🐸AFTER MARRIED 24🐶

507 76 7
                                    

Happy reading!!!





























Yena membanting tubuhnya ke kasur besar miliknya yang ada di apartemen. Lelah bekerja seharian membuat tubuh Yena membutuhkan istirahat lebih. Dia memejamkan matanya perlahan tapi kembali terbuka karena mendengar suara pintu terbuka.

Kepalanya menoleh kearah pintu kemudian tercetak seutas senyuman di wajah lelah Yena. Chaewon, gadis itu berjalan mendekati Yena. Dia duduk disampingnya.

"Baru pulang?" Tanyanya sambil membuka dasi Yena. Melepaskan dari leher Yena. " Mau aku masakin gak? Kamu pasti belum makan"

"Boleh, tapi aku mau mandi dulu" Yena bangkit dari tidurnya. Dia segera membuka kemejanya. Berjalan mengambil handuk kemudian segera masuk ke dalam kamar mandi.

Sambil menunggu Yena, Chaewon memilih memasak. Dia segera memasak makanan kesukaan Yena. Asik memasak, suara bel berbunyi. Chaewon segera pergi membuka pintu.

"Halooooo... Yena ada gak!!!"

Chaewon hampir saja meninju orang didepannya karena sapaan yang membuat jantungnya terasa copot. Dia memukul Hyewon yang malah menyengir setelah membuat Chaewon terkejut.

"Sorry" Hyewon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan cengiran khasnya.

"Kalau bertamu tuh yang sopan dikit! Bikin kaget aja"

"Iya, maaf. Yena ada gak, ada perlu nih"

"Ya udah masuk, Yena lagi mandi bentar" Chaewon masuk di ikuti oleh Hyewon. Pemuda itu ikut mengekor Chaewon sampai dapur. Hidungnya mencium wangi yang begitu menyengat.

"Wah, pas banget masak. Gue belum makan nih"

"Eh, lo ngapain sama pacar gue, Hye?"

Keduanya segera menoleh, menatap Yena yang sudah menatap Hyewon sengit. " Katanya dia ada urusan sama kamu" jawab Chaewon.

"Ada urusan apa?" Tanya Yena. Dia berjalan kearah kulkas untuk mengambil sebotol minuman dingin. " Butuh apa lo, Hye?" Tanya Yena setelah meneguk minumannya.

"Kita bicara di ruang tamu aja, Na" Yena mengangguk. Dia menaruh botolnya dan segera pergi ke ruang tengah. Mereka duduk saling berhadapan.

"Gue butuh duit nih"kata Hyewon setelah duduk. Dia tidak bisa berbasa-basi. " Lo punya gak?"

"Butuh duit berapa? 10? 20?"

"Buat modal bikin usaha restoran Na, gue baru ada setengahnya, gue masih butuh setengah lagi" jawab Hyewon membuat Yena mengangguk. Dia merogoh kantong celananya- mengambil ponsel.

Tangannya bergerak menekan nominal di aplikasi tabungan online miliknya. " Coba liat tabungan lo" pinta Yena yang langsung Hyewon laksanakan.

Pemuda pecinta makanan itu melotot melihat nominal yang Yena berikan. Dia menatap Yena tidak percaya, sedangkan Yena hanya tersenyum.

"Cukup gak?"

Hyewon mengangguk cepat, ini lebih dari cukup bahkan lebih." Makasih loh, Na. Ini udah cukup banget buat gue" Hyewon tersenyum.

"Semoga usaha lo lancar deh" Yena tersenyum. " Lo jangan terlalu mikirin utang lo sama gue, fokusin dulu sama restoran yang mau lo bikin. Ya, asalkan tau diri aja sih kalau waktunya bayar harus bayar"

Hyewon terkekeh mendengarnya. Tentu dia tidak akan lupa harus membayar. " Tenang aja, gue gak bakal lupa buat bayar"

"Ya udah kalau gitu, gue mau ke dapur lagi" Yena beranjak untuk segera ke dapur. Sedangkan Hyewon masih terduduk di ruang tengah dengan senyuman yang tercetak di bibirnya.

"NA, MAKASIH UANGNYA!!" Hyewon berteriak keras membuat Yena dan Chaewon yang berada di dapur terkekeh.


***

"Ullyoon mau hadiah apa dari ayah?"

"De...de...de"

Entah sudah berapa kali Yujin menanyakan hal itu dan selalu di jawab seperti itu oleh Sullyoon. Anaknya itu seolah memberi sinyal jika dia menginginkan adik.

"Oke nanti ayah bilang bunda ya, biar hadiah ullyoon jadi" Yujin merasa senang. Lagi pula tidak apakan mempunyai anak kedua di umur Sullyoon yang masih satu tahun. Agar jaraknya tidak terlalu jauh.

"Sekarang Ullyoon bobo, minum susunya" Yujin segera memberikan dot berisi susu formula kepada Sullyoon agar anaknya cepat tidur siang.

Setelah Sullyoon tidur. Yujin segera keluar menemui Minju untuk membahas hadiah adik untuk Sullyoon. " Sayang" panggil Yujin kepada Minju yamg tengah duduk santai di sopa sambil menonton.

"Kenapa?" Tanya Minju tanpa menoleh, dia fokus menonton berita gosip.

"Anak kita minta hadiah adik" jawab Yujin sambil menyengir. Minju segera menoleh wajahnya dengan tatapan yang tidak bisa Yujin artikan.

"Emang Sullyoon udah bisa ngomong jelas? Enggak kan"

"Ih, aku serius tau. Pas aku tanya.. ullyoon mau hadiah apa dari ayah? Terus dia jawab...de...de...de gitu" Yujin bercerita begitu antusias.

"Ah, itu mah akal-akalan kamu aja" Minju tidak percaya begitu saja. Dia tersenyum meledek Yujin.

"Aku serius loh sayang, tadi Sullyoon bilang gitu" Yujin masih berusaha menjelaskan. Tapi yang namanya Minju tidak afdol kalau tidak membuat Yujin uring-uringan. Seperti sekarang, dia tidak peduli Yujin ingin berkata apa.

"Sayang, kamu dengerin aku gak sih?!" Yujin mulai kesal karena Minju mengabaikannya. " Minju, Kim Minju"

Minju tidak bisa menahan senyumnya. Dia menoleh sambil tertawa membuat Yujin berdecih kesal. Dia menangkup kedua pipi Yujin. " Sullyoon beneran bilang gitu atau kamu yang emang pengen sih?"

"Dua-duanya" Minju kembali tertawa. Dasar, ada-ada saja.

"Mau bikin kapan emang?"

"Secepatnya, kalau kelamaan nanti Sullyoon ngambek" jawab Yujin cepat. Dia tidak mau mengulur waktu. Jika ada kesempatan langsung saja.

"Tapi gak sekarang ya, ada Sullyoon di kamar" ucapan Minju sukses membuat Yujin menyengir. Wajahnya tidak bisa berbohong, dia sangat senang.

"Kapan dong?"

Minju tersenyum, "nanti aku titipin Sullyoon di neneknya"

"Arghhhh..... makasih sayang" Yujin segera memeluk Minju dengan erat. Akhirnya dia akan segera membuat adik untuk Sullyoon.

"Sama-sama Jin" Minju membalas pelukan Yujin dengan erat. Dia mencium pipi Yujin lama kemudian beralih ke bibir Yujin.










Dedek Leeseo bentar lagi brojol!!!!!

FRIENDZONE : After Married °Jinjoo° | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang