[ PART 25 ] • PENANTIAN YANG BERAKHIR

9K 671 30
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

••••

Raizel berdiri mematung ketika kedua matanya menatap lurus pada perempuan yang beberapa hari ini tidak dia temui setelah pertengkarannya dengan Althair. Perlahan Raizel mendekati Queen yang duduk di depan piano seraya memainkan sebuah lagu karya Mozart.

"Queen?" panggil Raizel pelan. Gerakan tangan Queen di tuts piano berhenti kemudian menoleh. Dia lalu berdiri berhadapan dengan Raizel.

"Maaf, aku mainin piano kamu tanpa izin," kata Queen.

Raizel masih menatap Queen seolah tidak percaya. "Kamu... ngapain di sini?"

"Latihan."

Kening Raizel berkerut. "Bukannya kamu bilang nggak mau latihan piano lagi sama aku?"

Raut wajah Queen langsung berubah dengan perasaan bersalah pada Raizel. Saat pertengkarannya dengan Althair di rumahnya, Queen menghubungi Raizel bahwa dia tidak akan belajar piano lagi karena Althair dengan keras melarangnya untuk bertemu dengan Raizel.

Namun setelah Queen dan Althair baikan, Althair kembali mengizinkan Queen untuk belajar piano lagi bersama Raizel sebagai gurunya. Karena seperti yang Queen katakan, permainan piano Raizel sangat mirip dengan Almarhumah Shena Chalystha—Mama Queen.

"Aku minta maaf udah buat keputusan sepihak. Jujur, sebenarnya aku masih ingin bermain piano lagi." Tatapan Queen lurus pada kedua manik mata Raizel. "Apa... kamu masih mau mengajariku, Rai?"

Raizel hanya diam. Untuk beberapa saat tidak ada jawaban dari pria itu. Queen langsung berpikir bahwa Raizel menolaknya.

"Kamu pasti masih sakit hati sama aku, ya?" Queen mengangguk-angguk. "Aku paham. Aku nggak akan maksa kamu ngajarin aku lagi. Kamu berhak kok marah sama aku. Aku benar-benar udah seenaknya. Aku minta maaf, Rai."

Raizel tidak menjawab. Pria itu masih berdiri dengan tatapan lurus pada Queen dan bibir terkunci rapat. Karena tidak ada respons apapun dari Raizel, Queen pun memutuskan untuk pergi saja. Dia tahu Raizel pasti sangat kesal padanya.

"Tunggu!"

Langkah Queen terhenti beberapa meter dari pintu ruangan tempat mereka biasa berlatih. Queen menoleh, menatap Raizel yang perlahan berbalik dan berjalan mendekatinya.

"Kamu mau kemana?" tanya Raizel terdengar lembut seperti biasa.

"Aku mau pergi. Kan, kamu udah nggak mau ngajarin aku lagi."

"Siapa bilang?" Raizel menarik sudut bibirnya mengukir senyum manis. Tangannya bergerak menyelipkan sejumput rambut Queen ke belakang telinga. "Aku mau, Queen. Aku mau ngajarin kamu bermain piano lagi," lanjutnya.

"Beneran? Kamu nggak marah sama aku?"

Raizel menggelengkan kepalanya. "Aku nggak bisa marah sama kamu." Karena kamu adalah perempuan yang aku cintai, batin Raizel melanjutkan.

"Makasih, Rai! Makasih banyak kamu mau nerima aku lagi!" ujar Queen senang. Impiannya ternyata masih belum hilang. Dia masih bisa mewujudkan mimpi serta keinginan Almarhumah Mamanya untuk menjadi seorang pianis.

••••

Sevanya berjalan keluar dari butiknya dan menemukan Billy yang sudah menunggunya. Pria itu lantas tersenyum manis menyambut Sevanya yang mendekat.

"Tumben kesini," kata Sevanya.

"Mau ngajak makan siang bareng."

"Kenapa nggak ngabarin dulu?"

FOREVERMORE || QUEEN ALTHAIR! [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang