19. Rival Yang Sebenarnya

1K 98 11
                                    

Siang hari di dalam posko perempuan. Lima orang perempuan nampak sibuk dengan kardus, kertas coklat, dan berbagai macam snack. Sedangkan empatnya lagi, sedang di lokasi acara untuk mempersiapkan acaranya.

Bukan. Ini bukan mau acara ulang tahu. Tapi untuk hadiah acara sosialisasi bahasa Inggris di sekolah besok.

Semua terlihat fokus, dan tentram. Sesekali mengobrol, sampai suara Chaery yang berseru ketika melihat ponselnya.

Jean WhatsApp Story

Jean WhatsApp Story

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cek, cek... untuk jodoh gue, dimohon segera mendekat ke sumber suara. Calonnya udah siap neh.


"Yun, Yun... Liat WA story-nya Jean deh lagi bareng Aji nih!!" Chaery memperlihatkan ponselnya pada Yuna.

"Mana mana? Coba liat?!" Yuna engga sabaran, "Ih iyaaaa Aji ganteng banget siiiihh!!"

Ini kalau Jean lihat pasti dia langsung komen; fokus ke gue-nya, please!

Kedua perempuan itu cekikikan bersama. Yuna sama Chaery seneng saja lihat Aji, kadang mereka juga suka godain Aji. Cuma bercanda. Wong, mereka berdua punya pacar masing-masing. Aji hanya seperti adik untuk mereka.

Habisnya Aji ganteng, imut, innocent gitu mukanya kalau digodain. Jadi mereka juga seneng. Gemesh gitu.

"Lebay."

Yang barusan berkomentar itu anaknya Bapak Burhan. Winda lagi sibuk bungkusin kardus pake kertas coklat bareng Kaniya.

"Ih apa sih Win..." Kata Yuna yang duduk lesehan di sampingnya.

"Norak emang nih kalau udah tentang Aji," Ryuni tengkurep di ranjangnya, melihat manusia di bawah yang pada sibuk bungkusin kardus. "Entar anak orang baper, tanggung jawab lu..."

Yuna manyun. "Kita kan cuma bercanda. Seneng aja liat Aji. Emang engga boleh?"

"Engga boleh," Kaniya juga bersuara. "Nanti Aji baper, terus dia berharap dan tau kalian cuma bercanda. Kan kasihan..."

"Duh... Kaniya don't be too serious, please..." Kata Chaery dengan aksen Britishnya.

"Kalian mau aku salamin ke Aji engga?" Tanya Winda. "Nanti sore Aji mau ngajak aku ke kebun buah naga bareng looh..."

Yuna sama Chaery kompak mendengus. "ENGGA USAH PAMER, WIN!!!"

Anaknya Bapak Burhan itu tertawa geli.

***

Setelah tiga jam menghabiskan waktu berkeliling kebun dan berbincang dengan penjaga kebun, Winda dan Aji memutuskan untuk kembali ke posko. Berhubung hari juga sudah mulai gelap.

Winda melambaikan tangan ke penjaga kebun yang berdiri di tengah kebun buah naga, sebelum akhirnya Ia menutup pintu kiri mobil bagian depan. Kemudian memasang sabuk pengaman begitu mobil pick up yang di kemudikan oleh Aji melaju.

KKN Di Desa Kasmaran | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang