Kaki melangkah perlahan, memasuki pekarangan rumah dengan jemari yang merogoh saku berusaha mencari kunci dari kediaman sederhana miliknya. Memutar kenop lalu membuka pintu di hadapan hingga menampilkan sebuah ruang tamu minimalis, seolah menjadi sambutan pertama ketika mata menangkap bagaimana suasana sunyi yang selalu menemaninya selama ini.
[Name] menghela napas berat, ia melirik pada seseorang yang tetap bersedia mengantarnya pulang setelah kejadian mengotori seluruh tubuh sangat memalukan. Berdiri tegap di sampingnya berniat untuk singgah meski hanya sesaat, tetapi jujur saja hal itu membuat sang gadis jadi tersenyum kaku sebab tak biasa menerima kunjungan teman lelaki; selain Yoichi yang memang sudah sangat dekat.
"Maaf, rumahku sedikit berantakan dan ... kecil."
"Tidak masalah. Di sini terlihat nyaman. Aku menyukainya."
"Kalau begitu, masuklah. Aku harap, kau tidak memiliki alergi dengan perabotan murah, Rin."
Kepala mengangguk pasti, bibirnya bahkan melukis senyum manis hingga kedua mata hampir menyipit.
Rin tanpa ragu melangkah masuk dan langsung terduduk di sofa paling pojok, tangannya mengambil bantal untuk disimpan atas pangkuan lalu menopang dagu; membuat [Name] mengerjap cepat karena itu adalah kebiasaannya ketika berada di rumah.
"Aku akan menyiapkan minuman. Kau ingin teh, kopi, atau---"
"Susu cokelat. Dengan tambahan dua keping es batu. Boleh, kan?"
[Name] mengangguk sangat pelan, gadis itu mulai melangkah menuju dapur dan berniat untuk menyiapkan minuman sesekali berpikir tentang gelagat sang tamu dadakan.
Bukan karena ucapan Rin terdengar terang-terangan ketika meminta sesuatu yang bahkan belum disebutkan, melainkan karena minuman tadi benar-benar serupa dengan sajian yang sangat disukai oleh [Name] sendiri tanpa adanya satu pun kesalahan.
Segelas susu cokelat dengan dua keping es batu sebagai tambahan, dan itu selalu menjadi teman setianya ketika duduk santai di sofa pojokan; seperti yang saat ini sedang Rin lakukan.
Tetapi, bagaimana lelaki itu bisa tahu jika [Name] memiliki persediaan susu cokelat sedangkan sang gadis saja belum sempat menawarkannya?
Oh!
Mungkin, Rin memang memiliki kebiasaan serupa sehingga ia tak segan ketika meminta hal yang sudah sangat sering diterima olehnya.
Orang kaya, anak bungsu pula.
Jadi, lelaki itu pasti selalu bisa mendapatkan segala yang diinginkannya, benar kan?
"Ini minumannya, Rin."
[Name] menyimpan gelas berisi susu cokelat di atas meja dengan kepala sedikit menunduk, entah kenapa ia merasa jika lelaki di hadapannya ini terus menatap sejak tadi bahkan tidak pernah berpaling meski hanya satu detik saja. Memperhatikan tanpa henti hingga pandangan mata selalu mengikuti gerak geriknya, terlebih Rin masih saja melukis senyum tak berniat sedikit pun melunturkan lengkung menawan pada wajah tampannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] TRAPPED ✔
Fanfiction【 PSYCHO LOVE STORY #02 】━━ ❝Belenggu kuat dari Iblis yang memberi luka dan juga cinta.❞ © BLUE LOCK, M. KANESHIRO, Y. NOMURA © COVER FANART BY ME! © DACHAAAN, 2022