🐸AFTER MARRIED 66🐶

233 38 0
                                    

Happy reading!!!






























Kelas tiga berlarian menuju mading sekolah untuk melihat nilai ujian yang sudah keluar. Begitupun dengan Sullyoon yang juga ikut berkerumun dengan murid lain. Gadis itu berjinjit agar bisa melihat kertas yang berisi nilai ujian.

"Haishh...." Sullyoon mendengus karena tidak bisa melihat nilainya. Kerumunan di depannya menyusahakan dia untuk melihat ditambah mereka sangat tinggi-tinggi.

"Liatnya nanti aja"

Bisikkan itu membuat Sullyoon langsung menoleh, dilihatnya Jisung berdiri dibelakangnya sambil tersenyum kecil. Pemuda itu tampak tidak seperti murid lain yang sangat penasaran akan nilai ujian yang didapat. Jisung sangat santai karena dia tahu nilai yang akan didapatkan, jika tidak paling bawah ya kedua paling bawah.

"Tunggu di sini aja yuk" Jisung menarik tangan Sullyoon kearh kursi yang ada dibelakang. Mereka duduk disana.

"Penasaran banget ya?" Tanya Jisung dan Sullyoon mengangguk. " Semoga aja ada diperingkat pertama ya"

"Semoga" gumam Sullyoon yang masih terdengar oleh Jisung.

Menunggu sampai semuanya pergi sedikit membosankan, namun itu tidak membuat semangat Sullyoon untuk melihat nilainya sirna. Setelah semuanya pergi dia langsung bangkit untuk melihat nilainya diikuti Jisung dibelakang.

Saat matanya menatap kertas putih itu, Sullyoon langsung melihat peringkat pertama dan senyumnya langsung mengembang karena seperti dugaannya, dia mendapatkan nilai paling tinggi dan tentunya berada di peringkat pertama. Tak berbeda jauh dengan Sullyoon, Jisung tersenyum melihat namanya berada di peringkat ketiga, paling bawah. Sebuah peningkatan bagi Jisung.

"Kamu dipekhingkat bekhapa?" Tanya Sullyoon sambil sedikit bergeser ke arah Jisung.

Jisung menoleh kemudian tersenyum kecil, lebih tepatnya menyengir membuat Sullyoon langsung menatap kertas didepannya itu. " Peringkat ketiga. Dari bawah" Jisung terkekeh kecil.

"Bagus deh, setidaknya ini lebih baik dakhi ulangan semestekh tahun lalu"

"Hehe... bagus kan?.... hasil dari aku belajar setiap malem tuh" Jisung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Bagus kok...."

"Ah iya, kamu peringkat berapa? Pasti pertama dong"

Seketika senyum Sullyoon kembali mengembang, dia mengangguk membuat Jisung tersenyum. Tidak perlu diragukan lagi kepintaran Sullyoon, tidak belajar pun pacarnya ini pasti akan selau mendapatkan nilai yang baik. Tidak seperti dirinya yang belajar setiap malam namun hanya bisa melewati satu peringkat saja. Itupun dari bawah.

"Pacaran aja kalian, ke kantin yuk"

Keduanya langsung menoleh menatap kedatangan Leeseo. Gadis bar-bar itu terlihat sedikit berkeringat, baju seragamnya sudah tidak rapih. " Kamu kenapa kekhingetan kaya gini?" Sullyoon menatap adiknya penuh tanda tanya. Setahu dia Leeseo tidak ada pelajaran olahraga, meksipun adapun pasti Leeseo menggunakan baju olahraga.

"Abis main kucing-kucingan sama kelas sebelah hehe" Leeseo menyengir. " Kak Jisung, ke kantin yuk" ajak Leeseo.

"Kaya biasa, kakak yang bayar" lanjut Leeseo membuat Sullyoon dan Jisung memutar bola matanya malas. Jika bukan adik dari pacarnya, Jisung tidak mau. " Ayo kak"

Tanpa menunggu lama, Leeseo langsung menarik tangan Jisung membuat pemuda itu mau tidak mau mengikuti Leeseo. Karena ditinggal, Sullyoon juga ikut menyusul - berlari kencang karena Leeseo sudah hilang di telan kerumunan siswa.


***


"Kakak seriusan mau tinggal sama auntie Wonyoung di Amerika?"

Leeseo menatap kakaknya dengan wajah sedih. Setelah mendengar jika Sullyoon akan berkuliah di Amerika membuat Leeseo merasa sedih. Lima belas menit yang lalu Wonyoung datang ke apartemen untuk memberi tahu jika keperluan pendaftaran Sullyoon untuk kuliah disana sudah selesai. Beberapa hari lagi Sullyoon sudah bisa berkuliah.

"Jangan deh, disini aja sama Iseo" Leeseo menggenggam tangan Sullyoon dengan erat. Dia akan sangat kesepian jika Sullyoon benar-benar pergi. Dia tidak bisa bermain bersama lagi, menjahili kakaknya lagi dan menyuruh - menyuruh Sullyoon lagi.

"Kampus impian kakak disana, Iseo. Kakak pengen banget kuliah disana" Sullyoon menatap adiknya itu. Dia membalas genggaman tangan Leeseo yang semakin menguat setelah dia menyelesaikan ucapannya. " Kakak janji deh bakal sekhing telepon, Iseo. Tekhus kalau libukh, kakak bakalan langsung pulang"

"Gak bisa disini aja emangnya? Kan disini juga banyak kampus yang bagus" mata Leeseo berkaca-kaca - sudah siap menangis. Dia benar-benar tidak ingin kakaknya pergi jauh.

"Jangan nangis dong"

Tangis Leeseo keluar setelah mendengar perkataan Sullyoon. Mungkin ini untuk pertama kalinya Leeseo menangis, bahkan jatuh dari motor saja Leeseo tidak menangis. Dia masih sempat tertawa saat itu. Leeseo langsung memeluk kakaknya itu dengan erat membuat Sullyoon kesusahan bernafas.

"Kok makin kenceng sih nangisnya" panik Sullyoon karena Leeseo semakin menangis kencang. Sullyoon bisa merasakan bahunya sedikit basah karena air mata Leeseo. " Cup...cup...." Sullyoon menepuk-nepuk punggung Leeseo dengan sayang. Gadis dipelukannya sedikit demi sedikit menghentikan tangisnya dan terdiam.

"Iseo" Sullyoon berusaha melihat Leeseo. " Cepet banget tidukhnya" Sullyoon terkekeh karena Leeseo begitu cepat tertidur padahal beberapa menit yang lalu menangis kencang.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, Minju masuk kedalam kamar sedikit terkejut melihat Leeseo memeluk Sullyoon begitu erat. Minju duduk disisi ranjang Sullyoon. "Loh, abis nangis?" Tanya Minju ketika melihat bekas air mata di pipi Leeseo.

"Iya bunda, emang gak dengekh ya Leeseo nangis?" Minju menggeleng. " Padahal nangisnya lumayan kenceng tadi"

"Kok bisa nangis, kenapa?...gak biasanya Leeseo gampang nangis kaya gini"

"Dia gak mau aku pekhgi ke kuliah di luakh negekhi bunda, dia tekhus maksa aku buat disini. Aku bilang aku gak bisa, eh malah nangis"

Minju tersenyum hangat setelah mendengar penuturan Sullyoon. Dia menatap wajah Leeseo yang begitu tenang saat tertidur. " Wajar kak kalau Leeseo nangis. kalau kamu pergi siapa yang bakalan dia jailin nanti" Minju terkekeh begitupun dengan Sullyoon.

"Iya sih.."

"Udah malem, tidur ya... Leeseo tidur disini dulu, kamu yang diatas"

Sullyoon menggeleng. " Aku tidukh bekhdua aja sama Iseo disini"

"Yaudah kalau gitu"

Sullyoon menidurkan Leeseo dengan perlahan supaya tidak bangun. Setelah memastikan Leeseo masih tertidur, Sullyoon ikut berbaring. Dia menarik selimut, menyelimuti tubuhnya dengan tubuh Leeseo.

"Tidur yang nyenyak ya" Minju mencium kening kedua anaknya secara bergantian kemudian setelah itu dia pergi ke luar. Sebelum itu dia mengganti lampu utama menjadi lampu tidur.

FRIENDZONE : After Married °Jinjoo° | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang