Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit mendung pagi hari ini seolah menjadi pendukung untuk ketegangan rasa dalam dada setiap mahasiswa, suara bisik masih terdengar terus menghiasi sekitar bahkan isak tangis sesekali sayup menyapa. Beberapa dosen yang ditugaskan untuk mengamankan tetap berjaga agar tidak ada tambahan keributan, berusaha mengatur sekumpulan tatap penasaran dengan segala hal yang terjadi begitu sulit dipercaya menyelimuti perasaan.
Blue Lock University, adalah Universitas kebanggaan negara yang selalu menjadi buah bibir siapa pun ketika mendengar namanya. Mulai dari bangunan yang sangat megah, deretan dosen terbaik, hingga jutaan prestasi yang diraih jelas berhasil mengharumkan popularitas di seluruh pandangan masyarakat tanpa perlu diragukan lagi.
Para mahasiswa dengan status sosial terpandang pun banyak memenuhi setiap fakultas yang ada, tak jarang mereka yang mendapatkan beasiswa dengan kemampuan jempolan juga ikut menempati bangku tanpa perbedaan kasta atau bahkan tahta.
Namun, harumnya nama seolah tercemar begitu saja tatkala simbahan darah itu mengotori halaman belakang sangat mengerikan. Mayat dengan tubuh terpotong beberapa bagian berhasil ditemukan, organ dalam berceceran hingga membuat bau amis semakin kuat mendominasi indra penciuman.
Pihak berwajib mulai sibuk membatas lokasi kejadian dengan garis polisi membentang jelas, dan beberapa di antara mereka fokus mengamankan jasad untuk ditindak lanjuti agar sang pelaku bisa segera diringkus lalu diberi hukuman setimpal.
"Uhuk! Hoeekk!"
Mulut yang terbuka itu masih saja mengeluarkan isi perut tanpa jeda, sebelah tangannya terus menepuk dada sesekali mengusap pelipis guna menghapus keringat yang membasahi cukup banyak.
"Demi alis buaya Junichi! Kau sudah memuntahkan sarapan selama 10 menit lamanya, Yoichi!"
"Uhuk!Bagaimana tidak?! Aku adalah orang pertama yang menemukan--- hoeekk!"
Wajah tampan itu semakin pucat, kedua kakinya bahkan gemetar karena tubuh yang melemas dengan helaan napas berat. Sebagai penemu mayat mengerikan di halaman belakang pagi hari ini, Isagi Yoichi kesulitan menahan mual tatkala melihat bagaimana kondisi mengenaskan sang korban benar-benar membuatnya harus rela kehilangan sarapan yang sebelumnya berhasil mengenyangkan perut.
Genangan dan cipratan darah, kepala, tangan juga kaki terpisah dari bagian tubuh lainnya. Belum lagi organ dalam berantakan tak karuan, usus bercampur dengan jantung dan paru-paru itu jujur saja membuat Yoichi tidak bisa menghapus segala ingatan ketika kedua mata menangkap hal sialan yang entah dilakukan oleh siapa.
"Jangan terus diingat, bodoh! Setelah ini, kau pasti akan diminta keterangan juga oleh Polisi dan dijadikan sebagai saksi!"
"Mana mungkin?! Aku hanya menemukan, bukan menyaksikan! Lagi pula, aku tidak tahu itu mayat siapa! Wajahnya sangat--- urkh! Aku pasti akan mimpi buruk nanti! Bagaimana ini, [Name]?!"