╰┈➤┇CHAPTER 16

7K 600 405
                                    

Pagi hari telah berganti siang, bahkan siang pun kini sudah terganti malam yang terasa dingin dan semakin mencekam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari telah berganti siang, bahkan siang pun kini sudah terganti malam yang terasa dingin dan semakin mencekam.

Didukung oleh situasi menegangkan yang terus menyelimuti mansion keluarga Itoshi, disebabkan kehadiran anak bungsu tercinta yang tiba-tiba datang dengan membawa wanita bersimbah darah dalam pelukan nyaris kehilangan nyawa semisal telat satu detik saja untuk ditangani.

Benar.

Setelah mendapati [Name] tak sadarkan diri dengan kondisi memilukan, Rin susah payah berusaha menghentikan pendarahan yang terjadi dan bergegas membawanya ke mansion agar bisa segera mendapat penanganan. Memanggil Dokter pribadi tak peduli seberapa sibuknya hari ini, pria itu jelas tidak membutuhkan alasan apa pun karena [Name] lebih penting dibandingkan pasien lainnya lagi.

Lalu, kenapa Rin tidak membawanya ke Rumah Sakit saja agar bisa mendapat pemeriksaan dari Dokter lain?

Sudah pasti, jawabannya hanya satu.

Rin tidak ingin [Name] disentuh siapa pun; termasuk Dokter pribadi keluarganya jika tak darurat seperti ini.

"Sayang ... ayo bangun."

Iris teal itu tak sedetik pun mengalihkan pandangan dari sosok terbaring lemah di atas ranjang yang masih enggan untuk membuka kedua mata, bahkan tidak ada sedikit pun tanda pergerakan jika kesadaran akan segera membawa dirinya kembali bertemu dengan dunia nyata.

Padahal kondisi tubuhnya sudah mulai stabil, tetapi [Name] tetap saja belum sadarkan diri sampai kini hari sudah semakin gelap dan hal itu jelas menambah rasa panik dalam hati Rin yang sejak awal memang ketakutan jika wanitanya benar-benar meninggalkan hingga tak akan pernah kembali.

Wajah cantiknya terlihat sangat pucat, deru napasnya bahkan terdengar begitu berat. Membuat tubuh si bungsu Itoshi pun terus gemetar tanpa henti, kedua tangannya menggenggam erat sang wanita hingga saling bertautan lalu mengecup seluruh jemari lentik itu dengan sepenuh hati berulang kali.

Rin takut.

Sangat takut.

Jika sampai [Name] pergi meninggalkannya, entah akan segila apa dirinya dan tentu saja isi kepala pria itu sudah sibuk memikirkan harus segera menyusul dengan berbagai cara agar tetap bertemu di kehidupan lainnya.

Baik di dunia maupun akhirat nanti, [Name] tetaplah hanya milik Rin, titik.

"Bagaimana perkembangan kondisinya sekarang, Anri-chan? Calon menantuku tidak apa-apa, kan?"

"Anda tenang saja, Mam. Kondisinya sudah semakin stabil, hanya tinggal menunggu waktu untuk kembali siuman."

"Tetapi, tidak ada hal serius yang terjadi padanya, kan? Tidak ada ancaman bahaya bisa merenggut nyawa, kan?"

"Tidak. [Name] hanya drop karena kondisi tubuh dan mentalnya yang sangat tertekan. Banyak beban pikiran terus memenuhi kepala, seluruh tenaga terkuras dan perutnya yang kosong belum terisi apa-apa. Lalu, darah yang keluar dari dada juga pergelangannya cukup banyak. Beruntungnya, sayatan itu salah perkiraan karena dilakukan terburu dan dengan keadaan memang sudah setengah tak sadarkan diri."

[2] TRAPPED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang