╰┈➤┇EXTRA 01 : REUNION

5.1K 487 135
                                    

Tepuk tangan terdengar sangat meriah memenuhi gedung mewah bertingkat yang dipenuhi banyak sekali tamu terhormat, tak jarang ada pula helaan napas lega dari para karyawan setia setelah jabatan kepemimpinan kini resmi dipegang oleh si bungsu Itoshi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepuk tangan terdengar sangat meriah memenuhi gedung mewah bertingkat yang dipenuhi banyak sekali tamu terhormat, tak jarang ada pula helaan napas lega dari para karyawan setia setelah jabatan kepemimpinan kini resmi dipegang oleh si bungsu Itoshi sebab pria itu terlihat lebih normal dari sang Kakak yang sebelumnya menjabat.

Senyum ramah juga tutur kata sopan yang berhasil meyakinkan seluruh mata memandang seolah menjadi kunci utama dirinya bisa diterima sangat baik, mereka semua hanya belum mengetahui jika Rin pun sebenarnya tidak berbeda jauh dengan Sae yang bisa melenyapkan siapa saja ketika berani mengusik.

Perusahaan cabang di Kyoto milik Itoshi Group, akhirnya berpindah tangan setelah sekian lama melakukan negosiasi antara Rin dengan sang Papa yang kerap memaksa dirinya untuk tetap bisa menerima. Bukan tanpa alasan si bungsu merasa sangat malas berurusan dengan kota yang disinggahinya kini, tetapi Kyoto adalah salah satu zona merah dalam kamus hidupnya karena menginjakkan kaki di sini sama dengan masuk ke dalam kandang singa liar sulit terkendali.

Mencari masalah sedikit saja maka nyawa jadi taruhannya, sedikit beruntung sebab Rin bersama keluarga tercinta hanya sementara berada di sini sebelum kembali pulang ke kota kelahiran dan tetap bisa menjalani segala kesibukan pekerjaan hingga tak perlu menetap lama.

"Selamat untuk semua pencapaian hebat ini, kawan! Dan juga, selamat untuk kehamilan anak ketiga kalian!"

Rin menoleh cepat ketika mendengar suara berbeda namun tetap dikenali olehnya, sudut bibir itu perlahan terangkat untuk tersenyum tipis lalu merangkul bahu sang istri yang selalu setia berdiri di sampingnya.

"Katakan hal itu pada dirimu sendiri, Tuan Raiden. Rasanya, aku tidak pantas membanggakan diri di hadapan pemimpin baru Inarizaki's Group yang namanya sudah dikenal baik oleh mata dunia. Benar kan, sayang?"

"Uhm, itu benar. Terima kasih sudah menyempatkan diri untuk hadir di sela kesibukanmu, Raiden."

"Jangan berlebihan. Kalian pasti tahu, jika impianku adalah menjadi Dokter bedah dan memegang jabatan ini jelas terpaksa, oke?"

"Kau memang tidak berubah, huh?"

"Siapa bilang? Tentu saja aku sudah banyak berubah. Kegiatan malamku. Statusku. Kehidupanku. Bahkan, suara indahku."

Raiden tertawa pelan, kedua alisnya bahkan naik turun dengan menyebalkan ketika melihat Rin yang kini memutar mata malas setelah mendengar ucapan terlampau percaya diri sangat berlebihan.

Meski begitu, jujur saja Rin merasa lega karena Raiden bisa kembali berbicara walau suaranya sedikit berbeda. Cedera pada lehernya dulu memang sempat menggeserkan tulang kerongkongan hingga pria itu harus menjalani operasi, disebabkan pita suaranya pun mengalami masalah serius dan nyaris putus jika tidak segera ditangani.

"Ah! Aku hampir lupa. Anggap saja, ini hadiah pelengkap untuk ucapan selamat dariku."

Raiden memberikan satu kotak kecil dengan pita merah di atasnya, terlihat seperti hadiah biasa tetapi Rin tidak akan mudah percaya begitu saja pada pria sinting yang sudah ia kenal cukup lama.

[2] TRAPPED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang