[ PART 03 ] • HI, AGAIN!

13.4K 961 44
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

••••

"Kamu ngapain?"

Rambun tersentak kaget dan langsung berbalik menghadap Dareen yang entah sejak kapan sudah berdiri dibelakangnya. Rambun tidak menyadari keberadaan Dareen karena saking fokusnya melihat Althair melalui kaca buram sebagai pembatas ruangan Althair dan area di lorong.

Kening Dareen berkerut melihat raut wajah Rambun yang terlihat cemas. "Kamu kenapa?" tanya Dareen.

"Emm... itu Pak Dareen, saya khawatir sama Pak Althair. Sudah lewat jam makan siang tapi Pak Althair dari tadi tidak keluar dari ruangannya. Saat saya tanya, saya malah di pelototi," ujar Rambun menjelaskan alasan kecemasannya pada atasannya.

"Ya sudah, biar saya coba bicara sama Pak Althair."

Rambun mengangguk dan mempersilakan Dareen masuk ke ruangan Althair. Dareen memperhatikan Althair yang begitu fokus dengan pekerjaannya. Dareen dapat merasakan hawa di ruangan tersebut begitu dingin dan canggung. Dan dia langsung bisa menebak bahwa ada sesuatu yang terjadi pada Bossnya itu. Dareen menghela napas dan memberanikan diri mendekati Althair.

"Permisi, Pak. Ini berkas yang Bapak minta." Dareen memberikan berkas yang di minta Althair padanya beberapa menit yang lalu.

Althair mendongak dan mengambil berkas tersebut tanpa banyak bicara. Ia lalu melihatnya dengan teliti.

"Pak Althair sudah makan?" Ragu-ragu Dareen bertanya seperti itu antara sungkan dan juga gugup.

"Kalau Bapak belum makan, apa perlu saya pesankan makanan?" tawar Dareen karena Althair tidak menjawab.

Althair melirik Dareen tanpa ekspreksi yang berhasil membuat Dareen seketika bungkam dan meminta maaf. Althair mengembuskan napas berat dan meletakkan berkas di tangannya dengan kasar ke atas meja. Lalu bersandar di kursi seraya memijit keningnya.

"Bapak ada masalah?" tanya Dareen lagi. Bukan maksudnya untuk ikut campur masalah pribadi atasannya. Hanya saja dia hanya khawatir kesehatan Althair menurun karena lebih mementingkan pekerjaan dari pada kesehatannya sendiri.

"Saya cuma banyak pikiran," ucap Althair lagi-lagi mengembuskan napas berat. Soal perjodohan yang di minta orang tuanya kemarin, Althair masih tidak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi ia tidak ingin membuat orang tuanya kecewa apalagi perjodohan ini juga menyangkut masa depan perusahaannya. Tapi di sisi lain Althair mencintai Queen dan hanya ingin Queen yang menjadi pendamping hidupnya. Sampai kapanpun hanya Queen lah ratu di hatinya.

"Dareen, saya mau bertanya."

Dareen memfokuskan perhatiannya pada Althair. "Bapak mau bertanya apa?"

"Kalau misalkan kamu di suruh memilih antara perjodohan demi keuntungan perusahaan dan orang yang kamu cintai, kamu lebih memilih yang mana?"

Kedua mata Dareen mengerjap di belakang lensa kacamatanya. Tanpa dijelaskan sekarang Dareen paham masalah yang sedang di alami oleh Bossnya.

"Itu adalah pilihan yang cukup sulit, Pak."

Althair kembali mengembuskan napas panjang. "Benar, sangat sulit."

FOREVERMORE || QUEEN ALTHAIR! [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang