Yookk penumpang kapal mana aja nih yang mau berlayar?
"Guys, hari ini kita bantuin warga desa buat ke sawah ya."
"WHAT?!" Pekik Chaery, Lagi leha-leha di bangku kayu di teras posko dia langsung tegak gitu.
"Kita nyawah, Chel?!" Tanyanya lagi, dan Marchel mengangguk.
"Seriously? KKN kenapa gini banget siieee? Engga bisa apa kita nyantai dikit?" Ningning juga mengeluh dari duduk selonjorannya.
"KKN kan emang begitu, tujuannya untuk bantu warga memajukan desa. Kalo mau enaknya aja, itu namanya holiday."
Marchel mengacungkan jempol ke Gino yang barusan berargumen.
"Cuma hari ini aja, buat bantuin warga," Kata Marchel. "Mereka kan udah nerima dan menyediakan tempat untuk kita KKN, engga ada salahnya kita bantu mereka."
Dengan berat badan, hati dan perasaan akhirnya mereka cuma bisa menurut. Demi keberlangsungan KKN juga, kasihan Marchel sebagai ketua kalau anggota kelompoknya pada malas-malasan.
Sampai di sawah, mereka bisa melihat lahan yang masih dipenuhi dengan lumpur. Bayang-bayang lumpur basah, pakaian yang akan kotor, belum lagi ada hewan di dalam sana seketika berkelebat di pikiran mereka. Terutama para perempuan.
"Kita tebar benih cukup 30 m²," Kata Marchel sebelum anggotanya turun ke sawah. "Nanti anak cewek yang bagian pinggir, terus anak cowok yang bagian pojok sana."
Sudah lengkap dengan caping di kepala masing-masing. Akhirnya, mereka pun turun ke sawah. Pelan-pelan, karena lumayan licin.
Chaery, Jiya, dan Giselle sempat teriak-teriak saat pertama kali menginjakkan kakinya ke dalam lumpur.
"Aa! Gue injek apaan ini?!"
"Kalo ada lintah gimana?!"
"IYUUHH!! Lembek banget!!"
"Lenjeh banget sih lu pada!" Teriak Rendi. Engga suka banget dia sama cewek yang kebangetan lebay.
Anak cewek berasa latihan militer.
Sementara yang lain asikin aja nanem padi. Winda, Kaniya, Lia, dan Ningning membenamkan bibit padi satu persatu ke dalam lumpur.
"Panas banget, anjr! Kaya dapet spoiler padang masyhar!" Keluh Haidar. Rendi meliriknya sadis.
"Ngeluh mulu idup lu!"
"Asal lo tau ya," kata Haidar, "Mengeluh adalah passion!"
"Setuju, Dar! Lanjutkan!" Sahut Calvin dari kejauhan.
Gino menghampiri Kaniya yang ketawa-ketawa sama Winda melihat Ningning yang belepotan dengan lumpur.
"Kalo udah selesai langsung naik aja, Kan. Istirahat." Kata Gino. Lia yang tak jauh dari Kaniya melirik keduanya bergantian.
"Engga usah di bilangin orang juga tau kali, No," sahut Ryuni yang mendengar itu. "Kalo udah selesai mau ngapain lagi? Ya kali Kaniya jemur jadi bebegig di sawah?"
"Heh, lu jangan ganggu Gino lagi usaha itu," Bela Jean. "Kaya gue nih yang lagi berjuang dapetin hati Winda."
Jean dengan muka yang udah kena lumpur di pipi kanan dan kirinya, tapi masih merasa tampan dan caper banget ke Winda.
"Anda hanya berjuang sendirian, karena adek gue udeh gue jodohin ama Jake."
Parah banget emang si Haidar mulutnya. Haidar masang muka nyolot pas Jean lihat dia dengan muka datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN Di Desa Kasmaran | NCT
Fanfiction"Duh, anjir ngapain sih gue ada di sini?" "Bisa ngga sih, kita sehari aja engga berantem?" "Gue suka sama lo." "Meski nanti KKN udah berakhir, Gue mau kita masih lanjut." "Jadian, kuy." Gimana jadinya kalau manusia receh, rame, savage, freak, julid...