╰┈➤┇CHAPTER 13

5.2K 631 387
                                    

"[Name]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"[Name] ..."

Suara bisikan yang menyapa dengan lembut itu terus terngiang memenuhi telinga, memanggil namanya berulang kali mulai membawa kesadaran diri dari alam mimpi menuju dunia nyata. Kedua alis bertaut serius dengan kelopak mata sembab mengerjap sangat perlahan, ketika merasakan sebelah pipinya kini diusap halus seakan menambah setiap usaha untuk membangunkan dari tidur panjang sejak malam.

"Hey ..."

[Name] sedikit meringis ketika merasakan kepalanya semakin berdenyut nyeri akibat menangis semalaman tanpa henti sampai tertidur, sebelah tangannya refleks meremat kening cukup kuat berusaha menghilangkan rasa sakit yang berhasil membuat pandangan pun kini terasa mengabur.

Bibir terbuka untuk mengucapkan satu nama yang terus memenuhi isi hati juga kepala, gadis itu bahkan terlihat masih sulit menerima segala kenyataan yang meruntuhkan semua harapan untuk bisa mendapatkan rasa bahagia.

"Yoichi ..."

Mendengar nama yang disebut jelas bukanlah dirinya, kedua mata itu langsung berputar malas diikuti helaan napas berat seakan merasa bosan dengan kondisi menyebalkan yang harus ia terima sangat terpaksa. Jemarinya terus mengusap sebelah pipi sang gadis dengan lembut, berusaha sesering mungkin memberikan sentuhan agar terbiasa dengan kehadirannya yang tentu saja tidak akan membiarkan siapa pun berani merebut.

"Ini aku, Rin. Bukan Yoichi."

"Ugh, Rin?"

"Kau baik-baik saja?"

"I-iya. Aku baik-baik saja."

"Wajahmu sangat pucat."

Jemari itu kini memegang kening sang gadis dengan sorot mata khawatir, si bungsu Itoshi bahkan sedikit menundukkan kepala hingga hidung keduanya hampir bersentuhan dan menatap semakin lekat pada [Name] yang masih terbaring. Helaan napas keduanya bahkan saling bertemu karena jarak terlampau dekat, jika bergerak sedikit saja maka pagi ini akan dilengkapi dengan kecupan manis dari sang pujaan; jujur saja memang itu yang sangat Rin inginkan.

"Tubuhmu juga panas, [Name]."

"A-aku tidak apa-apa. Mungkin, ini hanya efek dari bangun tidur."

Sebelah tangan terangkat untuk sedikit mendorong bahu si bungsu Itoshi, [Name] mulai mendudukkan diri dengan sesekali mengernyit ketika menahan nyeri di kepala yang masih terus menguasai. Gadis itu berusaha untuk tetap bisa bersikap biasa agar tidak membuat Rin khawatir secara berlebihan seperti ini, disebabkan lelaki itu nyaris memeluk tanpa permisi hanya karena mengetahui panas tubuhnya meningkat sangat tinggi.

[2] TRAPPED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang