Januzaj Corp'
Pemimpin baru perusahaan yang saat ini sedang memimpin rapat guna membahas peluncuran produk baru para karyawan membahas mengenai pengeluaran dana, kelebihan dan kekurangan produk, promosi yang akan di kerja oleh staf diberbagai bidang yang bertugas, semua di bahas di ruang rapat dimana dalam pembahasan rapat berjalan kondusif dan kooperatif semua sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemimpin perusahaan.
Perusahaan Januzaj Corp' yang tak lain adalah Zikri meskipun neneknya sedang dirawat intensif di rumah sakit Zikri tetap menjalankan tugasnya harus memimpin rapat karena produk yang akan diluncurkan ini di awasi secara langsung oleh Zikri.
karena Zikri tidak mau perusahaan mengalami kerugian dan akan goyah makanya apapun yang saat ini terjadi dia harus bertanggungjawab atas apa yang dia pegang ini bukan hanya tentang perusahaan keluarganya saja tapi yang lebih Zikri pentingkan adalah karyawannya yang telah mengabdi pada perusahaan dalam kemajuannya dia tak mau kalo karyawan bisa kehilangan perkerjaannya karena kelalaian yang akan dilakukannya.
Ini lah resiko seorang pemimpin apapun yang di pilih harus punya pertimbangan yang sangat baik karena dialah otak dari maju atau mundur nya kejayaan perusahaan dan yang lebih dipentingkan adalah mempertahankan apa yang sudah stabil dalam keadaan baik finansial atau yang lainnya.
Saat setelah selesai rapat Romi sang asisten bertanya pada bos Nya itu mengingat situasi saat ini merka mereka hanya berdua menuju ruangan mereka di Lt. 34 mengunakan lift petinggi perusahaan,
"Gimana keadaan Lo Zik baik-baik aja kan Lo, maaf ya gue ga bisa bantu elo mengingat ini adalah keputusan mutlak Lo dari jauh hari untuk ikut andil rapat penting ini Zik gue merasa bersalah sama Bu Arida Zik"
Mas Romi tertunduk melihat kebawah sepatunya saat Zikri hanya tenang dalam diam berjalan menuju lift Zikri pun menoleh
"Alhamdulillah baik mas, walaupun cukup berat untuk ninggalin Nenek di rumah sakit sendiri tanpa gue yaa meski mbak Sukma yang gue suruh jaga nenek tapi tetap aja sejujurnya gue cemas mas, ga papa mas ini emang kewajiban gue jadi elo ga usah merasa bersalah justru kalo gue yang lalai gue yang akan lebih merasakan rasa bersalah mas"
" Kuat banget si Lo Zik, ga tau gue kalo jadi elo mungkin gue ga akan bisa sekuat elo Zik ngadapin hal-hal berat ini" mas Romi tersenyum kecil melihat bos besar nya ini punya aura kharismatik yang tak di buat-buat
"Yaa.. mau ga mau harus dihadapi mas ini kan jalan hidup udah digariskan jadi kan ga bisa kita cancel kan udah diatur sama tuhan mas" Zikri hanya tersenyum menanggapi ucapan Romi
"Emang ya Zik aura elo ini emang udah mendarah daging yang udah turun gennya dari bokap elo ga habis pikir gue tanpa elo banyak laku yang nyeleneh diam aja udah ngeliatin aura yang susah ditampik bos aura pemimpin emang beda yaa mana plus-plus lagi kesempurnaan Lo bos"
Mas Romi mengutarakan pendapatnya yang cukup melebih-lebihkan itu tapi itu kenyataan yang sebenarnya yang tidak bisa ditampik oleh siapapun
Saat mereka didalam lift pun tak henti-hentinya mas Romi mengajak sang bos besar berbicara,
"Terus bos kalo ibu Arida keluar dari Rumah Sakit siapa dong yang ngerawat bu Arida mengingat Bu Arida saat ini gak bisa sepenuhnya mengerakan badan karena ada syaraf yang bermasalah bos?"
Menikmati kesunyian Yang ada di elevator tapi ada satu makhluk yang senang sekali berbicara siapa lagi kalo bukan mas Romi asistennya,
" Untuk sementara kalo udah pulang palingan mbak Sukma yang jaga nenek dan untuk kedepannya nanti gue pikirin lagi mas yang penting saat ini keadaan lebih baik dulu lah"
Mas Romi hanya mengangguk kecil tanpa melanjutkan pembicaraan seperti mas Romi tau kalo sang bos sedang tidak ingin banyak bicara.
Jam istirahat tiba...
Zikri memutuskan untuk makan di restoran fast food favorit sejuta umat, dia berniat mengajak asistennya yang di iyakan oleh asistennya karena kalo dengan mas Romi yang hobi ngomong itu dia sedikit tidak kesepian meskipun ada aja yang dibahas mas Romi tapi Zikri senang jika ada yang menemaninya makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OXYGEN
Romance"Tenyata hidup ini keras ya... Kukira dihidup ini aku tidak akan mendapatkan kesusahan tenyata kenyataan menghempaskan ku menghadapi realita yang sebenarnya, memang ya.. realita tak sesuai ekspektasi dalam bayangan ku. Saat ini yang sering kulakukan...