20. Tebak Siapa?

854 105 14
                                    

"Abang jangan modus sama Ryuni loh."

"Iyeee."

"Abis ini jadwalnya apa lagi, Lia?"

"kamu nanyeaa?"

"Gue engga nanya lo ya, Jean."

"Abis ini ada games, Ryu."

"Anak cowok hari ini pada kenapa sih ga jelas banget?"

"Semalem abis pada makan buah kecubung, Kaniya."

"Heran, Kelompok KKN cowoknya pada gesrek semua."

"Heran, Kerjaan lu ngedumel mulu sih, Yun."

"Buseeh, sneaker gue kena tai kebo."

"Malu banget gue punya temen kaya lu, Vin."

"Jangan deketin, Calvin. Tai kebo kan baunya nular." Ningning langsung mengambil jarak. Jemarinya menjepit hidungnya.

"Gue kena tai kebo ye, bukan virus coronces."

Marchel menarik nafasnya. Bersyukur sekali Ia punya stok kesabaran tak terhingga. Dan kenapa dia harus jadi ketua dari kelompok manusia aneh semua sih? Capek banget.

"Kalian belum pernah ngerasain di jambak orang ganteng ya?" Kata Jean.

"Pernah. Gue jambak diri gue sendiri." Sahut Rendi.

"Ini mau jalan sampe mana kitaaa?"

"Nanya mulu lu udah kaya Dora!" Balas Calvin.

"Ikut komen mulu udah kaya netijen." Ningning tentu tak mau kalah.

"Wahai, kutil yang terkutuk..." Haidar mau menengahi. "Bersisik banget lo pada!"

"BERISIK!" Sahut beberapa diantara mereka.

"Bersisik emangnya kita uler?"

Jadi gini, hari ini adalah hari anak nasional. Sekolah Mentari Pagi mengadakan festival, dan anak KKN ikut memeriahkan dengan proker mereka yaitu sosialisasi bahasa Inggris. Tapi sebelum itu ada pawai dulu keliling desa.

Nah, anak Kwangya jarang banget yang namanya jalan kaki. Apalagi jalannya turun naik kaya di pegunungan gini. Pegel. Makanya pada ngedumel mulu dari tadi.

Emang dasar swombong amat nih bocah pada!

"Itu apaan?"

Penasaran, Winda menunjuk pada sebuah tiang tinggi. Lebih terlihat seperti menara besi.

Sambil masih berjalan bersama rombongan anak SD, mereka saling lempar obrolan random. Yang terkadang menguras emosi.

"Itu sutet." Jawab Jean, berjalan di depan Winda.

"Sutet?"

"Sutet bukannya orang Batak?" Tanya Aji, memancing lawakan. Dia jalan di belakang bersama Haidar.

"Itu Buteeeet." Jiya agaknya mulai terpancing.

"Sutet itu daging kambing sama sapi yang di tusuk terus di sutet." Sahut Rendi, cekikikan di samping Jean.

"Itu sateeee, Rendi. Emangnya aku oon apa." Jawab Winda, mukanya sebal.

"Adek gue di ogeb ogebin. Rendi, gue garuk lu ya." Haidar bersuara dari belakang adiknya.

Rendi nyengir kuda. "Canda, Dar, elah."

Sementara itu Marchel, Giselle, Gino, Kaniya, dan Lia lebih fokus pada tugas sesungguhnya pawai ini. Seperti; menuntun anak-anak yang paling kecil, mengajak mereka mengobrol, dan membatu tugas mereka untuk memungut sampah yang di temukan di jalan lalu memasukkannya kedalam trash bag.

KKN Di Desa Kasmaran | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang