"Yaahh.. terus aku sama siapa?""Tungguin Abang aja, deh."
"Ish, Abang mah kaya gitu."
"Iya, iya.. Yaudah. Assalamualaikum."
Gadis berhijab abu tua itu menutup sambungan telfonnya begitu selesai berbicara dengan orang di seberang sana. Benda pipih berwarna putih itu, kembali masuk kedalam tas selempang.
"Gimana Abang kamu?"
Gadis berhijab salem bernama Lia yang barusan bertanya. Dari tadi dia memperhatikan percakapan antara Winda dan Haidar di telfon, tapi tidak tahu apa yang Haidar katakan hingga membuat Adiknya ini terlihat cemberut.
"Kita di suruh berangkat duluan aja. Dia bilang, nanti nyusul karena masih ada urusan sama Pak Haechul." Jawab Winda.
"Terus, kamu ke lokasi KKN sama siapa, Win?"
Iya, hari yang mereka tunggu akhirnya tiba. Hari ini mereka akan berangkat ke lokasi KKN, setelah kemarin upacara pelepasan sudah di laksanakan. Kampus menyediakan mobil untuk mengangkut koper-koper dan barang bawaan mereka lainnya. Anak laki-laki sudah terlihat membawa motor masing-masing. Anak perempuan juga ada yang membawa.
Tadinya, Calvin dan Ningning ingin menjadi relawan untuk meminjamkan mobil Alphard mereka. Tapi Marchel menyarankan, tidak perlu, karena di sana mereka sangat membutuhkan alat transportasi roda dua untuk wara-wiri. Kata Marchel juga jalanan di sana tidak mendukung. Tidak apa naik motor, anggap saja mereka sedang touring.
"Sama gue aja,"
Seorang laki-laki ikutan nimbrung di tengah percakapan dua gadis yang terlihat bingung.
"Masih kosong kalo lo mau,"
Dagu laki-laki itu bergerak ke arah motornya. Jean terlihat rapih dengan helm full face yang kacanya ia buka. Terlihat siap untuk perjalanan jauh dengan jaket kulit berwarna hitam, serta ransel berukuran sedang di punggung.
"Tenang aja, gue bonceng dengan selamat, Insya Allah." Kata Jean lagi melihat Winda yang masih ragu-ragu.
"Terima aja. Daripada kamu engga ada barengan." Kata Lia pada Winda.
Winda akhirnya mengangguk. Membuat Jean mengulas senyum di balik helm.
"Ryuni nyusul, di anter sama Papahnya." Lapor Jiya yang baru saja mendapat kabar dari Ryuni melalui pesan singkat.
"Berarti yang nyusul Haidar sama Ryuni, ya? Yang lainnya udah aman, kan?" Marchel mengabsen satu-persatu anggotanya dengan mata yang ia gerakan.
Tersenyum geli, ketika dia melihat kumpulan manusia yang sudah rapih dengan pakaian yang terlihat seperti hendak mendaki gunung.
Kan, memang lokasinya ada di gunung, Chel!
"Yaudah, kalo gitu kita berangkat sekarang. Tapi sebelum itu, alangkah baiknya, kita berdoa dulu, supaya Tuhan melindungi kita selama perjalanan menunju lokasi." Ujar Marchel, yang tentu sangat di setujui oleh anggotanya.
Sebagai umat kristiani, Marchel adalah orang yang sangat religius. Apapun selalu ia kaitkan pada Tuhan melalui untaian doa-doa.
Mereka merunduk, seraya memejamkan mata, khusyuk berdoa menurut kepercayaan masing-masing.
"Berdoa, Selesai." Ucap Marchel.
Dan mereka kembali menengadah.
Lalu berikutnya, mereka sudah siap menaiki motor masing-masing.
Marchel dengan motor sportnya berjalan lebih dulu, untuk memimpin, bersama Giselle yang ia bonceng. Kemudian di belakangnya ada Rendi bersama Aji yang naik Vespa LX. Lalu di susul Nmax yang di kendarai oleh Chaery dan Yuna. Terus di belakang mereka, ada Lia dan Jiya yang naik motor PCX. Kemudian di ikuti oleh motor Harley dengan Calvin yang mengendarainya, bersama Ningning.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN Di Desa Kasmaran | NCT
Fanfiction"Duh, anjir ngapain sih gue ada di sini?" "Bisa ngga sih, kita sehari aja engga berantem?" "Gue suka sama lo." "Meski nanti KKN udah berakhir, Gue mau kita masih lanjut." "Jadian, kuy." Gimana jadinya kalau manusia receh, rame, savage, freak, julid...