25. Perkara cemburu

11.1K 887 43
                                    

Nataniel said:

Baca elit voment sulit

Author said:

Buat yang merasa jarang vote atau bahkan gak pernah vote sama sekali, tolong hargai saya dong, udah nulis dengan penuh perjuangan, minimal vote aja gakpapa kok gak tambah komen juga, itu aja udah cukup ngebuat saya merasa dihargai:)

Udah sejauh ini, kirain bakalan seimbang yang baca sama vote, tapi ternyata nggak. Jujur kecewa banget sih, sedih juga'(

Kalian pasti udah dewasa ya, kalian juga pasti tau kalo mikirin ide buat cerita itu gak semudah itu, belum lagi mikirin alurnya mau kayak gimana, luangin waktu buat nulis. Bayangin deh, gimana susahnya menyusun kata demi kata biar pembaca bisa rasain emosinya.

"Menulis itu meluangkan waktu, bukan menunggu waktu luang."

=====

"El, kenapa malah pulang? Gak jadi kuliah di sana?" tanya Aline di tengah acara makan malamnya.

Nataniel mengangguk menanggapi pertanyaan bundanya. "El mau di sini sama Haura."

"Kalo gitu ayah daftarin ke Universitas Gunadarma."

Senyuman lelaki itu mengembang. Ia tahu betul jika itu kampus yang gadisnya pilih. Haura memang sudah berhasil masuk ke kampus itu, isinya memang mahasiswa/i kalangan atas yang terbilang pintar.

"Sekalian jaga Haura, kalo dia bandel seret aja ke rumah."

Haura yang mendengar ucapan sang ayah hanya bisa mendengkus kesal. Sedangkan ketiga orang itu malah tertawa melihatnya.

Haura tertegun lalu menoleh pada Nataniel yang kini tersenyum menyeringai. "Kalo itu udah pasti, Yah."

"Malem ini Nataniel mau ajak Haura ke luar, ya."

"Dasar anak muda," kata William seraya terkekeh

Usai menyelesaikan acara makan malamnya Nataniel bergegas membawa Haura menuju suatu tempat.

"Lo mau bawa gue ke mana?" tanya Haura seraya menoleh pada lelaki itu.

Nataniel hanya tersenyum simpul dan kembali fokus menyetir mobilnya. Haura mendengkus kesal kala tak mendapati jawaban dari Nataniel.

Haura mengernyitkan dahinya bingung ketika Nataniel malah membawanya ke jalanan yang nampak tak asing. Mobil Nataniel berhenti tepat di halaman rumah mewahnya.

"El, lo kenapa bawa gue ke-"

Haura terpaksa tak melanjutkan ucapannya ketika Nataniel memajukan tubuhnya hingga mendekat pada tubuhnya dan kini wajah Nataniel berada tepat di hadapannya.

Jantung Haura berdegup sangat kencang ketika aroma nafas mint lelaki itu menerpa permukaan kulit wajahnya.

Nataniel tersenyum tipis lalu mengecup bibir gadisnya sekilas dan lanjut membuka sabuk pengaman gadisnya.

Haura terdiam mematung di tempat ketika baru saja mendapati kecupan tiba-tiba dari Nataniel.

"Gue kangen lo, Ra. Gue mau lo," bisiknya tepat di samping telinga Haura dengan memakai deep voice-nya.

Tubuh Haura meremang tatkala Nataniel beralih mengecup lehernya menyesapnya hingga meninggalkan jejak kissmark di sana.

"Ahh," desah Haura tanpa sadar.

Haura membekap mulutnya sendiri menggunakan sebelah tangannya. Namun, Nataniel kembali menurunkannya lalu tersenyum miring. "Gue suka desahan lo, Haura."

My Psychopath Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang