16. Dasar Cowok!

1K 120 4
                                    

Halloo
Minal aidzin wal faidzin ya guys!
Mohon maaf baru update 😆

Absen dulu kemarin lebaran kemana aja? wkwk

Insya Allah abis ini bakalan sering update, kalian jangan lupa vote nya yaaw

Sekian, terima Jaemin 🙏💚
_________________________


















Jiya melihat buku catatannya, selagi dua bujang duduk di samping kanan dan kirinya sambil nyeruput jus mangga dalam gelas plastik. Aji sama Rendi.

Anggota divisi keagamaan ceritanya lagi pada diskusi di saung siang ini.

"Besok ada praktek sholat jenazah nih di TPQ. Menurut kalian mau kaya gimana enaknya?" Jiya meminta saran.

"Hmm.. biasanya biar lebih mendalami, perannya harus beneran."

Rendi dan Jiya kompak menolehkan kepalanya ke Aji yang barusan bersuara. Lantas menautkan alis, bingung mendengar argumen yang terdengar ambigu dari lelaki itu.

"Maksudnya, Ji?"

Jiya masih bingung. Tapi Rendi agaknya sudah mulai paham dengan apa yang dimaksud oleh Aji.

Rendi tersenyum miring, sebersit ide cemerlang terlintas dipikirannya.

"Jenazahnya harus beneran, gimana?"

"HAH? Beneran gimana?" Jiya kaget.

Setelah argumen Aji, sekarang di tambah ide dari Rendi. Keduanya makin-makin membuatnya terkejut.

Tidak habis pikir, Sebenarnya ada apa dengan pemikiran kedua laki-laki ini?

"Kalian mau praktek sholat jenazah, pake jenazah beneran?!"

Sontak, Aji dan Rendi tertawa hingga terjungkal dengan pemikiran polos Jiya. Rupanya pemikiran mereka berbeda dengan gadis itu.

"Bukan, Jiya..." Aji menjelaskan, "Tapi kita pake orang yang masih idup, buat pura-pura jadi jenazah."

"Gila ya kalian?"

Kedua laki-laki itu tertawa lagi, bahkan sampai lemas. Harus bagaimana mereka mengajak Jiya untuk bergabung dalam ide konyol mereka.

"Gapapa, biar lebih totalitas." Kata Rendi.

Jiya menghela nafas, sebenarnya masih belum paham dengan pemikiran dua laki-laki itu.

"Terserah deh kalian mau kaya gimana, asal kalian jangan gali kuburan buat ambil jenazah beneran!"

Jawaban Jiya membuat Aji dan Rendi secara bersamaan mengangkat tangan dan menepuk telapak tangan satu sama lain.

TOS!

Karena artinya, Jiya sudah memberikan persetujuan atas ide konyol mereka. Mereka pun tersenyum puas.

"Emang ada yang mau pura-pura jadi jenazah buat praktek sholat?" Tanya Jiya.

Kedua laki-laki itu nampak berpikir. Hingga Rendi sudah mendapatkan satu objek yang menurutnya cocok di jadikan bahan percobaan.

"Buat praktek sholat jenazah, gue ada ide. Gimana kita kocok nama aja, tapi isinya nama Haidar semua. Biar tuh anak sekali-kali engga rusuh, jadi setan dulu dia sehari."

Aji ngakak seraya bertepuk tangan. "Anjay Bang Rendi Epic!"

Jiya juga terkekeh dengan ide konyol tersebut. "Terserah lah, tapi gue engga ikut campur ya, kalau Haidar nanti ngamuk."

Rendi berdecak. "Elah seloww.. Haidar engga bakalan ngamuk." Ucapnya santai.

Iya, itu yang di ucapkan Rendi. Tapi nyatanya, secara langsung Haidar menolaknya dengan tegas. Sesuai rencana, mereka sudah mengocok nama, dan nama Haidar lah yang beneran keluar. Mau bagaimana pun gelasnya di kocok, pasti tetap nama Haidar yang keluar. Wong, isi gelas itu nama dia semua.

KKN Di Desa Kasmaran | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang