07. El mesum

24.1K 1K 14
                                    

"Dasar psikopat sinting."

"Jangan mengumpat, sayang," bisiknya lagi mampu membuat tubuh Haura meremang.

Mengapa lelaki itu bisa tahu? Apakah Nataniel cenayang? Ah, mustahil sekali.

"So tau," desisnya.

Haura mengernyitkan dahinya heran saat melihat Nataniel yang hanya diam seraya menatap ke arah tubuhnya. Ia mengikuti arah pandang Nataniel, dan betapa terkejutnya saat ia melihat ke bawah tepat di area tubuhnya yang tak memakai baju seragam hingga kini hanya menyisakan bra nya saja dengan roknya. Seakan tersadar dengan apa yang tengah Nataniel lakukan, ia segera menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya untuk menutupi buah dadanya yang sedikit menyumbul ke luar.

"EL, LO MESUM BANGET!"

Lelaki itu tersadar lalu segera mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Ia mengusap telinganya yang sudah memerah lalu kembali menatap gadisnya. Ia meneguk salivannya susah payah kala matanya tak sengaja melihat tubuh mulus Haura.

Ia juga lelaki normal. Namun ia berusaha untuk menahan hasratnya dan memilih untuk mengambil baju seragam yang sudah ia beli untuk gadisnya lalu memakaikannya pada tubuh Haura.

Plak

"Biar gue aja!" desisnya dengan menggeplak keras lengan Nataniel yang hendak mengancingkan baju seragamnya.

Nataniel berdehem pelan lalu menurunkan tangannya dan memilih duduk seraya mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Ia akui jika tubuh Haura memang bagus, kulitnya yang putih dan mulus, tentu semakin menambah kesan sexi.

***

Sesampainya di area sekolah, Nataniel segera memarkirkan mobilnya di parkiran khusus siswa. Kedatangan keduanya tentu menjadi pusat utama bagi sebagian warga sekolah, karena jam jam pelajaran belum berakhir alhasil hanya ada sebagian murid yang berkeliaran di area sekolah.

Jika ditanya bagaimana bisa keduanya memasuki area sekolah, padahal keduanya sudah sangat terlambat, tentu karena Nataniel adalah anak dari pemilik sekolah, alhasil gerbang dibuka oleh penjaga sekolah.

Haura menatap lelaki itu dengan lekat. "Sebenernya lo siapa?"

"Gue calon masa depan lo," balas Nataniel dengan kelewatan santainya.

"Gue serius, lo siapa? Kenapa lo bisa masuk seenaknya?"

Pria itu menatap gadisnya jengah. "Ck, gak penting."

Nataniel memilih keluar dari dalam mobil diikuti Haura. Gadis itu hendak pergi. Namun, tangan kekar terlebih dahulu mencekalnya.

"Kenapa?" tanya Haura berbalik menatap Nataniel.

Alih-alih menjawab pertanyaan gadisnya, lelaki itu malah melingkarkan lengannya di pinggang Haura. Nataniel bermaksud untuk membuka lipatan rok gadisnya lalu sedikit menurunkannya agar tidak terlalu pendek. Ia tak suka jika paha gadisnya terekspos, terlebih lagi banyak para lelaki hidung belang di luaran sana yang menatap lapar paha gadisnya yang terekspos. Ia tak bisa berbagi.

Haura tertegun saat mendapat perlakuan dari Nataniel.

"Paha lo keliatan," bisiknya tepat di samping telinga gadisnya.

"Gue gak suka berbagi," bisiknya lagi mampu membuat tubuh Haura kembali meremang.

Seakan tersadar dengan posisinya yang terlihat sangat dekat dengan Nataniel, ia mundur beberapa langkah ke belakang agar sedikit menjauh dari Nataniel.

Nataniel yang melihat itu pun mengangkat sebelah alisnya heran seraya menatap gadisnya lekat, sedangkan yang ditatap memutuskan untuk pergi dari sana meninggalkan Nataniel yang kini tersenyum menyeringai.

"HAURA!" panggil seorang gadis berwajah imut yang berlari kecil ke arah Haura. Haura menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Liona. Ya, gadis imut itu adalah Liona.

"OMG! Seriusan lo tadi berangkat bareng sama Nataniel?" tanya Liona heboh sendiri karena memang sejak kedatangan mereka Liona melihatnya dari kejauhan.

Haura menatap Liona sekilas lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju kelasnya seakan tak berminat menjawab pertanyaan Liona.

Liona mengikuti Haura lalu masih gencar menanyakan perihal bagaimana bisa Haura pergi bersama Nataniel ke sekolah? Bagaimana bisa Haura dekat dengan Nataniel, secara kan Haura tipikal orang yang nampak tak acuh tak acuh, bahkan gadis itu tak tahu siapa anak dari pemilik sekolah Ganesha.

"Lo tau siapa Nataniel?"

"Gak," balas Haura memang benar adanya, ia tak tahu siapa Nataniel, yang ia tahu hanyalah Nataniel seorang psikopat. Pria yang kejam, sadis, kasar, dan arogan.

"Beneran gak tau?" tanya Liona heran.

Haura hanya berdehem sebagai jawaban, tentu hal itu mampu membuat Liona semakin dibuat heran.

"Lah terus kenapa bisa bareng?"

"Gak sengaja ketemu di jalan," alibinya lalu memasuki kelasnya diikuti Liona.

"Lo gak bawa motor gitu? Masa iya jalan kaki."

"Lo gak tau siapa dia? Nih gue kasih tau ya, dia itu—"

"Ck, lo bisa diem gak? Gue mau tidur."

Setelah mengatakan hal itu, Haura memilih menelungkupkan wajahnya di atas meja dengan menggunakan tumpuan kedua tangannya.

Liona hanya mendengkus kesal karena tingkah sahabatnya yang menurutnya sangat menyebalkan. Namun, Liona sudah terbiasa akan hal itu, karena memang ia sudah mengenal Haura sedari dulu.

"Udah telat, molor lagi," cibir Liona.

Jam pelajaran pertama memang sudah selesai, dan berganti dengan pelajaran ke dua. Niatnya ia akan membolos di pelajaran ke dua. Namun, ia tak sengaja melihat Haura yang baru saja datang bersama Nataniel, alhasil ia memilih kembali mengikuti Haura ke dalam kelas. Kedatangan Nataniel bersama Haura tentu menjadi berita heboh dan pastinya akan menggemparkan seantero sekolah.

TBC

My Psychopath Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang