Kelopak sayu yang semula terpejam itu mulai terbuka, menampilkan sepasang iris biru seindah lautan luas mampu membawa ketenangan bagi siapa pun melihatnya. Perlahan mengerjap lemah ketika menyesuaikan cahaya terang berhasil menyapa penglihatan sangat menyilaukan kedua mata, terus melebar hingga bersirobok dengan langit cerah dipenuhi awan putih sebagai penghiasnya.
Bibir meringis dengan sebelah tangan memegang kening yang berdenyut cukup kuat, telinganya bahkan masih berdengung karena menerima hantaman keras entah dilakukan oleh siapa pada bagian sisi saat dirinya baru saja menyimpan si roda dua di area parkiran kampus. Memastikan jika tidak ada luka apalagi darah yang bisa membuatnya muntah, napas itu mulai terdengar lega saat menyadari mungkin tengkoraknya baik-baik saja dan otak tidak bergeser dari tempatnya.
Yoichi menggelengkan kepala sepelan mungkin, berusaha menghilangkan rasa pusing dan mengembalikan pendengaran yang sempat hilang kepekaan terhadap suara bising.
Orang sinting mana yang seenaknya memukul tanpa peringatan hingga membuatnya pingsan seperti ini?
Jika bertemu, Yoichi harus mengajarkan si pelaku tentang bermain belakang itu adalah perilaku yang buruk dan tidak boleh ditiru.
"Akhirnya, sampah ini sadar juga."
Yoichi refleks segera bangun terduduk tidak peduli dengan keadaan tubuhnya, ketika mendengar suara berat yang tentu saja sangat dikenali olehnya. Kedua mata mengedarkan pandangan hingga menyadari jika kini dirinya sedang berada di puncak gedung tertinggi entah bangunan apa, pantas saja hawa panas dari terik matahari seakan menusuk kulit terasa membakar tubuhnya sejak tadi.
Lelaki itu menatap tajam pada sosok yang berada tak jauh darinya melukis senyum manis tanpa dosa, dan asik bersandar santai dengan kedua tangan terlipat depan dada. Membuatnya menggertakkan gigi dipenuhi amarah jelas terlihat, lelaki raven itu sulit mengatur kekesalan yang begitu tinggi tersirat.
"Sudah kuduga. Ucapan Paman Kiyoo saat itu memang benar adanya."
Yoichi mulai berdiri, ia bahkan melupakan segala nyeri pada tubuh untuk mengepalkan kedua tangan dengan sangat erat hingga kuku memutih sebab emosi tiba-tiba saja datang menguasai diri.
"Setelah kejadian di mana handphone Reo tiba-tiba ada padaku, aku sangat yakin jika memang ada seseorang yang menjadi dalang dari segala kejadian dan sengaja melakukannya demi meraih sebuah tujuan."
Sebelah tangan terangkat, dengan seluruh keyakinan Yoichi menunjuk Rin diikuti sorot mata penuh kemurkaan terpancar kuat.
"Hanya kau, yang ada di dekatku dan [Name] saat itu! Itoshi Rin, kau pasti pelaku kegilaan ini dan berusaha untuk menyingkirkan semua orang agar bisa mendapatkan sahabatku, uh?!"
Rin terkekeh pelan, lelaki itu mulai ikut bangkit lalu melangkah mendekati Yoichi dengan menepuk tangan bangga akan pemikiran sang target di hadapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] TRAPPED ✔
Fanfiction【 PSYCHO LOVE STORY #02 】━━ ❝Belenggu kuat dari Iblis yang memberi luka dan juga cinta.❞ © BLUE LOCK, M. KANESHIRO, Y. NOMURA © COVER FANART BY ME! © DACHAAAN, 2022