[ PART 27 ] • UNGKAPAN HATI

7.8K 633 17
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

••••

"Pagi, Queen!" Queenara yang baru menuruni tangga dan menghampiri Queen di ruang makan menyapa dengan senyum yang terukir.

"Pagi, Qi," balas Queen juga tersenyum pada kembarannya. "Mau sarapan apa? Roti atau nasi goreng?" tanya Queen.

"Roti aja deh. Gue buru-buru ke kantor soalnya. Gue dapat kerjasama yang gede."

"Benarkah? Wah, selamat, ya," ucap Queen senang mendengarnya.

"Oh iya, nanti lo mau check-up lagi?" tanya Queenara seraya menyantap sarapannya.

"Iya. Kata Dokter Luna gue ada kemajuan dan sepertinya gue udah mulai sembuh, Qi."

Kedua mata Queenara melebar dengan senyum lebar. "Benarkah? Queen, selamat! Tuh, kan, gue bilang juga apa. Lo pasti sembuh. Cuma butuh waktu dan proses."

Queenara mengelus kepala Queen. "Akhirnya kesabaran dan doa-doa lo selama ini di denger sama Tuhan. Gue seneng banget, Queen."

Queen tersenyum haru. "Ini berkat lo juga yang selalu jagain gue. Kalau nggak ada lo... gue nggak tau apa gue masih bisa bertahan atau enggak. Dulu aja gue pernah kepikiran mau mengakhiri penderitaan ini dengan bunuh diri."

Queen jadi mengingat saat-saat kelam di mana dia selalu tersiksa dengan ketakutan dan selalu ingin mencoba bunuh diri. Namun berkat Queenara dan orang tua angkatnya yang begitu sabar merawatnya dan menjaganya, Queen perlahan mulai sembuh dan tidak pernah lagi berpikiran untuk bunuh diri.

"Gue udah janji sama diri gue sendiri kalau gue akan selalu jagain lo. Gue ingin menebus keterlambatan gue saat lo dalam keadaan terpuruk." Queenara menggenggam tangan Queen. "Lagian... bukankah saudara harus saling menjaga dan mendukung satu sama lain? Itu, kan, yang selalu Mama ingatkan pada kita?"

Queen mengangguk. Benar, Almarhumah Mama mereka sering mengingatkan hal tersebut. Mereka harus tetap bersama dalam keadaan apapun. Saling menjaga dan mendukung satu sama lain.

"Ya udah, gue mau ke kantor dulu." Queenara kemudian bangkit dari duduknya. "Oh iya, nanti ke rumah sakit bareng Althair?"

Queen mengangguk. "Iya. Katanya nanti dia mau nemenin gue."

Queenara menangkup wajah Queen. "Beruntung banget sih kembaran gue ini bisa dapat cowok sesetia dan bucin tingkat dewa kayak Al."

Queen terkekeh. "Lebih banyak cemburunya sih kalau gue udah keluar rumah."

"Nggak salah sih. Lo, kan, cantik, anggun, elegan. Sekali keluar rumah langsung banyak cowok yang suka." Queenara menaik-turunkan alisnya. "Tapi tetap dong ya Al number one?"

"Always. Cuma Althair di hati." Queen menyentuh dadanya.

"Bentar lagi lo mau nikah. Terus gue tinggal sendiri dong."

"Kan, ada Ravel." Queenara tersentak mendengar Queen menyebut nama itu. Queenara kembali teringat pada kejadian beberapa hari yang lalu ketika Ravel hendak melakukan hal gila padanya di apartemen pria itu.

Sebenarnya setelah kejadian itu, Queenara menghindari Ravel. Dia hanya ingin menenangkan diri dulu dari kejadian yang masih membuatnya terkejut. Queenara bahkan tahu selama beberapa hari ini saat dia menghindari Ravel, pria itu selalu mencarinya. Mengirim pesan bahkan juga meneleponnya. Namun semua itu Queenara abaikan.

"Qi, Queenara!" panggil Queen karena Queenara tiba-tiba melamun. "Lo ada masalah sama Ravel?" tanyanya.

"Hah? Enggak kok. Nggak ada masalah." Queenara berbohong. Dia hanya tidak ingin Queen mengetahui soal kejadian tentang dirinya dan Ravel beberapa hari yang lalu. Queenara tidak ingin menambah beban pikiran Queen. Kembarannya itu baru saja mulai sembuh dari penyakitnya.

FOREVERMORE || QUEEN ALTHAIR! [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang