BRAAKK!!!
Kaki jenjang menendang pintu kamar dengan sekuat tenaga, bahkan penghalang ruangan itu sampai rusak dan meninggalkan bekas lekuk sangat dalam nyaris terlepas dari engselnya.
Jemari mencengkeram pergelangan tangan sang gadis semakin kuat ketika menyeret kasar untuk kembali masuk, tanpa memedulikan segala macam bentuk pemberontakan Rin langsung menghempaskan tubuh gadisnya di atas ranjang lalu memasangkan borgol juga rantai yang jelas akan menghalangi segala macam pergerakannya lagi.
Si bungsu Itoshi perlahan merangkak naik ke atas ranjang dan menduduki perut [Name] tanpa permisi, lelaki itu menggeram rendah ketika menyadari jika hawa tubuh di bawahnya benar-benar panas tinggi juga gemetar tidak sekali pun berhenti. Sang gadis bahkan terlihat enggan menatapnya dan terus memalingkan wajah seolah menghindari segala kontak mata yang seharusnya tak pernah sekali pun dilewati, karena jujur saja Rin tidak bisa jika harus saling berpaling dengan gadisnya yang selalu berhasil membangkitkan gairah dalam diri.
"[Name]-ku ..."
Tangan kanannya kini terulur untuk mengamit dagu sang gadis berusaha membawa mata keduanya saling bertemu demi menyalurkan afeksi, dan Rin bisa merasakan jika kini netra berkilau itu menatap lirih padanya dilengkapi wajah cantik sangat pucat menandakan jika kondisinya jelas tidak baik-baik saja setelah melewati segala macam kejadian memilukan hati.
Ibu jarinya mengusap bibir [Name] dengan gerakan pelan, sesungguhnya Rin tidak ingin bersikap kasar pada gadis tercinta; sialnya temperamen buruk sering kali menguasai seakan sulit untuk ia tahan.
"Semesta sudah menuliskan takdir untuk kita berdua selalu bersama. Lantas, untuk apa kau berusaha lari menghindariku yang sangat jelas mencintaimu selamanya?"
[Name] menutup kedua mata sesaat, jika boleh mengutarakan segala isi hati terpendam sebenarnya gadis itu sudah merasa sangat lelah dengan ini semua.
"Mencintai? Yang benar, kau menghancurkan hidupku, Itoshi Rin."
Rin menggertakkan gigi dengan rahang mengeras susah payah mencoba menahan kekesalan, deru napas lelaki itu bahkan semakin memberat ketika mendengar ucapan [Name] yang dipenuhi dengan banyak sekali penekanan.
Bagaimana caranya membuat [Name] bisa mengerti tentang segala perasaan yang sudah jelas selalu memenuhi dan menguasai relung dada?
Apa selama ini Rin sudah salah memilih jalan untuk menarik hati sehingga gadis itu justru terlihat mulai membenci dirinya?
Tetapi ...
Salahnya di mana?
Jika sang gadis bersikeras terus menghindari hanya karena mengetahui dirinyalah yang sudah menyingkirkan para saingan, sahabat, dan keluarga. Seharusnya, [Name] tidak perlu menolak apalagi mempermasalahkan sebab semua itu adalah hal wajar, benar?
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] TRAPPED ✔
Fanfiction【 PSYCHO LOVE STORY #02 】━━ ❝Belenggu kuat dari Iblis yang memberi luka dan juga cinta.❞ © BLUE LOCK, M. KANESHIRO, Y. NOMURA © COVER FANART BY ME! © DACHAAAN, 2022