╰┈➤┇CHAPTER 10

4.9K 639 432
                                    

"Jangan sungkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan sungkan. Masuklah."

"Uhm, iya. Permisi."

"Selamat datang di rumah, [Name]."

Netra berkilau itu melirik pada semua arah, mulai dari ujung kiri sampai kanan tanpa terlewat satu pun celah. Memperhatikan bagaimana ruang yang dipijaknya kini memang tempat asing dan baru pertama kali didatangi, tetapi jujur saja [Name] merasa seperti sedang berada di rumah sendiri.

Bagaimana tidak?

Apartemen Rin, berada di kawasan elit yang tentu saja hanya orang tertentu bisa menempatinya. Seluruh perabotan yang mengisi setiap sudut ruangan sudah pasti memiliki harga fantastis, jauh berbeda dengan kediamannya sebab dilihat dari mana pun itu jelas sebuah bangunan tua hampir ketinggalan zaman yang beruntungnya masih kokoh sehingga tetap bisa ditinggali.

Namun, setiap tata letak bahkan cara menata semua barang yang ada di hunian mewah ini sama persis dengan isi rumah milik [Name] tanpa kecuali. Belum lagi kombinasi cat yang sengaja dipadukan untuk saling melengkapi begitu mirip dengan kediamannya, dua warna favorit yang sudah jelas adalah pilihan sendiri ketika memutuskan untuk mengubah tampilan demi menyambut tahun baru.

Tidak ada kesalahan yang tercipta, hingga semua detail kecil sekali pun memang benar-benar serupa.

Mulai dari sofa yang berada di sudut ruangan berhadapan dengan televisi, meja dihias oleh vas bunga dilengkapi tumpukan beberapa majalah masa kini. Lalu sebuah lemari pajangan berisi buku-buku bacaan ringan untuk mengisi waktu senggang ketika selesai bergelut dengan tugas, bahkan Rin memiliki rak antik seperti yang tersimpan di kamar tidurnya juga sama-sama dipenuhi oleh foto; tidak terlalu jelas potret siapa tetapi mungkin dirinya sendiri dan keluarga.

Kenapa bisa begini?!

"Tunggulah. Aku akan menyiapkan beberapa makanan dan minuman."

[Name] mengerjap cepat, gadis itu segera menoleh pada Rin yang ternyata sedang menatapnya penuh senyuman entah sejak kapan.

"A-aku bantu."

"Tidak perlu. Tuan puteri duduk saja. Dan, jangan pergi ke mana pun, hmm?"

Rin mengusap pucuk kepala sang gadis, kaki jenjangnya mulai melangkah pergi meninggalkan [Name] yang masih saja fokus memperhatikan setiap sudut ruangan dengan rasa tidak percaya sangat kuat menyelimuti. Lelaki itu memang menyuruhnya duduk diam dan jangan pergi, namun entah kenapa hati [Name] justru mengatakan jika ia harus melangkah cepat meninggalkan hunian si bungsu Itoshi.

Sesaat, gadis itu melirik dengan ujung mata berusaha memastikan jika Rin masih menyibukkan diri dan tak akan memergoki segala kelakuan lancangnya. Karena bukan bermaksud tidak sopan, tetapi sesungguhnya [Name] sangat penasaran dengan apartemen yang sedang disinggahi ini kenapa bisa semirip kediamannya; padahal Rin baru satu kali berkunjung itu pun hanya duduk di ruang tamu.

[2] TRAPPED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang