Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinar mentari yang masuk melalui celah tirai kamar, seakan menambah suasana hangat bagi sang wanita yang masih sibuk bergelung dengan selimut tebal tak berniat untuk membuka mata walau hari sudah berganti terang perlahan meninggalkan gelapnya malam.
[Name] tetap mempertahankan kenyamanan diri dan mengabaikan segala gangguan yang terus saja menggodanya untuk bisa terbangun, wanita itu justru semakin menaikkan kain penghangat sampai menutupi sebagian wajah ketika merasakan kedua pipi bahkan hidungnya dicubit berulang kali oleh seseorang yang terduduk di tepian ranjang.
"Sayangku, ayo bangun."
"Ngh! Lima menit lagi."
Astaga.
Si pelaku kejahilan jadi merasa sangat gemas akan segala tingkah wanita pujaan di hadapannya ini, tentu saja itu adalah Rin yang entah sudah berapa lamanya terus memandangi [Name] dilengkapi senyum berseri-seri tanpa mengenal rasa bosan; kini memilih untuk ikut merebahkan diri lalu menghujani seluruh wajah wanitanya dengan kecupan-kecupan manis tanpa henti.
Membuat [Name] akhirnya menggeliat kesal berakhir mengerjapkan kedua mata dengan pelan, wanita itu bahkan berdecak malas karena si bungsu Itoshi sudah sibuk memeluk tubuhnya lagi padahal semalaman terus mendekap tak sekali pun melepaskan hingga ia merasa sangat pegal.
Tidak bisakah Rin membiarkannya tidur nyenyak lebih lama?
Kenapa pria itu senang sekali mengganggunya?
"Fine. Aku akan bangun."
[Name] lagi-lagi mengerjap dan mengusap kedua mata dengan lesu, sial, tubuhnya bahkan masih terasa lemas seakan meminta untuk diistirahatkan kembali tetapi iblis di sampingnya ini pasti tak akan mungkin membiarkan dan semakin mengganggu tidak satu detik pun memiliki niat berhenti.
Wanita itu mulai bangkit dari posisi tidur dan mendudukkan diri dengan kelopak mata yang masih setengah terbuka, berencana segera melangkah pergi ke kamar mandi sebelum mendapat gangguan lain lagi; sayangnya si bungsu Itoshi lebih cepat menarik pergelangan tangan hingga [Name] terhuyung dan berakhir jatuh menindih tubuhnya yang memang masih terbaring di atas ranjang.
Tangan kanan terulur untuk menyusur pada tengkuk sang wanita lalu mendekatkan wajah keduanya, dan pria itu langsung mengecup bibir [Name] tanpa permisi hingga membuat wanitanya refleks melebarkan kedua mata sempurna seolah berhasil menghilangkan seluruh kantuk yang semula kuat terasa.
Organ tak bertulang si bungsu Itoshi perlahan bergerak sensual di antara lipatan bibir [Name] yang masih terkatup seakan menggoda, diakhiri dengan satu gigitan gemas sebelum pria itu melepaskan dan melukis segaris senyum manis tak berdosa.