New merapikan beberapa barang yang kini ada di depannya ke atas nampan, lalu membersihkan meja itu dengan sebuah kain berwarna kuning. Gerakan New terlihat lincah seakan-akan ia sudah sangat profesional di bidang ini.
Setelah meja itu bersih, New merasa cukup bahagia, terlihat dari senyuman New yang mengembang tipis. New sangat puas dengan hasil kerjanya.
Sudah selesai dengan urusannya di atas meja, New melenggang pergi menuju bagian belakang kasir untuk bisa mengakses bagian dapur.
Ya, saat ini New sedang ada di sebuah restoran yang tidak terlalu besar, namun cukup untuk membuat New merasa nyaman dengan pekerjaannya.
New bekerja di restoran ini selama nyaris satu tahun lamanya, itulah alasan kenapa New terlihat lihai dalam pekerjaannya, semua itu karna ia sudah sangat hafal dan mengenal pekerjaannya dengan baik.
Nyaris setahun New bekerja disini, dari pagi hari sebelum sinar matahari berada di atas kepala New, hingga malam hari saat matahari sudah pergi entah kemana. New menghabiskan seluruh waktunya untuk bekerja. Jika New bukan manusia, melainkan robot, mungkin New akan bekerja 24 jam penuh.
Sejak dulu New sangat suka bekerja. New sudah terbiasa dengan pekerjaan yang mengharuskannya menghabiskan seluruh tenaganya hingga terkadang jatuh sakit. New memang tidak bisa diam.
Tapi alasan kali ini New bekerja mati-matian bukan karna ia suka bekerja. Tapi karna New sedang menghindari kesepian.
Ya, menghindari kesepian yang mungkin akan ia rasakan jika ia hanya diam sendirian di kamarnya.
Selama New masih kuat, selama ia bisa. New akan bekerja. Itulah keinginan New yang tidak bisa dibantah.
New tidak ingin kembali terhanyut dalam luka yang tak kunjung sembuh meskipun sudah satu tahun berlalu.
Memang.. luka itu belum sembuh. Bahkan luka itu masih terbuka lebar dan semakin lebar setiap harinya.
Tak ada obat. New sudah mencari obat itu, tapi tak ada yang mempan. Luka itu tak kunjung sembuh.
New sangat tahu hanya ada satu obat yang pasti akan menyembuhkan luka itu, tapi New tidak akan menggunakannya. Itu hanyalah perbuatan bodoh.
Sudah setahun ini New berusaha keras untuk menjauh dari Tay, hingga ia harus bekerja di luar benua hanya demi menguatkan dirinya. Jika tidak seperti ini, mungkin New akan berlari ke rumah itu lagi, karna sungguh— New masih belum bisa melupakan Tay, sedikitpun.
Katakan saja New bodoh. Tapi memang itu yang New rasakan.
New masih ragu apakah keputusannya ini sudah tepat atau tidak, karna perginya dia dari Tay hanyalah membuat luka yang begitu besar di hatinya. New tidak menemukan kebahagiaan seperti yang ia harapkan saat pergi dari Tay. Tapi sekuat tenaga New berusaha untuk bertahan. New selalu yakin jika waktu bisa mengubah segalanya, meskipun belum terbukti padanya.
Setelah semuanya selesai, New menghela nafas cukup panjang dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling dapur. Semuanya sudah sangat rapi. Tak ada lagi sampah potongan sayur atau percikan air disana.
"Pulanglah. Ini sudah larut malam. Kau sudah bekerja terlalu lama hari ini," ucap seorang laki-laki yang kini baru masuk ke dapur.
New menoleh dengan senyuman di wajahnya, "tidak usah mengkhawatirkan ku. Aku baik-baik saja—"
"Aku yang tidak baik-baik saja. Kau tahu? Karna kau selalu melakukan pekerjaan ku, bos jadi sensi padaku. Dia berpikir aku malas hanya karna kau."
New yang mendengar itu pun terkekeh, "tidak usah dihiraukan. Kau lupa jika bos kita sedikit gila?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Mine | End✓
Fanfic⚠️ BOYSLOVE ⚠️ TAYNEW💙⚠️🔞21+⚠️ Tentang seorang artis papan atas bernama Newwie yang memiliki seorang penguntit, seseorang yang begitu terobsesi padanya hingga membuat New memohon Tay untuk menjadi bodyguard nya. Buku ke-13 (tiga belas) Start : 12...