Penumpang Kapal Win-Je mana suaranyaaa???
Part ini full cerita mereka niihhh, seneng gaa??
Rameiin kuuyy!
____________________°
°
°
°Jam sebelas siang ini Jean nyapu-nyapu posyandu karena kegiatan sudah selesai. Tadi dia ke sini barengan sama Haidar nganterin box makanan. Setelahnya Jean di tinggal di posyandu, mungkin nanti pulangnya bareng Winda naik PCX. Karena tadi Winda sendirian, sementara Kaniya boncengan sama Yuna.
Bisa banget lu, Je.
Tapi mendingan begitu, Jean rela bantu-bantu di posyandu daripada di Balai Desa. Apalagi kata Gino, kelompok KKN sebelah beneran datang ke sana untuk membicarakan kerjasama antara kelompok. Dan pastinya ada Reva.
Bersyukur Jean bisa melarikan diri ke posyandu.
"Itu, Yang..."
Sedang menyerok debu ke cikrak, Kepala Jean langsung terangkat demi melihat Winda yang barusan berbicara sambil menunjuk sesuatu di belakangnya.
Winda barusan manggil dia apa? Yang? Sayang, gitu maksudnya?
Jean jadi senyum-senyum sendiri. Pikirnya, mungkin Winda diam-diam naksir dia, terus keceplosan bilang sayang. Bisa jadi seperti itu, kan?
Tapi eh tapi, ternyata Winda belum selesai berbicara. Gadis itu masih kembali melanjutkan kalimatnya lagi.
"Itu yang di pojok, maksudnya..." Lanjut Winda, kemudian terkekeh geli.
Senyum Jean yang tadinya melebar, seketika langsung memudar. "Yeuuh.. kirain,"
Winda tertawa. "Aku kehabisan nafas tadi, makanya ngomongnya jadi ke jeda." Jelasnya. Tapi tetap tak berhasil mengembalikan senyum di wajah Jean.
"Emang kamu kira aku mau ngomong apa?" Tanya Winda.
"Kirain, lo mau ngomong gue orang terganteng sejagad raya."
Winda mencebik dan tidak menghiraukannya. Kemudian berlalu meninggalkan pemuda itu.
***
Saat perjalanan pulang hujan tiba-tiba turun begitu deras. Motor PCX itu menepi, dan berhenti di sebuah warung yang sedang tidak beroperasi, sekedar untuk berteduh. Mungkin dia akan tetap menerobos hujan, karena dirinya sudah terbiasa hujan-hujanan. Tapi sepertinya tidak dengan gadis berhijab biru muda yang sejak tadi bersamanya. Kasihan kalau harus di ajak hujan-hujanan. Takut sakit. Pikirnya.
"Neduh dulu gapapa, kan?" Tanya Jean ketika mereka sudah turun dari motor dan masuk ke warung yang semi terbuka.
"Iya, gapapa. Lupa bawa mantel, ujannya juga gede banget." Kata Winda, lalu duduk di bangku panjang seraya membenarkan hijabnya yang berantakan dan sedikit basah.
Mereka berteduh di sebuah warung yang terbuka. Jadinya Winda tidak perlu khawatir karena hanya berduaan dengan Jean. Di belakang mereka ada sawah-sawah. Winda melihat angin bertiup kencang bersamaan dengan hujan. Akan berbahya jika memaksakan untuk berkendara. Jadi berteduh sebentar adalah pilihan yang lebih aman.

KAMU SEDANG MEMBACA
KKN Di Desa Kasmaran | NCT
Fanfiction"Duh, anjir ngapain sih gue ada di sini?" "Bisa ngga sih, kita sehari aja engga berantem?" "Gue suka sama lo." "Meski nanti KKN udah berakhir, Gue mau kita masih lanjut." "Jadian, kuy." Gimana jadinya kalau manusia receh, rame, savage, freak, julid...