22. Sesak

11.4K 643 130
                                    

Nataniel menghela nafas berat ketika melihat Haura dan Bagas serta anaknya terlihat sangat bahagia bermain di taman belakang rumah. perut Haura yang sudah membuncit Karena Haura memang tengah mengandung anak dari Bagas.

Sesak rasanya. Mungkin ini hukumannya karena dulu tak menyadari Haura yang tengah hamil anaknya, bahkan ini saja tidak cukup untuk menghukumnya.

Nataniel tertegun ketika sang bunda menepuk bahunya pelan. "Kamu harus menerima semuanya, ini memang sulit. Namun, lama-kelamaan kamu akan terbiasa."

Nataniel menunduk lalu menipiskan bibirnya. Ia mengeraskan rahangnya menahan kuat isak tangisnya. Setelahnya ia kembali mendongak menatap sang bunda. "Sesak bunda," lirihnya dengan mata yang mulai memanas.

Alice tersenyum tipis. Tangannya terangkat untuk mengelus rambut anaknya sayang. "Bunda harap kamu bisa lewatin ini semua, sayang. Kamu anak bunda yang paling kuat. Bunda tau ini sulit, kamu jangan nyerah, Nak."

"Rasanya kemarin kamu sering tidur di pelukan bunda, sekarang udah gede aja."

Nataniel menarik bundanya ke dalam dekapannya membuat Alice membalas pelukan Nataniel.

Lelaki itu semakin mengeratkan pelukannya. Air matanya kian luruh membasahi wajahnya.

"Makasih Bun, makasih udah jadi bunda yang baik buat El."

"Makasih udah rawat El, maaf El brengsek. Maaf udah ngecewain Bunda," lirihnya.

Alice meneteskan air matanya. Jika saja Hendar menyaksikan Nataniel tumbuh dewasa menjadi pria tampan seperti sekarang, Hendar pasti akan senang. Namun, juga kecewa di saat Nataniel ternyata menghamili Haura.

"Jadikan semua ini sebuah pembelajaran agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi untuk kedepannya. Kamu jangan mengulangi kesalahan seperti yang telah kamu alami," celetuk William yang baru saja datang.

Nataniel menunduk. Hanya sekedar melihat William saja ia merasa malu. "Maafin El, Ayah."

William menepuk pelan bahu anaknya. "Sudahlah, ini sudah berlalu."

Interaksi mereka tak luput dari pandangan Bagas dan Haura. Setelahnya Bagas beralih menatap Raja.

"Nak, kamu belum kenalan loh sama Om Nata."

Raja yang semula memainkan mainannya kini beralih menatap sang  ayah. "Pa yah?"

(Apa ayah?)

"Sini sayang." Bagas bergegas mengangkat Raja untuk digendongnya.

Bagas berjalan membawa Raja menghampiri Nataniel yang tengah bersama William dan Alice.

Nataniel beralih menatap raja yang kini berada di dalam gendongan Bagas. Sedangkan Bagas berusaha membujuk anaknya agar tidak takut dengan Nataniel.

"Raja, hei. Itu Om Nata, dia cuma pengen gendong kamu. Kamu gak usah takut, hm?"

"Mmm um?"

Bagas tersenyum hangat lalu mengangguk. "Iya, mau ya gendong bentar sama Om Nata?"

Raja hanya mengangguk saja meskipun masih bingung.

Bagas segera menyodorkan raja pada Nataniel membuat Nataniel yang paham segera mengambil alih Raja dari gendongan Bagas.

Raja tersenyum pada Nataniel membuat Nataniel tertegun. Anaknya sangat tampan dan memiliki hidung mancung. Raja benar-benar duplikatnya.

Setetes air matanya jatuh mengenai pipinya membuat raja mencebikkan bibirnya ikut sedih. "Angan ngis emm ..."

(Jangan nangis)

Nataniel menepis air matanya lalu tersenyum hangat. "Nggak sayang, Om gak nangis."

Bagas tersenyum melihatnya. Sebenci apapun ia pada Nataniel. Raja tetaplah darah daging Nataniel.

Haura tersenyum hangat melihatnya. ia berjalan menghampiri mereka lalu berdiri tepat di samping Bagas.

"Nda um hihi." Raja meracau dengan terkikik geli membuat mereka ikut tertawa melihatnya.

END

ZONK! ZONK ANJR ZONK KENAPA PADA TERKECOH SIH

Happy 42,1 Rb viewer! Thank's my favorite readers! Gak nyangka bakalan serame ini hiks ...

Masih ada next part nya, tetep stay yaa! Bakalan ada kejutan special sih wkwk

My Psychopath Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang