╰┈➤┇CHAPTER 11

4.5K 609 450
                                    

Tubuh yang masih gemetar itu tidak peduli pada dinginnya semilir angin malam kuat terasa, [Name] benar-benar kehilangan seluruh tenaga hingga tak mempermasalahkan lengan yang melingkari pinggang si bungsu Itoshi sebagai penopang dari segala kelema...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh yang masih gemetar itu tidak peduli pada dinginnya semilir angin malam kuat terasa, [Name] benar-benar kehilangan seluruh tenaga hingga tak mempermasalahkan lengan yang melingkari pinggang si bungsu Itoshi sebagai penopang dari segala kelemahan diri begitu nyata.

Kepalanya bahkan bersandar di bahu tegap seolah menjatuhkan seluruh sisa pertahanan pada lelaki yang kini dengan suka rela membawa sang gadis kembali pulang, menerobos kegelapan malam penuh kesunyian tanpa rasa takut seakan suasana mencekam memang sudah lama bersahabat dengannya.

"Rin, bisakah kau mengantarku ke rumah Yoichi?"

"Kau yakin tidak akan langsung pulang?"

"Uhm ..."

"Baiklah. Kita ke sana sekarang."

Si bungsu Itoshi melajukan sepeda motor dengan kecepatan sedikit lebih tinggi, pandangannya sesekali melirik pada arloji yang melingkari pergelangan tangan seolah menghitung ketepatan waktu saat sampai di tujuan nanti.

Sedangkan [Name] yang sejak awal memang hanya mampu terdiam tanpa suara sama sekali tidak menyadari bagaimana Rin bisa mengetahui rute perjalanan dan lokasi rumah Yoichi, gadis itu melupakan jika seharusnya lelaki yang kini mengantar tidak mengetahui setiap jalan menuju kediaman Isagi; sebab mereka tak pernah saling berinteraksi.

[Name] juga hanya memintanya untuk mengantarkan, tanpa memberitahu secara pasti namun Rin benar-benar bisa membawanya sangat tepat pada sebuah jalur yang memang sesuai tidak sedikit pun melakukan kesalahan. Beruntung sekali bagi si bungsu Itoshi tak perlu susah payah mencari alasan, tidak memiliki tenaga dan kelelahan ternyata memang bisa membuat seseorang kehilangan fokus juga kepekaan terhadap segala hal.

Ckiiit!

Rin menghentikan sepeda motor dengan sangat mendadak, hingga gadis yang berada di belakangnya mengerjap cepat karena tak sengaja membuat pelukan semakin erat diikuti tubuh bagian depan menekan pada punggung sang lelaki cukup kuat.

Kepala perlahan menengadah untuk bertanya pada si bungsu Itoshi kenapa tiba-tiba berhenti tanpa permisi, namun kalimat yang seharusnya terucap hanya mampu ia tahan sebab pemandangan di hadapan kedua mata berhasil membuat [Name] hanya menatap dengan sorot mata bergetar tidak percaya menyelimuti.

"A-apa ... yang terjadi?"

Di hadapannya kini, banyak sekali warga yang berlalu lalang dan sibuk bergotong royong untuk memadamkan api.

Kobaran besar dari si jago merah terlihat mengerikan, para petugas pemadam kebakaran yang sangat banyak pun seolah tak berguna karena bangunan itu nyaris hancur dan menyisakan puing reruntuhan; pasti sudah terbakar dalam waktu cukup lama.

[2] TRAPPED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang