29. Epilog

3.3K 239 25
                                    

New menatap hamparan laut yang kini ada di depan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New menatap hamparan laut yang kini ada di depan matanya.

Desiran ombak terdengar jelas di telinga New, bersamaan dengan suara angin berhembus menyapa tubuhnya yang sudah dingin, menjadi semakin dingin.

Langit tampak sangat cerah, dengan sinar matahari yang sangat terik dan panas, namun tak bisa menghangatkan hati New.

Pikiran New kini kosong. Tak ada apapun. New hanya memandang lurus ke depan, menikmati pemandangan laut yang tampak berwarna biru cerah.

Kenapa aku merasa sedih disaat dunia tampak sangat indah? Batin New.

New akhirnya menghela nafasnya panjang, lalu meminum air kelapa yang ada di tangannya sejak tadi.

Off yang saat ini duduk di samping New juga menikmati minumannya dan menikmati pemandangan yang ada di depannya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun demi menghargai New yang sedang kalut.

"Dia adalah orang yang sangat gue cintai."

Akhirnya New membuka suaranya, membuat Off yang tengah duduk di samping New menoleh.

"Beberapa waktu terakhir ini.. gue merasa sangat bahagia."

"Akhirnya gue punya pacar, akhirnya gue punya seseorang yang bisa gue andalkan, akhirnya gue merasa aman, akhirnya gue merasa nyaman, akhirnya gue merasa sangat dicintai dan diinginkan."

"Semuanya terasa sangat indah. Bahkan saat gue merasa sulit seperti kemarin pun, gue masih merasa indah."

New terkekeh, "gue bodoh banget."

"Mungkin karna dia yang pertama, makanya semuanya terasa baru dan indah menurut gue ya? Mungkin... karna dia orang pertama, gue merasa semuanya spesial. Karna dia yang pertama, makanya sulit untuk pergi meskipun kenyataannya sangat pahit."

"Gue bertahan karna gue dipenuhi ketakutan."

New menghela nafasnya panjang, "apa ada orang lain yang akan menyayangi gue seperti dia? Apa ada orang lain yang bisa memperlakukan gue sebaik dia? Apa ada orang lain yang mampu membuat gue bahagia seperti yang dia lakukan? Apa ada orang lain yang bisa membuat gue merasa aman dan nyaman seperti saat gue bersama dia?"

"Terlalu banyak ketakutan yang membuat gue akhirnya memilih untuk bertahan pada hubungan yang sudah tidak baik."

"Bahkan setelah semua yang gue lalui, gue masih mencintai dia. Gak ada yang berubah. Walaupun gue ada dalam kurungan rumah megah itu, semuanya gak mengurangi rasa cinta gue ke dia."

"Gue bener-bener bodoh."

"Gue gila. Gue bener-bener gila karna sekarang gue pengen balik kesana. Gue pengen dipeluk dia. Gue pengen bersama dia lagi." New mengepalkan tangannya dengan kuat, menahan rasa sakit di dadanya yang begitu menyiksa.

"Memang.. gue memang pergi untuk kebaikan gue dan juga untuk kebaikan dia. Ini demi kebaikan kita berdua. Gue bisa lepas dari hubungan toxic dan dia bisa lepas dari obsesinya."

Just Mine | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang