22. Patah Hati

981 100 5
                                    


Di kebun buah naga beberapa anak kkn dengan topi caping sedang sibuk melihat-lihat buah naga yang akan siap panen untuk nantinya menjadi bahan sosialisasi produk program kerja divisi ekonomi.

Masih pagi, jadi udaranya masih sejuk dan matahari juga belum terlalu terik.

"Masih jam sembilan lu udah laper lagi?" Yuna melihat jam tangannya. "Tadi pecel dua piring kemana?" Omel Yuna pada gadis yang badannya kecil tapi makannya banyak.

"Itu kan cuma sayur. Aku mana kenyang."

"Ya Allah, Windaaaa. Capek banget gueee."

Teman-temannya hanya tertawa melihat Yuna yang lelah dan Winda yang ngambek tapi mukanya lucu, manyun gitu.

Di kebun buah naga ada Marchel dan Jean yang berbincang dengan pengurus kebun di sebuah saung. Beberapa anak perempuan juga sedang berkeliling kebun melihat-lihat.

Setengah dari tim mereka berpencar untuk melaksanakan jadwal harian kkn, terutama divisi pendidikan yang masih berkutat dengan jadwal mengajar.

"Lo mau makan apa, Win?" Tanya Ryuni.

"Mau batagoooor." Di pancing begitu, Winda semakin menjadi. Dia mulai merengek.

"Gue juga tiba-tiba mau seblak yang viral itu loh." Ningning ikut-ikutan.

Yuna menepuk wajahnya, lelah. "Mana ada tukang batagor di tengah kebun buah naga gini? Lo juga, Ning. Bikin aja sana seblak pake buah naga."

Winda dan Ningning cemberut.

"Pulang dari sini nanti kita beli ya." Kaniya berusaha membujuk mereka.

"Coba chat Haidar minta beliin, Win." Usul Ryuni.

Winda menjentikkan jarinya. "Ide bagus." Dengan cepat, Ia mengeluarkan ponsel dan mengetik beberapa pesan.

"Cek List satu." Cemberut lagi, karena Haidar tidak online.

"Woy, ciwi-ciwi!"

Kepala mereka kompak menoleh pada panggilan interpersonal dari Calvin, yang kedengarannya lebih seperti ngajak ribut sih. Lihat saja muka Ningning sudah menahan kesal gitu semenjak kemunculannya.

"Gimana buah naganya? Bagus-bagus, kan?" Tanyanya ketika sudah berkumpul dengan mereka. "Harus bagus ya, demi keberlangsungan proker utama kkn."

"Dih, ngatur. Siapa lo? Direktur?" Itu Ningning yang bersuara.

"Diem deh, Ning. Lo di cariin sama Mei Mei tuh, di ajakin main masak-masakan."

"Iih, Calvin!"

Breettt

Entah karena Ningning yang terlalu kesal atau memang kontur tanah yang terlalu lunak hingga akhirnya tidak kuat di injak-injak olehnya dan membuat gadis itu terpeleset secara tidak estetik.

"Aah!" Ningning jatuh terduduk.

"Engga bisa diem sih, lo. Bangun." Calvin membatunya untuk bangun. Yang lain juga membantu menepuk-nepuk baju Ningning yang kotor dengan tanah.

"Sakit ga?"

"Pake nanya lagi lo. Sakit lah!"

"Sok-sokan perhatian. Tiap hari kerjaan bikin dia marah mulu. Niatnya mau jadi cowok tsundere, tapi kepentok gengsi. Miris."

Calvin tersindir. Dan Ningning masih mencerna kalimat dari Aji yang tiba-tiba muncul barusan.

Calvin mengulurkan tangan, menepuk-nepuk punggung Ningning, membuat Ningning menatapnya heran.

KKN Di Desa Kasmaran | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang