Chapter 12

197 28 2
                                    

Chapter 12





Happy reading guys

Jangan lupa vote dan komennya



























Tiga hari sudah Kian Santang dan kedua saudaranya bersama Wisnu Aji semenjak kedatangan mereka yang terjatuh dirumah keluarga kaya raya yang baik hati. Akibat pertarungan antara dirinya dan juga sang adik yang memperebutkan pusaka kembar sakti Padjajaran.
Tiga harian ini juga Kian Santang beserta saudara juga senopatinya masih berada dikediaman keluarga Hermawan.
Mereka belum mendapatkan kabar tentang salah satu kujang kembar yang entah berada dimana. Tentang adik mereka Surawisesa juga sama tidak ada kabar walau beritanya menyebar luas.
Mereka juga belum bisa keluar dari kediaman Hermawan kecuali Wisnu Aji yang terkadang ikut sang nyonya besar.
Kian Santang bersama kedua kakaknya masih dalam keadaan pemulihan,luka yang paling cukup parah adalah pemilik salah satu kujang kembar,Kian Santang sendiri.

Seperti halnya ini Kian Santang berada didalam kamar Zayyan untuk pemulihan diri. Ia tidak ingin kedua kakaknya tahu jika ia adalah orang paling terluka parah.
Cuma Zayyan anak kedua Hermawan yang mengetahui Kian Santang terluka,karena saat itu Kian Santang merintih kesakitan. Zayyan juga membelikan obat-obatan luka dalam dari zaman modern untuk membantu Kian Santang tanpa sepengetahuan yang lain. Tenang saja Zayyan dan keluarga mempunyai dokter pribadi sehingga mempermudahkan Zayyan untuk mengetahui obat apa untuk luka dalam.

"Dek,nah obatnya diminum ya" Zayyan menaruh botol minum dan obat di nakas.

"Iya kak" Kian Santang berdiri kemudian mengambil botol dan meminum obatnya.

Zayyan memanggil Kian Santang itu sebagai adiknya sendiri karena ia dulu berkeinginan mempunyai adik laki-laki.
Sayang,yang lahir adalah seorang perempuan tetapi itu tidak membuat Zayyan benci terhadap adik perempuannya. Justru ia sangat sayang bahkan sangat menjaga sampai jatuhnya menjadi posesif terhadap adiknya. Adik perempuannya itu sangat cantik dan putri satu-satunya dikeluarga dirinya jadi harus dijaga seperti ibunya,karena mereka berdua barang sangat berharga melebihi berlian mahal sedunia.
Jadi,kalo ada pemuda yang ingin mendekati adiknya maka harus berhadapan dengan dirinya. Bryan pun sama ia juga sangat menjaga sang adik perempuan agar tidak sampai disentuh orang sembarangan.
Untuk sang adik bernama Chysara tidak keberatan karena selain ayahnya Bryan dan Zayyan adalah dua pahlawan pelindung dirinya dan tempat curhat untuknya.

"Kak Zayyan"

"Hm"

"Udah dapat berita tentang kujang kembar?"

"Belum sama sekali" Kian Santang menghela nafas lalu duduk disofa ruangan kamar tersebut.

Zayyan menatap Kian Santang lalu ia juga ikut duduk disebelah pangeran padjajaran itu.

"Tenang. In Sha Allah pasti ketemu kok" Zayyan menepuk pundak Kian Santang untuk menyemangati sang pangeran.

"Aku hanya rindu sama ibunda ratu juga ayahanda prabu" Zayyan mengangguk. Ia tahu sekali jika Kian Santang selalu merindukan orang tuanya. Tiga hari setelah kejadian itu Kian Santang selalu mengigau menyebut nama orang tuanya.

"Jangan putus asa,kalian bisa pulang nanti ke Padjajaran. Pulihkan dulu luka dalamnya setelah itu kita cari salah satu kujang kembar. Kakak pasti bantu sama  saudara kakak" Kian Santang mengangguk. Zayyan ada rasa tak enak dihatinya setelah ia berucap seperti itu apalagi tentang pulang. Entah kenapa rasanya begitu sesak dan takut jika mereka pulang dimana mereka berasal.

"Oh dek,boleh gak teman kakak tahu kalian? Ya, siapa tahu aja bisa bantu gitu cari kujang?" Tanya Zayyan hati-hati.
Kian Santang diam sejenak dalam pikirnya apakah harus teman-teman Zayyan mengetahui tentang diriya juga saudaranya.

The Power of Kujang [ Kian Santang ] NEW VERSI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang