"Haahhh.."
Helaan nafas panjang terdengar dari Ningning, begitu dirinya sudah duduk di saung bambu yang terasa adeeem sekali. Angin dari sawah-sawah sekitar semakin mendukung suasana untuk tidur siang. Tapi tidak mungkin jika dirinya tidur siang di sebuah saung, pinggiran sawah. Terlalu berbahaya, mengingat dirinya juga seorang perempuan.
"Bosen, Ji," kata Ningning pada Aji yang baru datang dan ikutan duduk. "Main PubG, yuk!"
Tentu saja ajakan Ningning mendapatkan anggukan langsung dari Aji. Ibarat kucing di tawari ikan, mana mungkin di tolak?
Macam gayung bersambut, Aji pun menjawab, "Kuy!"
Aji duduk bersila, mengeluarkan ponselnya. Sementara Ningning sudah siap sejak ia mengajak tadi. Menit berikutnya, kedua orang itu sudah mulai fokus pada layar pipih di tangan masing-masing.
Dari jauh, Calvin mendapati dua orang tengah duduk santai sambil bermain ponsel di sebuah saung. Penasaran, ia pun menghampirinya. Calvin tersenyum geli ketika melihat ekspresi si perempuan yang serius sekali melihat layar pipih di tangannya. Sudah berada di dekat saung, namun kehadirannya belum di sadari oleh kedua orang itu.
Leher Calvin sampai memanjang demi bisa melihat ke layar ponsel si perempuan.
"Gaya-gayaan lo. Main PubG aja kalahan."
Lirikan sadis terlempar padanya ketika dia berbicara pada gadis itu.
Berusaha untuk abai, Ningning kembali pada game di ponselnya, seakan kalimat Calvin barusan hanyalah angin yang lewat begitu saja.
"Ngapain sih main sama Ningning, Ji?" Calvin duduk di samping Aji. "Dia kaga jago, paling baru terjun dari pesawat juga udah game over."
Aji hanya tertawa, tanpa mengalihkan perhatian dari ponsel.
Calvin kembali bersuara lagi dengan kalimat nyinyirnya. "She is not good yet." Tentu itu sengaja.
Sampai membuat Ningning menoleh, dan menatapnya dengan sengit. "Jangan percaya, Ji. Dia juga cemen. Gue ajakin main, tapi malah langsung off." Lalu lanjut melihat ponsel lagi.
"Karena gue males, main sama orang kalahan." Tukas Calvin. Kemudian tertawa-tawa melihat pipi Ningning yang menggembung menahan marah. Sudah dia duga detik berikutnya, Ningning pasti akan berteriak.
"CALVIN!"
Untung saja Calvin sudah menyumpal kedua telinganya dengan jari. Calvin masih tertawa-tawa. Aji hanya menggeleng-geleng saja, mendengar dua manusia di sisi kiri dan kanannya yang saling bersahut-sahutan.
"Ke Starback, gih. Gue traktir sepuasnya." Kata Calvin dengan santai.
"Gue traktir semua pengunjung Starback juga mampu!" Sahut Ningning.
"Sombong."
"Lo ngeselin sih lagian."
"Makasih."
"Itu bukan pujiaaaann."
"Oh."
Kepala Ningning pening. Ia tahu akan seperti ini jadinya kalau dirinya bertemu dengan Calvin. Ribut.
"Ngapain sih lo ke sini?"
"Kenapa emangnya? Engga boleh?"
"Engga. Ini tempat gue." Klaim Ningning.
"Mana?"
"Apanya?" Tanya Ningning. Jelas tak mengerti.
"Katanya ini tempat lo. Mana? Buktinya engga ada nama lo. Engga usah ngaku-ngaku deh lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN Di Desa Kasmaran | NCT
Fanfic"Duh, anjir ngapain sih gue ada di sini?" "Bisa ngga sih, kita sehari aja engga berantem?" "Gue suka sama lo." "Meski nanti KKN udah berakhir, Gue mau kita masih lanjut." "Jadian, kuy." Gimana jadinya kalau manusia receh, rame, savage, freak, julid...