melihat Leeseo berjalan sendirian. Dengan kejahilannya, Jaden berlari kemudian merangkul Leeseo membuat gadis itu memutar matanya malas. Dia sudah tahu siapa yang berani seperti ini jika bukan Jaden. Semua murid takut pada Leeseo karena insiden bertengkar dengan kakak kelasnya beberapa waktu lalu. Leeseo benar-benar seperti petarung terlatih. Wajar Leeseo pintar berantem, Yujin memasukkan anaknya itu di les karate.

"Muka kamu kok di tekuk gitu, marah ya sama aku?" Tanya Jaden ketika melihat wajah Leeseo yang tidak seperti biasanya. "Yaudah aku minta maaf" Jaden menjauhkan tangannya.

"Gue gak marah sama lo, cuman lagi bete aja"

"Bete kenapa?"

Leeseo menghentikan langkahnya diikuti Jaden. Dia menatap sahabatnya itu, " gue gak bawa alat melukis, kemarin gue lupa beli"

"Kenapa gak bilang?"

"Terus kalau gue bilang sama lo, lo mau bantu gue gitu? Udah malem juga"

"Ya enggak sih" Jaden menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. " Kamu mending ke loker aku deh, aku punya alat-alat melukis di sana, kanvasnya juga ada, ambil aja"

"Terus lo gimana?"

Jaden tersenyum, " tenang aja, aku masih punya...ambil sana sebelum bel masuk" Jaden mendorong Leeseo agar segera mengambil alat-alat melukis di lokernya. Mau tak mau Leeseo mengambil alat milik Jaden, ini demi dia tidak di hukum.

Bel masuk berbunyi, murid-murid yang masih di luar langsung masuk ke kelas masing-masing begitu juga dengan Leeseo yang baru saja sampai setelah mengambil alat-alat melukis di loker Jaden. Dia duduk di bangkunya, kemudian menyiapkan alat melukisnya.

"Jaden, mana alat melukis lo? Katanya masih ada?" Leeseo melirik Jaden yang duduk di kursi tepat di pinggirnya, pemuda itu hanya tersenyum. " Jangan bilang cuman sa-"

Ucapan Leeseo terpotong ketika guru masuk. " Yang tidak membawa alat, keluar! Berdiri di lapangan!"

Jaden dan beberapa murid yang tidak membawa alat melukis otomatis keluar tanpa di perintah dua kali. Leeseo yang melihat Jaden kaluar merasa tidak enak. Seharusnya dia yang keluar dan di hukum, bukan Jaden.

Jaden membalikkan badannya ketika sampai di ujung pintu, " S E M A N G A T" Jaden berkata tanpa bersuara dengan tangan yang di kepalkan ke atas untuk menyemangati Leeseo kemudian dia pergi ke lapangan - menjalankan hukuman, berdiri di lapangan sambil menghormat ke bendera.

"Lo di hukum juga, tumben?"

Jaden melirik murid di sampingnya, dia hanya tersenyum. Dia lega karena Leeseo tidak di hukum, dia tidak mau melihat Leeseo di hukum seperti yang dia lakukan. Demi sahabatnya, Jaden akan melakukan apapun.

"Gue lupa bawa, jadinya di hukum deh"


***

Hari Minggu keluarga Yujin di tambah dengan Jaden menikmati hari liburnya di sebuah Timezone. Minju yang mengajak. Rasanya sudah lama tidak bermain di Timezone jadinya Minju memutuskan untuk membawa keluarga kecilnya itu ke Timezone untuk bersenang-senang.

"Capek, aku istikhahat dulu"

Sullyoon duduk didekat Jaden yang sudah beristirahat terlebih dahulu. Melihat kakak sahabatnya duduk, Jaden mengambil sebotol minuman yang dia beli saat berjalan kearah Timezone, dia memberikannya kepada sullyoon. " Minum kak, aku tadi beli ini"

Sullyoon menatap botol minuman di tangan Jaden, dia tersenyum kemudian mengambil botol minuman itu. " Makasih ya"

Jaden mengangguk dengan senyum di wajahnya. Dia menatap diam-diam kakak sahabatnya itu, dia terus mengulum senyum karena bisa sedekat ini dengan sullyoon. Mungkin ini pertama kalinya Jaden bisa menatap sullyoon sedekat ini, selama dia bersahabat dengan Leeseo, sering main ke apartemen, dia hanya bisa melihat sullyoon dari kejauhan. Ketika dia bermain dengan Leeseo, sullyoon memilih untuk tidak ikut bermain dan malah menyendiri.

"Kata Leeseo kamu kemakhin di hukum?" Sullyoon meletakkan botolnya di samping kemudian menatap Jaden. " Itu benekhan?"

"A-ah iya....aku pinjemin alat melukis aku buat Leeseo, jadinya di hukum deh" Jaden menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal karena malu. "kesian kalau Leeseo yang kena hukum"

"Kamu suka ya sama Leeseo sampai khela di hukum?" Goda sullyoon. Dia tersenyum tengil, "ngaku aja, pasti kamu suka kan sama adek kakak"

"Enggak kok, aku gak suka sama Leeseo. Aku sama Leeseo cuman sahabatan doang" Jaden benar-benar tidak mempunyai perasaan lebih kepada Leeseo, dia hanya sahabat Leeseo tidak lebih. Jika boleh jujur, Jaden menganggap Leeseo sebagai laki-laki karena jika bermain dengan Leeseo sangat menyenangkan. Jaden tidak pernah sekalipun merasakan jatuh cinta jika bersama Leeseo.

"Masa sih, tapi kamu pekhhatian banget sama Leeseo..."

"Serius kak, aku gak punya perasaan lebih sama Leeseo, kayanya Leeseo juga gak suka sama aku, lagian ya kita itu cuman sekadar sahabat, gak lebih" jelas Jaden panjang lebar jika dia dan Leeseo hanya sekedar sahabat.

"Tekhus sekakhang kamu lagi suka sama siapa?...gak mungkin kamu gak punya okhang yang di suka"

"E-umm..itu rahasia, aku belum berani bilang, bahkan Leeseo aja belum aku kasih tau"

"Asik banget ngobrol berdua"

Leeseo datang kemudian duduk di samping sullyoon, dia melihat botol berisi air minum yang setengah lagi. Tanpa bertanya milik siapa terlebih dahulu, Leeseo langsung mengambil kemudian meneguknya. " Mantap"

"Bunda sama ayah mana, mekheka belum mau istikhahat?" Tanya sullyoon yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari Leeseo.

"Tuh, masih asik main"

Ketiga remaja itu langsung menatap dua pasangan yang sekarang tengah menari dengan semangat, sangat ahli bermain permainan. Melihat kedua orang tuanya seperti seorang remaja kembali membuat sullyoon hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kelakuan mekheka ada-ada aja"

"Namanya juga Ahn Yujin sama Ahn Minju" celetuk Leeseo yang langsung mendapatkan pelototan dari Sullyoon. Enteng sekali mulut Leeseo mengucapakan nama kedua orang tuanya pikir Sullyoon, dia saja tidak berani.

"Kamu tuh ya, untung ayah gak dengekh, kalau kedengakhan udah di makhahin"

"Ehehe... mumpung gak ada orangnya kak..."Leeseo menyengir. "Jaden, ayo main sama gue" Leeseo beranjak kemudian menarik tangan Jaden dengan paksa.

"Kak aku main dulu ya"

"Iya, hati-hati mainya Leeseo!! Jaden nya jangan di apa-apain!!" teriak Sullyoon yang hanya di balas sebuah tanda oke oleh Leeseo. Sullyoon takut jika adiknya itu macam-macam kepada Jaden, apalagi Jaden yang selalu pasrah jika di jadikan mainan oleh Leeseo.

FRIENDZONE : After Married °Jinjoo° | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang