╰┈➤┇CHAPTER 22

5.8K 594 331
                                    

Tidak pernah sekali pun terbayangkan, jika pada akhirnya sang wanita pujaan bisa benar-benar menerima segala kesungguhan hati setelah melewati berbagai macam cobaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak pernah sekali pun terbayangkan, jika pada akhirnya sang wanita pujaan bisa benar-benar menerima segala kesungguhan hati setelah melewati berbagai macam cobaan.

Seluruh pikiran Rin sejak awal memang selalu dipenuhi dengan rasa takut juga khawatir begitu nyata, bukankah sangat wajar jika [Name] terus menolak bahkan membenci dirinya yang sudah keterlaluan sampai menyingkirkan banyak nyawa hanya demi bisa mendapatkannya?

Namun, siapa sangka jika Tuhan masih memberi kesempatan untuk memperbaiki ikatan yang berantakan dengan mengirimkan sosok malaikat kecil di antara keduanya. Membawa seluruh perasaan yang semula tanpa arah perlahan tersampaikan dengan benar hingga bisa saling mengerti, baik Rin maupun [Name] kini selalu terbuka setiap kali mengutarakan segala isi hati agar tidak ada kesalahpahaman atau melakukan cara di luar akal sehat lagi.

Suasana di apartemen yang sebelumnya terasa dingin dan mencekam diselimuti kenangan buruk dan rasa takut pun sepenuhnya terganti dengan kehangatan cinta, bahkan canda juga tawa sering kali terdengar ketika keduanya sedang bersama atau sekadar menyiapkan makanan untuk dinikmati saat waktu luang setelah sibuk mengerjakan tugas akhir yang hampir meledakkan kepala.

Tidak ada lagi kecanggungan, mereka bahkan sering kali melakukan pillowtalk demi berbagi pikiran dilengkapi hangatnya pelukan.

"Jadi, Mama dan Papa akan datang sebentar lagi?"

"Iya. Sebenarnya, Papa sedang berada di Tokyo sejak tiga hari lalu. Tetapi, setelah mendengar kabar tentang kita, sepertinya detik itu juga dia langsung berencana untuk kembali pulang. Ingin menyapa cucu, katanya."

"Astaga. Aku sendiri bahkan belum mengetahui berapa usia kandungan ini."

"Menurut perhitunganku, usianya baru menginjak sekitar 8 minggu."

"Bagaimana kau tahu?"

"Tentu saja aku menghitungnya sesuai dengan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) mu saat itu."

"Kau benar-benar mengingatnya?!"

"Kenapa? Aku bahkan selalu mengingat berapa lama tamu itu akan datang, dan juga siklus setiap bulannya antara maju atau mundur di tanggal tertentu."

"Memang penguntit mengerikan."

"Aku hanya ingin menjadi calon suami siaga. Mengetahui dan mengingat hal sekecil apa pun tentang wanitanya, itu adalah sesuatu yang penting bagiku."

[Name] hanya mampu menggeleng pelan, sejujurnya wanita itu sudah kehabisan kata setiap kali berbicara dengan Rin yang pasti selalu mengetahui segala hal tentangnya; hingga detail kecil sekali pun.

Rin bahkan semakin cekatan setiap kali melakukan sesuatu, setelah menerima status baru sebagai calon Papa pria itu langsung bersikap layaknya orang tua terbaik sampai terkadang membuat [Name] kesulitan menahan tawa karena tingkahnya yang terlampau lucu.

[2] TRAPPED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang