28. Pregnant

10.2K 591 49
                                    

1 Minggu kemudian

Di hari Minggu pagi yang cerah ini, matahari bersinar menembus jendela kamar, burung-burung berkicauan di ranting-ranting pohon diselingi bunyi lonceng dari jendela kamar. Haura memang sengaja menggantungkan lonceng di jendela kamarnya, hingga ketika jendela itu di buka bunyi lonceng itu akan berbunyi.

Haura menoleh ke samping, dan kala itu mata hazelnya langsung bertemu dengan manik mata hitam legam milik Nataniel.

"Morning, Baby," bisik Nataniel dengan tersenyum.

"Hm, morning," balas gadis itu seraya tersenyum hangat.

Nataniel hendak kembali mengeluarkan suaranya. Namun, ia refleks membekap mulutnya dan bergegas pergi menuju kamar mandi tatkala merasa ada yang tak enak dengan perutnya.

Huek

Huek

Haura membulatkan matanya terkejut ketika mendengar muntahan yang berasal dari dalam kamar mandi.

Dengan segera ia beranjak dari tempat tidurnya dan masuk ke dalam kamar mandi yang tidak terkunci. Di dalam sana terdapat Nataniel yang tengah memuntahkan cairan bening di wastafel.

Huek

Cengkraman Nataniel pada wastafel semakin melemah lantaran Nataniel terus memuntahkan cairan bening, matanya pun sampai berair.

Haura yang cemas pun membantu memijat tenguk Nataniel. "Semalem makan apa?"

Setelah di rasa sudah mendingan, Nataniel menyalakan keran dengan gemetar dan mencuci mulutnya. "Semalem gue cuma makan steak bareng lo."

Haura terdiam sejenak. Memang benar, Semalam Nataniel dengannya hanya makan steak, tak ada yang lain lagi. Namun jika memang Nataniel keracunan setelah makan steak semalam, kenapa dirinya tidak? Itulah yang masih menjadi pertanyaan dalam benaknya yang belum terjawabkan.

Nataniel menjatuhkan kepalanya di atas bahu gadisnya, dan setelah itu pandangannya mengabur, tubuhnya pun lemas.

Haura yang merasakan tubuh Nataniel yang mulai memberat pun menahan tubuh Nataniel yang hendak goyah. "El?"

Haura tertegun ketika melihat mata lelaki itu terpejam. Nataniel ataukah hanya tertidur?

Karena tak tahan menopang berat badan Nataniel, ia segera memapah tubuh kekar kekasihnya menuju tempat tidur dengan susah payah lalu menidurkannya di atas kasur.

Haura menghela nafas berat ketika merasa lelah hanya sekedar memapah tubuh kekar kekasihnya itu. "Makan apa sih ni anak," dengusnya.

Haura memutuskan untuk menghubungi dokter pribadinya dan memanggilnya untuk ke rumah Nataniel.

***

"Hamil?!" beo Haura dan Nataniel secara bersamaan merasa atka percaya dengan penuturan sang dokter.

Pemuda berjas putih yang diketahui bernama Ray mengangguk. "Selamat atas kehamilan kamu, Haura. Dan selamat untuk kamu Nataniel, karena sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ayah," ujarnya seraya tersenyum simpul.

Nataniel dan Haura tertegun berusaha mencerna ucapan sang dokter. Haura tak menyangka jika dirinya tengah mengandung darah daging Nataniel, Nataniel pun tak menyangka jika benihnya akan berkembang dengan cepat di dalam rahim gadisnya.

"Kenapa Nataniel yang muntah-muntah?" tanya Haura merasa heran.

"Itu bisa aja terjadi sama suaminya, tidak hanya pada wanita yang tengah mengandung saja. Bisa disebut Nataniel mengalami morning sickness."

My Psychopath Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang